Siapa yang menyangka seorang Gus cucu dari pemimpin pesantren bisa melakukan kesalahan yang terbilang fatal.
Zayn tak sengaja meniduri seorang gadis yang merupakan teman adiknya. gadis yang kerap kali Zayn anggap sebagai musuhnya karna perilaku dan tindakan gadis itu.
Zayn terus memaksa akan bertanggung jawab meskipun gadis itu selalu menolaknya. rasa bersalahnya tak hilang begitu saja meski gadis itu tak mempersalahkan apa yang mereka lalu.
Lantas apakah mereka akan tetap diam atas dosa yang pernah mereka lakukan tanpa sengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan typeku
Zayn memasuki kelasnya. Seperti biasa Zayn menamilkan Expresi dingin saat melewati pintu, wajahnya seakan di atur secara otomatis sehingga yang terlihat hanya wajah datar tanpa expresi lainnya.
"Selamat pagi menjelang siang."
"Pagi Pak ..." ucap anak didiknya serentak, Zayn sengaja tak mengucapkan salam karna para maha siswa siswi di kelasnya di dominasi dengan non muslim.
"Kumpulkan tugas kalian yang saya tugaskan hari rabu." Zayn berujar tegas tak ingin terbantahkan.
"Yahh,, Pak saya lupa." ujar si pria bertubuh tambun.
"Punya saya ketinggalan Pak." Si gadis berkacamata turut bersuara.
"Saya kira akan di kumpulin besok." alasan murid lain.
"Saya lupa membawanya."
"Semalam saya ketiduran."
"Saya lupa ngeprint."
Bermacam-macam alasan mereka kemukan hanya agar mereka tidak di hukum.
Lula menyerahkan tugasnya yang sudah ia selesaikan, gadis itu memang gadis baik, selalu menyelesaikan tugasnya.
Alexa yang menyadari kecemasan di wajah Hanna, semalam mereka pergi ke caffe sudah di pastikan Hanna terlupa mengerjakan tugasnya. Tak ingin Hanna berada dalam masalah Alexa memasukan makalah miliknya ke dalam bag Hanna, yang kebetulan Hanna duduk di depannya tentu saja ia mengubah namanya dengan nama Hanna. Alexa bahkan mencoret namanya dan ia ganti dengan nama Hanna menggunakan tif-x miliknya. Sekilas tidak terlihat namun jika di perhatikan akan terditeksi.
"Hanna, mana tugasmu?" Zayn sudah mendekat ke arahnya.
"Maaf pak sa-saya lupa." Hanna mengambil bagnya dan berniat menunjukannya pada dosen sekaligus kakaknya namun ia terkejut saat ternyata ada tugasnya di sana tapi sungguh Hanna tidak merasa membuatnya, lalu siapa yang menaruhnya di sana. Ataukah seorang pria tampan yang duduk di sampingnya yang juga merupakan crush Hanna sendiri. Hanna tersipu menyangka jika Arga yang melakukannya.
"Ini ada." Zayn mengambilnya dari bag adiknya. Zayn terus berkeliling meminta tugas yang ia berikan. Jika dosen lain akan lebih memilih berdiam diri di mejanya dan membiarkan semua mahasiswanya mengumpulkan tugasnya, lain halnya dengan Zayn ia lebih memilih mengambilnya sendiri untuk mengetahui alasan muridnya lalai tak mengerjakan tugas, juga sekalian Zayn menilai anak mana yang jujur dan berbohong.
Tiba giliran Zayn meminta tugas pada Alexa.
Sebelum Zayn mengeluarkan suara untuk bertanya Alexa sudah berdiri dari duduknya. "Saya tidak mengerjakannya."
"Tetap berdiri selama jam pelajaran saya." bisa-bisa kesemutan atau ke gajahan kaki Alexa berdiri selama delapan puluh menit.
Zayn kembali melangkah.
Tidak cukup sampai berdiri di jam pelajaran Zayn menghukum para muridnya untuk berlari mengelilingi lapangan di waktu istirahat.
Zayn yang tengah bimbingan dengan Lula di ruangannya di buat penasaran oleh riuh para pelajar yang di dominasi oleh suara laki-laki, dan ternyata penyebabnya adalah Alexa, gadis itu menjadi pusat perhatian karna wajah cantik dan tubuhnya yang seksi tidak hanya itu Alexa juga memiliki daya tarik tersendiri bagi para kau pria, namun sayangnya Alexa sudah memiliki kekasih yang bernama Adam.
"Astaghfirullah anak itu. Senang sekali menjadi tontonan di manapun." Zayn bergunam pelan.
Setelah ini mata kuliah Zayn akan Alexa hindari sebisa mungkin. Beruntung Zayn mengajar hanya dua hari dalam seminggu di kampus itu hanya hari rabu dan hari jum'at selebihnya Zayn, menyibukan diri di bisnis keluarganya juga mengajar di pondok.
Berhubung hari ini hari jum'at Zayn pergi jumatan di salah satu mesjid terdekat.
Dan di saat ia kembali dari sana, ia berpapasan dengan Alexa di parkiran sepertinya gadis itu hendak shalat terlihat dari mukena yang ia bawa di tangannya. Baju Alexa sudah berganti bukan lagi pakaian yang ia kenakan tadi pagi, wajahnya juga terlihat lebih segar juga dengan bibir berwarna pink alami tanpa make up sama sekali.
Alexa pura-pura tak melihat Zayn, ia bodo amat saat Zayn memperhatikannya.
"Kau mandi? Atau berdandan sengaja ingin memikat para pria yang selesai jum'atan." Entahlah Zayn tidak bisa berpikir positif jika tentang Alexa.
"Aku mandi karna berkeringat karna hukumanmu. Aku tak terbiasa menghadap Tuhanku dalam ke adaan kotor dan bau. Lagi pula aku tidak perlu berdandan untuk mencari pria, wajah dan tubuhku cukup menarik. Kau saja selalu tertarik untuk berbicara denganku." sarkas Alexa.
"Percaya diri sekali kau. Kau bukan typeku, tubuhmu kurang seksi untukku. Milikmu juga biasa saja tidak menggiurkan sama sekali." Zayn berdecih bahkan ia menatap Alexa dengan tatapan merendahkan.
"Hati-hati dengan mulutmu. Zayn. Jangan sampai kau menjilat ludahmu sendiri." Ucap Alexa sebelum pergi.
Cih, menyukai musuhnya sendiri Zayn sangat yakin itu tidak akan terjadi, jitak kepala Zayn jika sampai ia menyukai gadis urakan itu.
Masih banyak gadis-gadis lain yang bisa ia jadikan istri selain Alexa, gadis yang memiliki kekasih juga semaunya.