"Papa sudah menjodohkanmu dengan Arion, putra dari sahabat Papa!"
Jedar, bak tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari sang Papa. Seketika tubuh Zeva langsung menegang dengan mulut terbuka.
"tidak, ini tidak boleh terjadi!"
Niat hati ingin meminta restu untuk hubungannya dengan sang kekasih, malah berakhir dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Bak buah simalakama, itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang Zeva rasakan saat ini. Dia tidak bisa berpisah dengan laki-laki yang sangat dia cintai, tapi tidak juga bisa melawan kehendak kedua orangtuanya.
Apakah yang akan terjadi pada Zeva selanjutnya?
Bisakah dia membina rumah tangga sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya?
Yuk, ikuti kisah mereka yang penuh dengan kegaduhan dan kejutan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23. Suapin Aku!
Lusi sangat terkejut dengan apa yang Arion katakan. "I-istri? Anda sudah menikah?"
Arion menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi dari tempat itu, dia sengaja mengatakan kalau sudah menikah karna tau kalau sejak tadi wanita itu terus saja mendekatinya.
Sementara Haris sendiri sudah terbiasa melihat pemandangan itu, setiap wanita memang akan jatuh hati pada ketampanan Arion. Sampai-sampai tidak ada wanita yang menyukainya, padahal dia juga sangat tampan.
Pada saat yang sama, Zeva sedang menikmati makan siang di ruang makan yang ada di perusahaan. Dia bersama dengan 2 orang wanita, bernama Lita dan juga Rani.
"Gimana Ze? Enak jadi sekretarisnya Tuan Arion?"
Zeva yang masih menikmati makanannya beralih ke arah Lita. "Em ... ya gitu lah, pekerjaannya sih oke, tapi bosnya yang enggak! Hihihi!"
Kedua wanita itu ikut cekikikan saat mendengar ucapan Zeva. "Tapi enak dong Ze, tiap kerja liat yang segar-segar. Pertama Tuan Arion, terus Tuan Haris juga. Mereka benar-benar tampan!"
"Cih, Tuan Haris itu lebih tampan dan baik dari Tuan Arion. Walaupun Tuan Arion lebih kaya!" Lita menyuarakan pendapatnya, dia ini adalah fans garis keras Haris.
"Haih, mereka berdua sama aja!" Zeva malas sekali jika harus membahas orang-orang menyebalkan itu, lebih baik dia lanjut makan dari pada membicarakan mereka.
"Iya sama, sama-sama ganteng! Wkwkw!"
Lita dan Rani masih saja membicarakan Arion dan juga Haris membuat telinga Zeva menjadi panas, tapi benar juga sih yang mereka katakan. Kalau dua lelaki itu memang tampan.
Setelah selesai, Zeva kembali ke ruangannya sambil membalas pesan dari Gavin. Rupanya laki-laki itu ingin kembali menemuinya.
"Duuh, gimana ini? Kalau aku pulang telat lagi, bisa-bisa Arion ngamuk!" Zeva merasa bingung, dia ingin bohong pada laki-laki itu tapi tidak tau ingin membuat alasan seperti apa.
"Zeva!"
Tubuh Zeva terlonjak kaget saat mendengar suara baritone seseorang, lalu dia melihat ke arah belakang di mana sumber suara berasal.
"Loh, kau sudah datang?" Dia kaget saat melihat Arion dan Haris sudah datang ke kantor.
"Kau sudah makan?"
Bukannya menjawab, tetapi Arion malah menanyakan apakah Zeva sudah makan apa belum.
"Aku udah makan tadi, kenapa? Kau belum makan?"
Arion menganggukkan kepalanya. "Aku mau makan!"
"Terus? Apa yang harus ku lakukan? Apa kau mau aku menyuapimu?" Zeva merasa heran, kalau makan ya tinggal makan. Kenapa harus mengatakan padanya?
Arion langsung tersenyum miring saat mendengar ucapan Zeva, dia lalu melihat ke arah Haris untuk menyuruh laki-laki itu melakukan sesuatu.
"pesankan makanan dan minuman untukku, Haris! Karna istriku ingin menyuapiku makan!"
"Baik, Tuan!" Haris langsung mengiyakan apa yang Arion katakan, sementara Zeva membelalakkan kedua matanya mendengar perintah Arion.
"tu-tunggu, aku, aku hanya asal bicara saja tadi. Jadi kau tidak perlu-"
"Ku tunggu di ruangan!" Tanpa memperdulikan kepanikan Zeva, Arion langsung saja meninggalkan wanita itu dan masuk ke dalam ruangannya.
"Hey, tunggu! Astaga, apa yang sedang dia lakukan sih?" Zeva merasa betul-betul kesal, bisa-bisanya Mahen berkata seperti itu. Padahal tadi kan dia hanya bercanda saja.
Tidak berselang lama, Haris kembali ke ruangan dengan membawa bingkisan yang berisi makanan dan juga minuman sesuai pesanan Arion.
"Ini makanannya, Nona!" Haris meletakkannya di atas meja yang ada di samping Zeva.
Zeva hanya melirik ke arah makanan itu, dan enggan untuk mengambilnya. "Lebih baik kau saja yang memberikannya, Tuan Haris!"
Haris mengernyitkan keningnya. "Bukannya Nona sendiri yang ingin menyuapi Tuan?"
"apa? I-itu tidak benar, tadi kan aku cuma asal bicara saja!"
"Tapi Tuan juga menginginkannya, Nona! Tuan pasti akan sangat bahagia jika Nona yang menyuapinya, bukankah seorang istri harus melayani suaminya?"
Glek. Ucapan Haris itu terasa menampar hati Zeva dengan kuat, karna selama ini dia tidak pernah melayani laki-laki itu.
"Ba-baiklah, aku akan membawanya masuk!" Ya anggap saja sebagai bayaran karna laki-laki itu sudah memberi kebebasan padanya.
Arion yang sejak tadi memperhatikan Zeva dari ruangannya langsung pura-pura mengerjakan pekerjan, seolah-olah tidak tau kalau wanita itu akan masuk ke dalam ruangannya.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Zeva langsung saja masuk ke dalam ruangan itu seperti biasa. Tangannya menenteng sebuah bingkisan yang langsung dia letakkan di atas meja.
"Makanannya sudah datang, ayo makan!"
Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, Arion langsung bangun dari kursi panas dan berjalan ke arah sofa. Dia duduk tepat di samping Zeva yang sedang menyusun makanan itu.
"Kau akan menyuapiku?"
Zeva terdiam saat mendengar pertanyaan Arion, tetapi tangannya mengambil sesendok makanan dan diarahkan ke mulut laki-laki itu.
Arion langsung membuka mulutnya dan makanan itu masuk sempurna ke dalam sana, dia merasa sangat senang karna Zeva tidak protes dengan apa yang dia inginkan.
"kalau kau masih lapar, kau juga boleh memakannya!"
"Hem!" Zeva hanya berdehem saja untuk menanggapi ucapan Arion, sumpah demi apapun juga saat ini dia sedang merasa gugup dan canggung luar biasa.
Tanpa terasa makanan yang dibeli oleh Haris habis tidak bersisa, dan semua itu masuk ke dalam perut Arion membuat perutnya terasa sangat sesak.
Zeva lalu memberikan minum pada laki-laki itu yang langsung di habiskan juga hingga menyisakan gelas yang sudah kosong.
"Kau ini sebenarnya lapar atau rakus? Masak semuanya habis?" Zeva baru sadar kalau semua makanan dan minum yang ada di atas meja sudah bersih.
"napsu makanku meningkat karna kau suapin!"
"Apa? Kenapa bisa seperti itu?" Zeva merasa heran, memangnya apa hubungan antara napsu makan dengan disuapin olehnya?
"Karna kau istriku, aku senang disuapin oleh istriku!"
Deg. Dada Zeva tiba-tiba berdebar saat mendengar ucapan Arion, dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah samping karna dia yakin kalau saat ini wajahnya itu pasti sudah merah seperti tomat.
Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi Papa Ben dan Mama Audy berdiri diambang pintu. Mereka senyum-senyum sendiri saat melihat apa yang sedang Arion dan Zeva lakukan.
•
•
•
Tbc.
Sayang belum banyak peminat (diliht dr jumlah likers nya lo yaaa..)
Walau tokoh perempuannya di awal bikin Mak gereget, jengkel, dan kesel dg tingkahnya
Terimakasih atas karyamu yg menghibur ya Thor
Semoga makin bamyak yg minat utk baca karya2mu thor
Dan sukses selalu ya
Disatu sisi kasian, di sisi lain kamu bebal Ze..