NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Tiga

Membunuh wanita itu sangatlah mudah Tuan, cukup kau katakan jika kau mencintai wanita lain, maka runtuh lah dunianya. Tak perlu raga yang kau sakiti, karena wanita tidak selemah itu, cukup kau lukai dengan ucapanmu, maka kau akan lihat dia menangis pilu.

Walau telah berusaha kuat, tapi hati wanita mana yang tak akan sakit jika saat yang paling dinantikan, malam pertamanya, sang suami menyebut nama wanita lain.

Shabir yang ingin mandi wajib melihat sang istri menangis mendekatinya. Duduk di samping Hana. Dia lalu menggenggam tangan wanita itu.

"Apa kamu merasa sakit? Maaf, memang yang pertama itu akan terasa tak nyaman. Sekali lagi, maafkan aku," ucap Gus Shabir dengan lembut.

"Kalau sakit fisik yang aku rasakan, mungkin masih bisa aku tahan, Mas. Apa lagi ini memang kewajibanku. Imbalannya pahala jika aku melayani dengan ikhlas. Tapi sakit yang aku rasakan saat ini lebih dari sekedar fisik. Kamu telah menyakiti hatiku, Mas," jawab Hana.

Hana akhirnya jujur mengatakan semuanya. Dari tadi dia telah menahan rasa sesak di dada sejak sang suami menyebut nama Anin.

"Hana, katakan apa yang membuat kamu sakit hati?" tanya Gus Shabir. Dia belum juga menyadari apa yang telah dia lakukan tadi.

"Mas, apa kamu benar tidak sadar atau pura-pura tak sadar?" tanya Hana dengan suara terbata karena menahan Isak. Dia takut suara tangisannya terdengar sama kedua mertuanya.

Dua bulan sejak pertemuan dengan Ghibran, suaminya sudah mulai tampak berubah. Dia tidak kaku lagi. Sudah mulai mau menyentuhnya. Puncaknya tadi, akhirnya mereka melakukan penyatuan. Hana sangat bahagia, tapi semua tak berlangsung lama. Dia dihempaskan dengan kenyataan jika anak suami masih menyimpan nama Anin dalam hatinya.

Seburuk apakah dia di mata sang suami, sehingga sulit bagi Gus Shabir untuk dapat mencintai dirinya. Dia telah melakukan berbagai cara untuk meluluhkan hati pria itu.

"Aku benar-benar tak tahu, Hana! Katakan saja, agar aku dapat merubahnya," ujar Gus Shabir.

"Apakah sulit bagimu untuk melupakan Anin? Padahal gadis itu belum tentu mengingat namamu apa lagi dirimu. Tapi kamu selalu saja dibayangi olehnya. Aku ini Hana, bukan Anin. Aku ini istrimu yang sah, bukan gadis yang haram untuk kau ingat karena tidak ada ikatan di antara kalian. Apakah saat tadi berhubungan kamu membayangi Anin, sehingga menyebut namanya saat pelepasan?" tanya Hana dengan penuh penekanan.

Gus Shabir melepaskan genggaman tangannya. Dia terkejut saat Hana mengatakan semua itu.

"Astaghfirullah, maafkan aku, Hana. Aku tak bermaksud membuat kamu sakit hati. Aku tak ada niat menyebut dan mengingatnya. Dua bulan ini aku telah berusaha mengubur nama Anin dan menerima kamu. Aku mengaku khilaf. Maafkan aku, Hana!" ucap Gus Shabir dengan penuh rasa penyesalan.

Gus Shabir mengusap wajahnya dengan kasar. Dia terduduk di lantai. Tak percaya jika itu dilakukan. Padahal dia telah berusaha melupakan Anin dan menerima Hana sebagai jodohnya. Dia menatap wajah sang istri yang masih berlinang air mata. Pria itu lalu berdiri dan memeluk erat Hana. Mengecup pucuk kepalanya.

"Maafkan aku, Hana. Sekali lagi maafkan, aku!" ucap Gus Shabir merasa sangat bersalah.

"Walau kamu tak bermaksud menyakiti hatiku, tapi tetap itu sangat menyakitkan Mas. Cobaan apa pun bisa wanita terima dengan lapang dada, tapi saat mengetahui sang suami masih menyimpan nama wanita lain, itu sangat menyakitkan. Jangan buat aku menyerah, padahal aku tahu kita telah berada dipertengahan jalan," ujar Hana.

"Seperti yang sering aku katakan, kita sama-sama berjuang, Hana. Aku berusaha menghapus nama Anin dan mengganti dengan namamu, sedangkan kau berjuang dengan keikhlasan mu menerima kekuranganku ini. Aku telah berusaha selama dua bulan ini, Hana. Aku juga tak ingin menyerah."

Hana menghapus air matanya. Benar yang dikatakan Shabir, dia jangan menyerah. Mereka harus sama-sama berjuang. Mungkin Allah sengaja memberikan ujian dalam rumah tangga mereka agar dia dan Shabir tahu, jika menikah itu bukanlah sesuatu yang indah. Banyak cobaan yang akan dihadapi.

"Sakit memang sakit rasanya, kecewa memang kecewa yang kudapatkan, tetapi akulah yang memilih untuk mencintaimu. Tuhan, jika harus aku bersabar dan bertahan, apakah akan ada akhir yang indah untukku dan dia? Aku mungkin masih bisa menunggu kehadiran cintamu, tapi jika aku telah lelah, mungkin itu saatnya aku akan mencoba melepaskan sekaligus melupakanmu untuk selamanya," gumam Hana dalam hatinya.

Setelah cukup lama mengobrol, dan saling menguatkan. Gus Shabir masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya sehabis melakukan hubungan badan.

Hana masih duduk di tepi ranjang. Dia jadi teringat Anin. Telah lebih dari dua bulan mereka tak ada komunikasi lagi. Jika Ghibran masih mau menghubunginya. Bertanya kabar, walau tak bertemu, tapi Anin, komunikasi antara mereka benar-benar telah terputus. Sepertinya gadis itu juga menutup akses media sosialnya. Hana sempat mengintip, berharap Anin membagi kegiatannya di kampus, tapi ternyata nihil. Postingan terakhir saat mereka lulus pondok pesantren.

"Anin, pasti kamu sangat membenciku. Itu memang pantas aku dapatkan. Percayalah Anin, aku sebenarnya tak menginginkan ini terjadi. Tapi semua harus aku lakukan, demi pertahankan apa yang telah menjadi milikku. Sekali lagi, maafkan aku," gumam Hana, dan air matanya kembali membasahi pipi.

...----------------...

Selamat sore. Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini. Terima kasih.

1
Titee Hidayah
menarik dan menguras air mata
Hanna Maryam
dari awal emang salah sendiri 😒
Titien Muliasari
Luar biasa
muaww
ini pemeran utama siapa si
Cha Cha
dan akhirnya gus itu tidak juga melihatku, pusing kepalaku😁😁😁
Puji Rahayu
kurang komunikasi
kurang slg memahami
gk da manusia yg sempurna
tp cinta yg menyempurnakan.
bukan cr siapa yg salah di sini
tp jln keluar bgaimna mmpertahankan pernikahan itu sendiri.
Anisya Lestari
good job Hana
Anisya Lestari
masih heran sama yang komen jika Hana itu egois ,playing victim ,iri ,dengki.
Coba lebih memahami dari bab" sebleumnya , Anin bilang kalau kasih sayang aisha trhdp Anin dan Hana itu sama ,jika Anin dibelikan mainan maka Hana pun turut dibelikan.memang dalam hal materi oleh Gibran dan Aisha mereka tidak membedakan ,tetapi dalam hal kasih sayang mereka tetap membedakan ,bahkan Syifa juga pernah bilang kalau dia lebih sayang Anin drpda Hana .Nah poiinnya adalah kenapa Hana bersikap seperti itu terhadap Anin ,karena dia belum pernah merasakan kasih sayang yang begitu besar dari orang terdekatnya .Jadi wajar saja semenjak dia menikah dia mempertahankan suaminya karena hanya dia yang memiliki ikatan paling dekat dengan Hana . Hana hanya ingin ada seseorang yang mencintai ,menyayanginya dengan besarnya ,maka dari itu dia mepertahnkan suaminya .
Dian Ayu: jelek ceritanya
nonamanizzzzz: betullk
total 4 replies
Anisya Lestari
Gibran bertanya kpd sabhir perihal persaan yang sebenarnya ,jelaslah Hana tersinggung ,sebagai istri yang jelas dia tau jika suaminya belum menerimanya/ mencintainya ,wajar saja jika Hana marah .
Hana memiliki trauma akan dkucilkan oleh orang" disekitarnya .
Anisya Lestari
kenapa banyak yang menyalahkan Hana disini ,padahal Hana disinipun juga korban,bukan aku lebih condong kehana ,tapi kalau dilihat Anin banyak yang memeluk dia ketika dia ada masalh ,sedangkan Hana dia tidak bisa memeluk siapa" ,dia hanya bisa memendam semuanya ...
nonamanizzzzz: jdi emosi sya
nonamanizzzzz: betulll
total 2 replies
Anisya Lestari
Hana itu sebenarnya dia kesepian,merasa tidak ada yang menganggap dirinya ,karena sedari kecil di lingkungan keluarga besarnya Hana memang dianggap sebelah mata dikarenakan kesalahn ibunya ,Hana bersikap seperti itu kepada Anin karena dia sudah sangat lelah dengan semuanya ,dia hanya ingin cinta ,dan kasih sayang dari seseorang yang dia cinta / sayang ,Hana itu rindu akan kasih sayang seorang ibu yg belum pernah dia rasakan .
Jihan Juniara Syani
Luar biasa
Kadek Bella
lanjut thoor
Nafisa Aprilia
Luar biasa
Nafisa Aprilia
Lumayan
Tiur Lina
anaknya ya kasih ke keluarga suaminya
Tiur Lina
sebenarnya Shabir nggak bisa disalahkan sepenuhnya.. perasaan kan nggak bisa dipaksakan.
yang melamar kan Hana duluan 😃
Tiur Lina
si Hana baper banget.. malas liatnya.
Tiur Lina
lebih baik di cintai dari pada mencintai.
Wiedya Stuti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!