NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga puluh

Bel masuk sudah berbunyi,Baskara yang datang agak telat langsung masuk ke dalam kelas karena pelajaran ekonomi berada di jam pertama.

"Selamat pagi,semuanya." Sapa Fanya seraya menaruh bukunya si meja.

Baskara menatap arah pintu kelas dan ia terlihat bingung melihat Fanya berjalan dengan sedikit terpincang-pincang.

"Pagi,Bu!"jawab seluruh murid di kelas dengan kompak dan tampak bersemangat karena Fanya sudah menjadi guru favorit mereka.

"Maaf hari ini ibu tidak akan mengajar kalian,sebagai gantinya ibu akan memberikan kalian tugas saja.Tolong kerjakan soal halaman tujuh puluh satu.Jika sudah selesai tolong kumpulkan buku kalian di depan dan ibu minta tolong untuk ketua kelas antar bukunya ke meja ibu ya,"ujar Fanya,ia merasa tidak enak badan ditambah kakinya merasa sakit akibat terjatuh di kamar mandi tadi pagi.

"Baik,Bu!"

Fanya mengambil botol minumnya dan ketika akan meminum teh yang ia buat di kantor,matanya dan mata Baskara saling bertemu.Dengan cepat Fanya memalingkan wajahnya,ia tidak mau Baskara khawatir.

___

Fanya pergi ke UKS karena tubuhnya semakin merasa tidak enak.Ia pergi ke UKS pada jam istirahat dan akan berada di sana sampai jam pulang karena ia sudah tidak memiliki jadwal mengajar lagi.

Fanya yang sedang memejamkan mata perlahan kembali membuka matanya ketika mendengar pintu UKS terbuka.Ia tidak tau siapa yang datang karena tirai yang menutupinya.

"Emang gak apa-apa kalau gue di sini?"

Fanya menoleh ke belakang saat suara perempuan yang sepertinya ia kenal.

"Gak apa-apa,Lo kan sakit jadi perlu istirahat.Jadi di sini aja,nanti gue izinin Lo."

Mendengar suara sang laki-laki ia jadi tau siapa orang di balik tirai ini,dia Baskara dan Raisa.Fanya yang tadinya berbaring menyamping beralih menjadi terlentang.

"Kenapa Lo masih pusing?kenapa gak ada petugas UKS si?" Baskara mengedarkan pandangannya ke sekitar UKS.

"Kayaknya si sebelah kita ada orang,coba Lo tanya" ujar Raisa.

Baskara mengurungkan niatnya untuk menarik tirai saat melihat seorang guru laki-laki masuk. Jika Fanya menjadi guru Favorit kelasnya,maka guru laki-laki itu juga termasuk guru favorit di mata pelajaran lain.Sama seperti Fanya,guru itu juga masih terlihat muda dan tampan tentunya.

"Eh? Kenapa kalian berdua di ini?Bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu",ujar guru laki-laki itu,tatapannya lalu beralih pada Raisa."Kamu sakit?" tanya guru laki-laki itu pada Raisa,lalu ia menarik tirai yang ada di sebelah Raisa.

Baskara tertegun karena ternyata Fanya yang berada di balik tirai yang hendak ia tarik tadi.Ia bisa lihat wajah pucat Fanya yang tengah terbaring.

"Saya pusing pak.Eh ternyata Bu Fanya ada di situ,ibu tau gak petugas UKS ke mana?" tanya Raisa.

Fanya menoleh."Waktu saya masuk,memang gak ada petugas yang jaga,"Fanya menatap rekan kerjanya itu tanpa melirik ke arah Baskara sedikitpun.

Fanya mengubah posisinya menjadi duduk."Terima kasih pak."

Fanya tersenyum sembari menerima teh hangat yang di berikan Dirga padanya.

"Kalau ibu gak keberatan,biar saya antar ibu pulang. Kebetulan saya juga sudah tidak ada jadwal mengajar lagi,"tawar Dirga bercanda.

"Wah,ibu Fanya sama Pak Al keliatan Deket banget, jangan-jangan ada hubungan spesial ya?" tanya Raisa sembari tertawa lalu melirik ke arah Baskara.

Al yang mendengar itu pun ikut tertawa."Kalian juga kelihatan dekat sekali, jangan-jangan kalian ada hubungan spesial ya?"

"Cuma temen kok pak,"jawab Baskara.

Raisa melirik ke arah Baskara."Iya pak,kita cuma teman dekat kok,"ujar Raisa sembari menekan kata dekat.

"Ah,bapak pikir kalian punya hubungan.Jika dilihat kalian cocok juga,"ujar Dirga.

Raisa tertawa mendengar ucapan Dirga."Bapak bisa aja."

"Saya juga sedang melakukan pendekatan dengan wanita di samping saya,tapi rasanya sedikit sulit.Tapi saya gak mau menyerah begitu saja,"ucap Dirga membuat Raisa tertawa sedangkan Baskara tidak memberi reaksi apapun.

"Maaf pak,tapi Fan- maksud saya Ibu Fanya sudah punya kekasih,"ahut Baskara dengan nada tenang namun ekspresi wajah yang terlihat dingin.

"Kekasih?" beo Dirga dan Baskara hanya tersenyum miring.

____

"Kenapa kamu bilang kalau aku punya pacar, Baskara! Nanti kalau pak Dirga cari tahu siapa pacar aku gimana?" tanya Fanya dengan raut kesal saat mereka sudah tiba di apartemen.

"Memangnya kenapa?kamu takut ketahuan? Takut pak Dirga jauhin kamu? Aku gak salah,emang kamu punya pacar kan dan pacar kamu itu aku."

"Bukan begitu,nanti kalau orang-orang tau aku pacar kamu gimana, Baskara?" tanya Fanya,gadis itu terlihat gusar takut jika hubungannya dengan Baskara diketahui oleh pihak sekolah.

"Kamu malu mengakui aku sebagai pacar kamu atau memang kamu suka sama Pak Dirga iya?! Kamu sekarang udah Nemu pria dengan kriteria kamu,lebih dewasa,mapan dan tentunya tampan."

"Bukan begitu,aku cuma takut pihak sekolah tau soal hubungan kita.Aku juga gak pernah suka sama laki-laki lain,"ujar Fanya.

"Dulu, kamu menyembunyikan hubungan kita karena takut ketahuan oleh Kak Sagita. Sekarang, kamu kembali menyembunyikan hubungan kita dengan alasan takut diketahui pihak sekolah. Itu alasanmu, kan?! Kamu malu punya pacar bocah sepertiku, ya?" ujar Baskara dengan suara bergetar, penuh emosi yang tak terbendung.

Fanya menatap tak percaya ke arah Baskara,kenapa laki-laki itu berpikir seperti itu?

"Bukan begitu, Bas, kamu gak mengerti. Aku benar-benar mencintai pekerjaan ini. Aku takut kalau hubungan kita ketahuan, aku bisa dipecat dari sekolah dan kamu pun bakal terkena imbas karena berpacaran dengan gurumu sendiri," ujar Fanya dengan nada khawatir dan pilu.

Mata Fanya berkaca-kaca, tahu betapa sulitnya situasi yang dihadapi. Baskara yang tak tahu harus berbuat apa hanya bisa merasa bimbang dan perasaannya terbelah dua. "Maaf,aku pikir kamu gak mau mengakui hubungan kita karena malu memliki pacar seperti aku",ujar Baskara lirih.

"Mana mungkin aku malu punya pacar seperti Kamu Baskara.Walaupun usia kamu jauh lebih muda tapi kamu lebih pengertian daripada aku."

Baskara tersenyum,ia jadi mengerti alasan kenapa Fanya berusaha menyembunyikan hubungannya.Meski rasanya berat jika harus menyembunyikan hubungan nya lagi,tapi tak apa demi Fanya.

"Kamu nggak perlu khawatir, Fanya. Kita bisa menyembunyikan hubungan ini dengan lebih hati-hati. Aku akan melindungi kamu dan menjaga nama baik kita berdua, demi cinta yang kita jalani," sahut Baskara dengan tekad yang kuat, sambil menggenggam erat tangan Fanya, merasakan denyut jantung yang saling terhubung satu sama lain dalam menghadapi rintangan ini.

Fanya melepas genggaman tangan Baskara, pikirannya melayang pada momen ketika laki-laki itu menunjukkan perhatian lebih pada Raisa. Tatapan matanya berubah, mengarahkan sorotan menusuk ke arah Baskara yang membuat suasana menjadi tegang.

Baskara merasa bingung, tidak mengerti apa yang telah merubah sikap Fanya yang tiba-tiba. "Kamu kenapa?" tanya Baskara dengan ekspresi bingung di wajahnya.

Fanya mengepalkan tangannya erat, kemudian menghembuskan napasnya keras. "Kenapa kamu tega menemani Raisa ke UKS tadi?!" ujarnya dengan emosi yang bergolak. Suara Fanya bergetar, ia cemburu? Tentu saja,wanita mana yang tidak cemburu melihat kekasihnya begitu perhatian pada perempuan lain.

Baskara tersenyum kecil,melihat wajah Fanya yang cemberut.Ia tau gadis itu pasti tengah cemburu.

"Aku cuma antar Raisa ke UKS,kamu lihat sendiri kan aku di sana gak ngapa-ngapain,"ujar Baskara.

"Iya si,tepi tetap aja.Pacarnya sendiri yang sakit malah di biarin aja,"ujar Fanya.

"Aku kan nggak tahu kalau kamu sakit. Aku udah kirim pesan ke ponsel kamu, tapi kamu bilang baik-baik aja.Jadi, aku pikir kamu memang sudah lebih baik," Fanya menghela napas panjang, menahan rasa jengkelnya pada pria di hadapannya yang nyatanya tidak peka.

Wajahnya yang merah padam memancarkan kekesalan, sedangkan tangannya mengepal erat, berusaha untuk tidak meledak di situ.

"Kamu itu nggak pernah mengerti perasaanku, ya? Selalu menganggap remeh apa yang aku rasakan. Sakit Ku bukan hanya fisik, tapi juga hati yang terluka. Aku butuh kamu di sini, bukan hanya lewat pesan singkat!"

Fanya menatap pria itu dengan pandangan yang penuh harap dan kepedihan. Begitu dalam perasaan yang ingin dia sampaikan, namun entah mengapa seringkali tidak tersampaikan dengan baik.

Baskara menatap Fanya dengan pandangan bingung, tak mengerti alasan perubahan sikap Fanya yang begitu mendalam. Sebelumnya, Fanya selalu menerima penjelasannya tanpa banyak masalah.

Fanya sendiri terdiam, bingung mengapa emosinya begitu mudah tersulut hari ini. Terlebih setelah melihat Baskara yang tampak akrab dengan Raisa tadi di UKS. Fanya merasa ada bara api di dadanya yang kian memanas seiring dengan berbagai pikiran negatif yang melintas di benaknya. Fanya mencoba untuk menenangkan hati, tetapi perasaan cemburu yang menyelimuti dirinya tak dapat dihindari.

"Fanya, kamu lagi datang bulan ya?" tanya Baskara dengan hati-hati. Fanya langsung menoleh, kaget. "Hah?"

"Ehm, begini... hari ini kamu agak aneh, sih. Bawaannya marah-marah terus. Aku pikir mungkin kamu lagi datang bulan," ujar Baskara dengan nada ragu, mencoba untuk tidak menyakiti perasaan Fanya.

Fanya seketika terdiam, merenung sejenak. Ia kemudian langsung mengecek ponselnya dan membulatkan matanya. Benar saja, seperti yang dikatakan Baskara, seharusnya hari ini jadwalnya untuk datang bulan. Fanya menyadari bahwa mungkin emosi yang meluap-luap darinya tadi adalah efek dari kondisi hormonalnya yang akan datang bulan.

Saat tengah termenung, ia merasa ada yang basah di bagian bawah tubuhnya. Ya, Tuhan... Dia sadar bahwa hari ini adalah waktunya datang bulan. Hatinya berdebar keras, berusaha untuk tetap tenang meski gelisah yang dirasakannya makin menjadi.

"Yang, celana kamu merah," suara yang tak diharapkan itu menyadarkannya dari lamunannya. Panik melanda, kepalanya terasa berputar cepat.

Bagaimana bisa hal ini terjadi, di tempat dan saat yang salah? Matanya memerah, dadanya terasa sesak, ketakutan dan malu bercampur menjadi satu. Dalam detik-detik yang menegangkan, ia mencoba menghadapi kenyataan pahit dan mengambil langkah berikutnya untuk menghadapi situasi memalukan ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!