NovelToon NovelToon
Secret Of Paralyzed Husband

Secret Of Paralyzed Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Qaeiy Gemilang

Hi hi haaayyy... selamat datang di karya kedua akuu... semoga suka yaaa 😽😽😽

Audrey dipaksa menggantikan adiknya untuk menikah dengan seorang Tuan muda buangan yang cacat bernama, Asher. Karena tuan muda itu miskin dan lumpuh, keluarga Audrey tidak ingin mengambil resiko karena harus menerima menantu cacat yang dianggap aib. Audrey yang merupakan anak tiri, harus rela menggantikan adiknya. Namun Asher, memiliki rahasia yang banyak tidak diketahui oleh orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa terkhianati

Mendengar laporan yang Franklin berikan membuat Asher naik pitan. Dadanya bergemuruh dipenuhi oleh amarah.

“Jadi, nama wanita itu adalah Audrey?” tanya Asher memastikan.

“lya, Tuan. Nyonya Audrey yang menggantikan nona Callie. Laporan yang aku terima, nona Callie tidak ingin menikah dengan anda karena anda adalah pria yang lumpuh. Dan...-“

Asher segera menekan tombol kursi rodanya dan melaju tanpa menunggu Franklin menyelesaikan apa yang akan disampaikan pria itu.

Asher lebih memilih mengambil keputusan untuk menemui Audrey dan menanyakan perihal pertukaran pengantin wanita tersebut.

“Apa kamu pikir, kamu dapat mempermainkanku, Audrey? Berani-beraninya kamu menipuku!” geram Asher sambil terus melaju dengan kursi rodanya.

Franklin membuang nafas berat saat melihat reaksi Asher. Pria itu tidak menyangka jika Asher akan merespon seperti demikian. Franklin pun bergegas menyusul Asher yang semakin tegang dan marah.

“Maaf Tuan Asher, tapi aku rasa Anda perlu tenang sejenak sebelum berbicara dengan Audrey,” kata Franklin dengan hati-hati saat asisten itu sudah melangkah di sisi kursi roda Asher. Mencoba membujuk tuannya agar tidak berlaku kasar.

“Aku tidak akan mentolerir sebuah pengkhianatan!” seru Asher dengan tegas.

“Mungkin ada penjelasan lain yang belum Anda dengar, Tuan Asher. Jika Anda bersedia mendengarkan, mungkin semuanya akan jelas,” kata Franklin mencoba menenangkan Asher dan berdiri di depan kursi roda pria lumpuh itu.

Asher menghentikan kursi rodanya dan memandang tajam ke arah Franklin. “ Menyingkir dari hadapanku, Franklin. Jika wanita itu memiliki perasaan, dia tidak akan menyembunyikan masalah ini. Dia telah berkhianat dan bersekongkol dengan Brianna untuk mempermainkanku dengan sengaja! Sudah terlalu lama aku menunggu wanita itu berkata jujur. Dia pergi ke peringatan ibunya, sementara Callie masih memiliki ibu. Itu kesalahannya. Aku hanya ingin laporan pasti darimu, Franklin,” Asher memekik.

Franklin menggelengkan kepalanya, ingin sekali membuat Asher memahami situasi dengan pikiran yang lebih jernih. Namun, dia juga tahu bahwa Asher adalah seseorang yang keras kepala dan sulit untuk dihadapi saat sedang marah.

“Tuan Asher, perasaan Anda memang sedang terluka. Tapi, mengapa kita tidak memberikan kesempatan kepada Nyonya Audrey untuk menjelaskan semuanya? Barangkali ada alasan yang kuat di balik keputusannya,” ucap Franklin dengan lembut, berusaha meredakan emosi Asher.

Asher meletakkan tangannya di atas kursi roda, menggenggam kuat. Matanya masih mencoba menatap tajam ke arah Franklin. “Aku tidak peduli dengan alasan apapun, jadi menyingkir atau ku lindas kakimu!” hardik Asher.

Franklin merasa pusing dengan sikap Asher yang begitu keras. Akhirnya, pria itu pun mengalah memberikan jalan kepada Asher.

Sementara Kane dan Luwan, mengintip di balik tembok dengan apa yang terjadi antara Franklin dan Asher.

“Kane, bagaimana ini? Aku merasa, tuan kali ini akan benar-benar marah. Jika begini, wanita mana yang akan betah dengan tuan?” Luwan berbicara dengan suara berbisik-bisik.

“Luwan, kita tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi. Tetapi mengingat karakter tuan yang sulit diredakan saat marah, aku khawatir ia akan melampiaskan kemarahannya pada Nyonya,” jawab Kane dengan cemas.

“Aduh, padahal aku sudah berkhayal jika tuan dan nyonya akan berlarian di taman dengan perasaan penuh cinta. Namun... Sepertinya, nyonya akan bernasip tragis,” jawab Luwan.

Kedua pria itu terus mengintip dari balik tembok, sambil berharap bahwa segalanya akan berakhir dengan baik. Mereka tidak ingin melihat kehancuran dalam hubungan Asher dan Audrey.

Sementara Audrey, kini sedang menikmati makanan yang di antar oleh Luwan. Sesekali matanya menyisir ruang kamar mewah itu dengan mulut mengunyah.

“Sepertinya, aku tidak percaya jika Asher adalah pria yang miskin. Lihatlah perabotan dan dekorasi di sini. Semua terlihat begitu megah,” gumam Audrey dalam hati.

Satu sendok makanan kini masuk ke dalam mulut wanita itu. “Brak!” Audrey terperanjat kaget hingga kedua pundaknya terangkat, dan hampir saja piring yang dia pegang lepas saat pintu kamar itu terbuka lebar.

“Asher...,” ucap Audrey pelan, saat melihat Asher dengan kursi rodanya berada di ambang pintu dengan wajah datar, namun tatapan Asher kepadanya sangatlah menusuk.

“Kamu sudah makan?” tanya Audrey dengan hati-hati sambil menyodorkan piring ke arah Asher yang mendekat menuju ke arahnya.

Prang!”

“Aaa...!” Audrey menjerit saat Asher menghempaskan tangan Audrey hingga piring yang berada di tangan wanita itu melayang dan jatuh hingga menyebabkan bunyi pecahan yang nyaring.

Asher, dengan emosi mencengkram pipi Audrey, pria itu menarik wajah Audrey ke depan, hingga wajah wanita itu berada tepat di depan wajah Audrey yang hanya berjarak beberapa inci.

“Katakan, apa niatmu menikahiku, huh?” tanya Asher penuh penekanan.

Audrey terbatuk-batuk, terkejut dengan perlakuan kasar Asher. Mata Audrey menatap nanar ketakutan pada Asher. Ia tidak pernah mengira bahwa keputusan untuk menggantikan adik tirinya menikah adalah keputusan yang benar-benar salah. Wanita itu baru sadar, jika isu yang mengatakan jika Asher adalah pria arogan memanglah benar.

“Nathan...tolong lepaskan aku,” desak Audrey dengan suara bergetar.

Namun, Asher tidak mempedulikan permintaannya. Matanya masih menatap tajam ke arah Audrey, mencari kebenaran di balik tindakan wanita itu.

Asher merasa terhina, direndahkan, dan dipermainkan. Kekecewaan dan amarah yang meluap dalam dirinya tak terbendung lagi.

“Aku berpikir kamu adalah wanita yang berbeda dari yang lain, Audrey. Tapi ternyata, kamu juga hanya sekedar manipulatif seperti mereka. Apa niat kalian? Katakan!” seru Asher dengan suara yang penuh dengan kekecewaan, pria itu membuang wajah Audrey dengan kuat ke arah lantai.

Bruk!

Audrey jatuh terduduk di lantai, merasakan nyeri yang menusuk di pipinya. Audrey mencoba menahan air mata yang sudah menitik di sudut mata wanita itu, Audrey merasa hancur dan tak berdaya.

“As-Asher, aku tidak mempunyai niat jahat atau ingin membohongimu. Demi Tuhan -aaakkkhh!” Audrey tiba-tiba menjerit dengan keras sambil menahan tangannya, saat Asher menggilas tangan Audrey dengan kursi roda.

“Kau pikir aku peduli? Jangan menyebut nama Tuhan saat kamu sedang melakoni sebuah peran yang bernama kebohongan, Audrey!” tekan Asher dengan tatapan nyalang menatap Audrey.

“Aaakkhh... Asher, tolong hentikan.... Sakit...”

Audrey merintih dengan tangis memilukan, dia mencoba menarik tangannya yang tergilas roda. Rasanya, tulang jari jemari wanita itu akan remuk.

“As---Asher, aku... aku tidak bermaksud membohongimu. Tapi jujur, aku tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi,” ucap Audrey dengan suara gemetar.

Asher merasa semakin frustasi mendengar kata-kata tersebut. Dia tidak bisa menerima alasan Audrey yang terus-terusan membohonginya.

Franklin hanya menunduk melihat kejadian tersebut di ambang pintu. Sedangkan Luwan dan Kane, merasa sesak di dada mereka saat melihat Asher dengan tega melakukan hal menyakitkan kepada Audrey.

“Oh... Luwan, bagaimana sakitnya tangan Nyonya?” ucap Kane dengan suara lirih.

Tidak bisa berkata apa-apa, Luwan hanya menggelengkan kepala dengan sedih melihat Audrey yang saat ini tengah menderita di tangan Asher.

“Franklin!” panggil Asher.

Franklin mengangkat wajahnya. “Iya, Tuan!” jawabnya dengan lantang.

“Bawa wanita ini ke penjara bawah tanah! Aku ingin dia sendiri yang mengatakan kebenarannya padaku!” titah Asher yang segera menyingkirkan kursi rodanya dan berlalu.

Audrey yang mendengar perintah Asher, segera bangkit dari lantai sambil memenangi tangannya dengan air mata yang tercurah memenuhi kedua pipi. “Asher... Tolong, aku takut kegelapan! Jangan kurung aku-“

“Nyonya, maaf, jika aku harus melakukan ini. Tapi, biarkan aku yang akan berbicara dengan tuan,” ucap Franklin menghadang tubuh Audrey.

1
Salbiah
semangat author..
Qaeiy Gemilang🌟: makasih
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
Marifatul Marifatul
🤔🤔
Qaeiy Gemilang🌟
cerita baru yg sangaaattt menariiikkk😍😍😍
Delita bae: salam kenal. semangat ya😇👍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!