KESEMPATAN KEDUA

Beby sesekali mengintip dari balik tubuh orang-orang yang ada di depannya.Ia sangat penasaran dengan wajah idolanya itu. Namun karena jarak mereka yang cukup jauh hingga Beby sangat sulit untuk melihatnya. Karena rasa penasaran Beby tak sengaja mendorong seseorang hingga orang itu terjatuh.

"Aduh, jangan dorong-dorong dong. Sudah tau badanmu gendut masih aja dorong-dorong. " Ucap wanita yang ada di depannya dengan kesal.

Beby mengulurkan tangannya hendak menolong wanita itu. "Maaf ya kak. Saya tidak sengaja. "

"Dasar gendut gak tau diri. " Ucapnya dengan nada ketus.

Beby melepas genggaman tangannya hingga wanita itu terjatuh lagi. "Maaf ya kak tolong jaga ucapan kakaknya. Saya tadi kan sudah minta maaf kenapa malah mengatai bentuk tubuh saya. Apa hak kamu mengatakan itu. "Ucap Beby marah.

"Sudah Non jangan ribut lagi, malu di liatin yang lain. "

Ia melepas genggaman tangan Nana. "Gak bisa gitu Na. Dia sudah menghina bentuk tubuhku enak aja. Aku mau kamu minta maaf ke saya. " Beby melotot ke arah wanita itu.

"Gak mau lah, kan kamu yang mendorongku kenapa sekarang aku harus minta maaf. "

Beby melangkah lebih dekat sambil berkacak pinggang. "Karena kamu sudah melakukan body shaming , kamu tau kan kalo itu itu bisa di laporkan dan di sini banyak saksi loh. Kamu mau aku laporkan ke polisi. "

Semua mata tertuju pada wanita itu. Wanita itu celingukan ia merasa malu karena semua orang seolah menyetujui ucapan Beby. Mau tak mau ia harus meminta maaf agar tak menimbulkan masalah yang lebih rumit. Setelah meminta maaf wanita itu berlalu dari sana.

Beby bisa tersenyum puas dia tak akan membiarkan siapapun mengejeknya lagi.Beby senang kini antriannya sudah berkurang satu orang. Ia semakin dekat dengan Stan Lee. Beby semakin tak sabar. Nana yang berdiri di belakangnya sesekali meminta Beby untuk sabar agar kejadian seperti tadi tak terulang lagi.

Beby menyodorkan buku yang ia beli. "Tolong tulis namaku juga. " Ucap Beby pada penulis itu.

Saat ia menatap wajah Stan Lee ia terperangah bagaimana tidak ia sudah mengenal lelaki itu.

"Coach, ngapain ada di sini. Apa mungkin Coach itu Stan Lee. " Ujar Beby sambil menangkup kedua pipinya sendiri.

"Halo Beby, kamu penggemar Stan Lee juga ternyata. Setelah ini aku akan jelasin ke kamu jadi tunggu setelah acara ini selesai ya. " Bisik Aland mulutnya melengkung membentuk senyuman.

"Baiklah Coach, tolong tanda tangani dan tuliskan namaku juga ya. " Kata Beby sambil tersenyum.

Setelah mendapatkan tanda tangan Beby segera pergi dari sana. Ia menunggu Aland di sebuah Cafe. Beby masih tak percaya ternyata idolanya itu adalah Coach yang memandunya di Gym. Beby makin mengagumi sosok Aland.

Tak beberapa lama Aland datang menghampiri Beby. Ia mengganti pakaiannya dengan menggunakan hoodie dan topi. Ia tak ingin di kejar-kejar para fansnya. Kini mereka sudah tau wajah asli dari Stan Lee.

"Kemana temanmu, kok kamu sendirian di sini. "

"Dia masih ada urusan jadi dia pergi duluan. Oh ya bagaimana bisa Coach adalah Stan Lee. " Beby sangat penasaran.

"Maaf ya aku sudah membohongimu. Sebenarnya aku bukan personal trainer di Gym itu. Aku hanya ingin membantumu tapi aku takut kamu akan menolak jadinya aku berbohong. Kamu tidak marah kan. "

Mata Beby membelalak. "Apa? Jadi selama ini kamu bukan Personal trainer di sana. Kenapa berbohong, aku tak akan menolak jika kamu berkata jujur. Mana bisa aku menolak bantuan dari orang tampan seperti Coach. " Beby tersenyum malu.

"Kamu bisa aja, jangan panggil aku Coach kan sekarang kamu sudah tau kalo aku bukan pelatih. Kamu bisa memanggil namaku saja. "

.

.

.

DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE, KOMENT DAN VOTE.