Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10. Bukan Salahku Merebut Istrimu
Meragukan sebuah kebahagiaan karena mendapat sebuah cobaan dan mencoba mencari kebahagiaan memanglah sebuah relokasi dari kehidupan, tapi terkadang manusia lupa.
Bahwa "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu juga menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu."
Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagimu, berhentilah mencari kebahagiaan yang menurut kamu benar tapi cobalah meminta kebahagiaan lewat sujud dalam sepertiga malam mu.
Karena sesungguhnya Allah lebih dekat denganmu, bahkan lebih dekat dari urat nadimu.
•
"Dikta? Maafin Mama yah nak, Mama gak bisa menasihati Robby ke jalan yang benar, Mama sudah gagal mendidik seorang anak," Mama Reni tampak bersedih.
Dia terduduk diatas ranjangnya, air matanya mengalir saat Dikta yang ada disampingnya juga duduk dengan wajah tertunduk.
"Bukan salah Mama, tapi mungkin ini sudah takdir dari yang kuasa, Dikta yang tidak bisa menjaga suami Dikta, Dikta tidak bisa meneruskan wasiat dari Papa Reno, untuk apapun yang terjadi jangan sampai Dikta bercerai dengan Bang Robby," Perlahan air mata Dikta jatuh mengusam dibalik wajahnya yang tertutup hijab kala itu.
Ia menangis bukan menyesali perceraian itu melainkan kecewa pada dirinya sendiri yang melanggar janji atas Ayah angkatnya, sosok yang sudah menyekolahkan dan memberinya kehidupan yang lebih layak.
Mama Reni yang masih meneteskan air mata perlahan meraih tangan Dikta dan menangkupnya erat, Dikta mengangkat kepalanya sehingga kini kedua mata Mama Reni bertemu pandang dengan Dikta.
"Mama mohon, tolong berusaha sekali saja, untuk terakhir kalinya, jangan sampai pernikahan kalian hancur," pinta Mama Reni dengan nada sedih berharap pernikahan Dikta dan Robby akan baik-baik saja.
Dikta terdiam, dia menarik tangan nya dan meratap dengan kepala menunduk. "Maafin Dikta Ma, bukannya Dikta menyerah pada takdir Allah, tapi memang ini sudah jalannya, Dikta menyerah karena suami Dikta lebih memilih menciptakan cap jari di atas surat gugat perceraian demi mengucap akad dengan Glenca."
Mama Reni terdiam, ia menatap Dikta yang bercucuran air mata menolak permintaan Mama Reni, untuk pertama kalinya Dikta menolak permintaan Mama Reni, yang sudah dia anggap orang tua kandungnya sendiri setelah dia tidak tahu sebenarnya dirinya anak siapa.
"Lima tahun Dikta menjalani pernikahan tanpa status, Dikta menjadi seorang istri yang bahagia di mata orang lain, tapi tidak yang tahu air mata Dikta ketika sendirian, Dikta ibarat burung yang terperangkap didalam sangkar emas, bukannya Dikta ingin menolak, tapi mungkin ini jalan untuk Dikta bahagia, sudah terlanjur sakit hati Dikta." lanjut Dikta. "Dikta berusaha berdamai dengan keadaan, namun kondisinya sulit, Dikta menangis disaat Bang Robby memilih bercinta dengan Glenca didalam kamar pengantin kami, Dikta tersenyum diatas pelaminan disaat Bang Robby meminta izin ke toilet padahal dia berciuman mesra dengan Glenca disana."
"Lima tahun Dikta, menutupi aib seorang suami, karena ketika aib seorang suami akan menjadi luka bagi istrinya, Dikta tidak ingin Bang Robby di cap jelek, tapi apa dampaknya bagi Dikta? Dikta hanya seperti seonggok daging yang bertahan ditengah meja tanpa terjamah, bahkan disaat Bang Robby sendiri menolak mengakui anak dalam kandungan ini," Dikta menangis. "Maafin Dikta, Ma."
•
•
•
Setelah Mama Reni dan Dikta masuk kedalam ruangan rawat Mama Reni, Adam segera berjalan menyusul Robby dan Glenca dia masih belum puas dan tidak menyangka bahwa Robby tega melakukan itu kepada Dikta.
"Tunggu!" Adam menghentikan langkah Robby dan disaat Robby berbalik dia langsung melepaskan bogeman mentah di wajah Robby.
Glenca yang melihat itu membulatkan mata sempurna, sedangkan Adam langsung meraih kerah kemeja Robby dan membuatnya berdiri. "Kau adalah suami pengecut yang pernah aku temui, kau selingkuh dan menjalin hubungan dengan wanita lain, disaat ada istri Sholeha yang selalu menutupi aib-mu."
"Jangan ikut campur!" Robby memberontak sehingga tangan Adam terlepas dari kerah kemejanya. "Kalau kau ingin dia bahagia, kenapa kau saja yang menjadi suaminya?"
Adam terdiam. "Baiklah, kalau begitu maumu, bukan salahku merebut istrimu."
•
•
•
TBC
sehat dan semangat terus ya
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻