NovelToon NovelToon
The Choice Queen

The Choice Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Harem / Transmigrasi
Popularitas:845.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?

*Cover by Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCQ 23: Sebuah Peringatan

Istana Linghua, istana kediaman Shen Lihua.

Kabar mengenai penangguhan pengangkatan Ratu di aula pengadilan sampai ke telinga Shen Lihua. Wanita itu sangat marah sampai wajahnya memerah. Di dalam istananya, dia tidak lagi menjaga citranya sebagai wanita raja yang lembut, cantik, dan berbakat, karena hanya di sinilah dia bisa menunjukkan wajah aslinya.

“Apa yang sebenarnya dipikirkan Yang Mulia? Bukankah sudah seharusnya aku segera diangkat setelah Ratu Ling mati?”

Pelayannya hanya berdiri di belakangnya dengan takut. Kemarahan Shen Lihua membuat seisi istana ketakutan dan menjauhkan diri, membiarkan calon ratu mereka melampiaskan amarahnya sendirian.

Shen Lihua tidak habis pikir, mengapa Raja Nangong malah menunda peresmiannya?

“Selain itu, mengapa dia juga harus mendengar pendapat Li Fengran?”

“Nyonya, Pemangku Pedang memiliki kewenangan mengikuti pengadilan. Atas izin Raja, dia bisa mengutarakan pendapatnya,” ucap pelayannya takut-takut.

Shen Lihua sangat tidak senang. Keputusan raja mengangkatnya sebagai Pemangku Pedang sudah sangat mengesalkan bagi Shen Lihua.

Ia pikir, ia akan menjadi satu-satunya wanita yang mendapat pencapaian tertinggi. Posisi ratu yang ia capai dengan susah payah ini tidak seharusnya ditandingi oleh posisi lain.

Pemangku Pedang itu, seharusnya tidak ada!

Mengapa raja berpikir membutuhkan seorang Pemangku Pedang? Itu membuat Dongchuan menang selangkah dari Zichuan.

Shen Lihua membawa kehormatan untuk Zichuan, tapi Li Fengran malah mendapat kehormatan yang istimewa!

Tiba-tiba terdengar sebuah suara langkah kaki yang terburu-buru. Seorang pelayan kepercayaan Shen Lihua melengang masuk sembari membaca sepucuk surat dan menyerahkannya pada wanita itu. “Nyonya, Tuan Besar mengirimkan surat.”

Shen Lihua menunda sejenak kemarahannya dan membaca surat itu. Ekspresinya menegang, kemudian berangsur-angsur mereda. Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa Tuan Besar Dongchuan sudah menerima kabar perihal masalah pengangkatan Ratu, dan dia sendiri akan datang ke ibukota untuk meminta penjelasan sekaligus menegaskan bahwa Raja Nangong tidak bisa mempermainkan Zichuan.

Selain itu, surat itu juga memintanya untuk melakukan sesuatu agar saat Tuan Besar Zichuan datang, posisi Ratu menjadi miliknya dan raja tidak dapat menyangkal lagi.

Shen Lihua menyunggingkan senyum. Tuan Besar Zichuan ini, sekaligus keluarganya, benar-benar memahami apa yang dia inginkan.

Pada beberapa saat kemudian, Shen Lihua menyunggingkan senyumnya dan membakar surat tersebut.

“Yang Mulia, kamu mungkin bisa mengatasi para menterimu. Tetapi, apakah kamu bisa melawan ibumu sendiri?”

Lain halnya dengan Istana Changsun. Penghuni istana itu, Li Fengran, diizinkan untuk beristirahat selama dua hari sejak kejadian kemarin.

Li Fengran hanya tiduran, mandi, makan, buang kotoran, kemudian bermalas-malasan. Bisa dibilang itu adalah hari paling santai yang pernah ia miliki sejak datang kemari.

Li Fengran tidak perlu bangun pagi, mandi air dingin dan ikut ke pengadilan bersama Nangong Zirui. Tabib Hong yang memeriksanya terakhir kali tidak datang lagi dan hanya memberikan resep penawar racun pada Xiang Wan, sementara pelayan itu merawatnya dengan sangat baik.

Saat Li Fengran sedang bersiap makan siang dan meminum sup obat, pintu istananya tiba-tiba digedor dari luar. Orang itu tidak sabaran, berteriak terus menerus.

Xiang Wan membukanya, lalu berdebat beberapa kata dengannya. Tapi, pelayan yang datang tersebut tidak sabar dan malah mendorong Xiang Wan.

“Lancang! Beraninya kamu mendorong pelayanku!” sentak Li Fengran. Ia tidak rela Xiang Wan ditindas oleh pelayan lain.

“Heh, hanya wanita biasa, berani berlagak? Ibu Suri memintamu datang! Cepat pergi!” ucap si pelayan tersebut.

Marah, tapi Li Fengran segera menyembunyikannya setelah mendengar penuturan pelayan tersebut. Pantas saja dia begitu kasar, ternyata berasal dari istana dalam. Tapi yang membuat Li Fengran ragu adalah permintaan Ibu Suri yang menyuruhnya datang.

Dia tidak punya hubungan apapun dengan Istana Belakang, mengapa Ibu Suri harus memanggilnya?

“Aku bukan anggota harem. Untuk apa aku mengikutimu?”

“Jika Nona tidak pergi, Ibu Suri yang akan datang kemari.”

Tidak ingin cari mati, Li Fengran akhirnya pergi setelah memperbaiki pakaiannya. Sepanjang jalan, Li Fengran terus menggerutu dan mengeluh. Ingin mendapat hari yang damai pun sangat sulit. Nangong Zirui tidak mengganggunya, tapi seseorang yang lain malah datang menggantikannya!

Di Istana Belakang, tepatnya di Istana Ningxi yang menjadi kediaman Ibu Suri, Li Fengran melihat wanita setengah tua itu sedang duduk di taman sambil menikmati teh.

Di sampingnya ada Shen Lihua, Su Min, dan Fei Jia yang menunggunya. Ekspresi mereka sangat jelek. Li Fengran yakin ini adalah pertanda buruk.

“Salam kepada Ibu Suri,” ucap Li Fengran.

Seperti biasa, Ibu Suri mengabaikan salamnya lagi dan tidak menyuruh Li Fengran menegakkan tubuh. Li Fengran bangun sendiri, namun pelayan Ibu Suri mendorongnya untuk berlutut.

“Kudengar, kamu memukuli Selir Su dan Selir Fei?” tanya Ibu Suri.

“Tidak,” jawab Li Fengran. “Aku tidak memukuli mereka. Mereka sendiri yang menghadangku.”

“Benarkah?”

Li Fengran agak takut, tapi dia tidak bisa ditindas seperti ini. Tidak disangka siluman-siluman rubah itu malah mengadu pada Ibu Suri! Li Fengran benar-benar sudah meremehkan mereka.

“Aku mematuhi perintah Raja untuk meminta stempel Ratu dan mereka menghalangiku. Ibu Suri, mohon jawab pertanyaanku, apakah aku harus melanggar perintah Raja dan diam saja?”

Ibu Suri berhenti memutar cangkirnya. Sesekali dia melirik tiga menantu perempuannya yang memasang wajah tidak terima.

“Ibu Suri tahu dengan jelas bahwa Pemangku Pedang adalah tangan dan kaki Raja. Ketika seseorang menghalangi urusan yang dimandatkan Raja kepada Pemangku Pedang, itu sama artinya dengan menghalangi urusan negara. Aku punya kewenangan untuk melawan. Ibu Suri, apakah itu salah?”

“Heh, kamu pandai bicara!”

Sejak menjabat sebagai Ibu Suri, dia tidak pernah menjumpai wanita yang tidak sopan seperti Li Fengran. Walau wanita dari Empat Wilayah Negara Bagian sering datang dan pergi di istana, semuanya memiliki temperamen bagus dan teratur. Wanita ini, justru memiliki sifat yang berbanding terbalik.

Ibu Suri tidak memperhatikannya sebelumnya karena marah pada putranya. Tapi setelah mendengar penuturan ketiga menantunya, dia jadi marah lagi dan langsung memanggilnya.

Dalam kamus hidupnya, tidak ada Pemangku Pedang. Wanita, setelah masuk ke istana jika tidak menjadi pelayan maka menjadi selir.

“Pelayan! Ambilkan cambukku!” seru Ibu Suri.

Mata Li Fengran membelalak. Yang benar saja! Ibu Suri ingin menghukumnya?

“Ibu Suri, apa yang ingin Anda lakukan?”

“Apa yang ingin kulakukan, kamu jelas tahu! Sebagai wanita, kamu sangat tidak patuh dan tidak sopan! Kamu bahkan berani menyakiti selir-selir Raja! Jika aku tidak memberimu pelajaran, maka seluruh wanita di Donghao akan meniru perilakumu!”

Pelayan di sisi Ibu Suri memaksa Li Fengran mengulurkan tangan. Li Fengran memberontak, namun para pelayan itu tidak melepaskannya.

Sebelum cambuk Ibu Suri mengenai telapak tangannya, Li Fengran menggigit tangan pelayan sampai berdarah. Pelayan-pelayan seketika melepaskan cekalannya.

“Kamu!” Ibu Suri marah dan mengangkat cambuknya tinggi-tinggi.

Pada saat itu, Li Fengran menggunakan kesempatan dan melarikan diri. Dia dikejar para pelayan dan berputar-putar di taman Istana Ningxi. Larinya cepat sampai para pelayan hampir kehabisan napas dan megap-megap, sementara Ibu Suri marah sampai wajahnya memerah.

Fei Jia dan Su Min ikut mengejar, tapi lari mereka tidak secepat Li Fengran.

“Jangan biarkan wanita itu kabur!” teriak Ibu Suri.

“Ibu Suri, tenangkan diri. Jangan sampai merusak kesehatan karena marah pada wanita seperti Pemangku Pedang,” Shen Lihua menenangkan, padahal ia tersenyum di hatinya.

“Rubah sialan! Beraninya kalian mengejarku!”

Aksi kejar-kejaran itu seketika terhenti saat Li Fengran tersandung dan jatuh tengkurap. Apa yang dia lihat di depan matanya adalah sebuah sepatu bersulam yang memiliki kualitas terbaik.

Beberapa sentimeter di atasnya adalah ujung jubah berwarna hitam dari sutera, bersulam benang emas. Li Fengran mendongak ke atas, barulah ia melihat bahwa benar-benda yang dilihatnya adalah bagian dari pakaian yang dikenakan seseorang.

“Xiao Feng, apa yang kamu lakukan?”

Nangong Zirui menatapnya dengan dahi berkenyit. Merasa bahwa ini adalah pertolongan Tuhan, Li Fengran langsung berdiri dan bersembunyi di belakang tubuh Nangong Zirui.

Dia menunjuk Fei Jia dan Su Min, “Yang Mulia, mereka mengejarku. Pemangku Pedang adalah bawahanmu, kamu tidak boleh membiarkannya ditindas di depan matamu!”

Pandangan dingin Nangong Zirui jatuh pada Su Min dan Fei Jia yang menunduk, lalu ke taman tempat Ibu Suri dan Shen Lihua berada. Saat itu, ekspresi Ibu Suri berubah jelek. Kehadiran putranya ini sungguh tepat sekali!

“Rui’er, mengapa kamu kemari?” tanya Ibu Suri.

“Jika aku tidak kemari, apakah Ibunda akan mencambuk Pemangku Pedangku?”

“Rui’er, aku hanya memberi hukuman ringan padanya. Dia sudah menindas selir-selirmu. Apakah aku tidak berhak menghukumnya?”

“Tentu saja tidak berhak. Pemangku Pedang adalah pejabat wanita dan bawahanku. Dia bukan anggota harem. Jika ingin menghukumnya, maka hanya aku yang berhak menghukumnya.”

“Putraku, apakah kamu sekarang tidak mendengarkan ibumu lagi?”

“Bukan begitu. Hanya saja tindakan Ibunda kurang pantas. Aku tahu jelas sifat Pemangku Pedang. Sebaiknya Ibunda tanyakan sendiri kepada menantu-menantu Ibunda, apa yang telah mereka lakukan sampai Pemangku Pedang berkelahi dengan mereka.”

Nangong Zirui menarik tangan Li Fengran dan berbalik, membawa wanita itu keluar dari Istana Belakang. Ibu Suri marah dan melempar cambuknya, ia hampir limbung jika saja Shen Lihua tidak menyangganya.

Seumur hidupnya, dia tidak pernah melihat putranya bicara begitu dingin dan menatapnya seperti itu.

“Ibu Suri harap tenang. Yang Mulia mungkin terpikat oleh kecantikan dan tidak sadar membuatmu marah,” Shen Lihua mencoba menenangkan. Walau perkataannya terdengar tulus, namun itu adalah pisau yang semakin mengiris kemarahan Ibu Suri.

“Benar. Rui’er tidak akan bersikap kurang ajar padaku jika wanita itu tidak memikatnya. Lihua, pengangkatanmu tidak bisa ditunda lagi.”

1
Eda Eda
👍
Endang Nurhayati
😂😂😂 keberuntungan yang memihak, cuma tidur dapat burung Phoenix
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Vani_27
lahh cewek anehh, terlalu memaksakan diri, karakter pemangku pedang ini kesen nya gmna yahh memaksaa 🤣🤣🤣
segala apk
Luar biasa
Jeffie Firmansyah
terhanyut dalam cerita sehingga membuat kesedihan dalam dada😭
Jeffie Firmansyah
sumpah ngakak abis seruuu Thor 💪
afifah aefa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Noni Diani
Luar biasa
Yanti Suryantini
Biasa
Yanti Suryantini
Buruk
Ayu Dani
berat
Bzaa
semangat terus ya kak
Bzaa
kerennn dan penuh dengan akal..
Bzaa
raja benar-benar kuat, saLuttt
Bzaa
raja bener2 peka dan pengertian 😄
Bzaa
kerennnn
Bzaa
jgn2 tangan raja yg di gigit nya😁
Bzaa
pengawal mo, ketempuhan😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!