NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:712
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

*******

Siang hari ini, Saffiya merasa bosan berdiam diri di kamar apartemennya, sendirian tanpa teman untuk berbicara atau bersenang-senang.

Terlintas dalam benaknya, ide untuk keluar jalan-jalan di sekitar taman apartemen demi mengusir perasaan jenuh yang mendera.

" Mungkin udara segar dan suasana hijau akan membantu menenangkan pikiranku. " gumam Saffita dalam hati, mencoba meyakinkan diri bahwa keputusan ini tepat.

Seiring langkah kaki melangkah keluar dari pintu apartemen, terasa sudah ada semangat baru yang menghampirinya.

Senyuman kecil mulai terukir di wajahnya seiring dengan embusan angin sejuk yang menyapu wajah cantik gadis itu.

Ternyata, menghabiskan waktu sebentar di taman apartemen bisa menjadi penyegaran yang cukup baik.

" Seharian dikamar tanpa melakukan sesuatu bosan juga. " gumam Saffiya yang duduk disalah satu bangku taman.

Tiba-tiba ada seseorang yang juga ikut duduk didekatnya.

" Hy kak! " sapa gadis itu yang tidak lain adalah Rain.

Saffiya hanya menunduk sedikit sambil tersenyum ramah.

" Oh ya, terima kasih untuk kuenya. rasanya enak banget. " ucap Rain menyukainya.

" Gadis ini cukup cantik. " batin Saffiya yang terus memperhatikan penampilan Rain.

Walaupun gadis itu tertutup cara berpakaianya, namun tetap terlihat sangat cantik.

" Oh ya sampe lupa, perkenalkan nama aku Rain, adik perempuanya mas Rayan. " ucap Rain memperkenalkan diri sambil mengulurkan tanganya.

Seketika Saffiya kaget mendengarnya.

" Jadi dia...." batin Saffiya kaget sekaligus senang.

" Aku Saffiya. " jawab Saffiya sambil menerima uluran tangan Rain.

" Salam kenal Kak Saffiya. " kata Rain senang.

Saffiya ikut tersenyum dengan perasaan senang, karena selama ini ia sudah salah faham dengan Rayan.

" Oh ya kak, kakak udah lama ya tinggal disini? " tanya Rain penasaran.

" Baru beberapa minggu. " jawab Saffiya.

Keduanya pun terlihat mulai akrab, Saffiya mulai menyukai gadis itu karena ceria dan mudah berteman.

Rain, tipe gadis yang ceria dan mudah akrab dengan siapa saja, membuat orang di sekelilingnya merasa nyaman dan hangat.

Hal itu menjadikan ia tidak memerlukan waktu lama untuk bisa akrab dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk teman-teman barunya. Rai merasa bersyukur atas kemampuan yang dimilikinya itu, karena hal itu membantu dirinya untuk menjalin hubungan  baik dengan berbagai individu.

Tiba-tiba ponsel Saffiya berbunyi, ternyata maminya yang menelponya.

" Halo Mi. " ucap Saffiya yang langsung menjawab panggilanya.

" Halo sayang, kamu bisa pulang kerumah sekarang? " tanya Maminya.

" Bisa Mi, memangnya ada apa? " tanya Saffiya bingung, karena tidak biasanya maminya itu menyuruhnya pulang.

" Ada yang ingin mami bicarakan, mami tunggu dirumah ya. " jawab maminya kemudian langsung mematikan panggilanya.

Saffiya terlihat bingung, tidak biasanya maminya itu ingin bicara serius sampai-sampai menyuruhnya untuk pulang.

" Kenapa kak? " tanya Rain penasaran.

" Nggak apa-apa, aku duluan ya. " pamit Saffiya yang berjalan masuk kedalam gedung apartement.

Jam 3 sore Saffiya tiba dirumah, sesampainya disana sudah ada mami dan ayahnya yang duduk menunggu diruang tengah.

" Duduklah. " ucap ayahnya begitu melihat putrinya sampai.

" Ada apa sih? tumben nyariin Saffiya? " tanya Saffiya penasaran.

" Ayah sama mami mau bicara hal penting. " jawab sang ayah.

Saffiya duduk dan mulai mendengarkan mereka dengan serius.

" Saffiya, bulan depan mami sama ayah akan pergi keluar negeri. " ucap maminya yang mulai bicara.

" Terus? apa hubunganya dengan Saffiya? " tanya Saffiya bingung.

" Kami akan menetap lama disana karena ingin membuka bisnis baru. " jawab papinya.

" karena itu, kami ingin kamu segera menikah sebelum mami sama ayah pergi. " lanjut maminya.

Mendengar itu, Saffiya terdiam seketika, seperti ada peluru yang mengenai jantungnya begitu mendengar penuturan kedua orang tuanya.

"Apa aku sedang bermimpi?" hatinya bergumam, mencoba mencerna kenyataan yang ia dengar barusan.

Seolah-olah dunia terasa runtuh, ia merasakan kekecewaan yang mendalam.

Dalam sekejap, kebahagiaan yang selama ini ia rasakan seakan hilang, tergantikan oleh rasa sakit dan luka yang sulit untuk disembunyikan.

" Kenapa ini harus terjadi padaku? Apakah ini semacam karma yang kini harus ku terima?" pikir Saffiya sambil mencoba menahan air mata yang hendak jatuh.

" Jadi, kalian mencari aku setelah sekian lama, hanya untuk memberitahukan hal itu? " tanya Saffiya yang mulai marah.

" Kami sayang kamu Saffiya, jadi sebelum mami dan ayah pergi. kami ingin sudah ada yang menjagamu agar selama disana mami dan ayah tenang. " jelas maminya.

" Kalau aku nggak mau? " jawab Saffiya dengan nada menantang.

" Tidak ada penolakan Saffiya, ayah dan mami sudah mengatur semuanya. minggu depan kamu akan menikah dengan anak teman bisnis ayah. " jawab ayahnya tetap kokoh dengan keputusan mereka.

" Aku nggak mau! kalian kalau mau pergi, ya pergi aja. aku bisa jaga diri sendiri kok, toh selama ini kalian nggak pernah puduli dengan apa yang aku lakuin. " jawab Saffiya kemudian pergi keluar meninggalkan ayah dan maminya yang masih bicara.

" SAFFIYA! SAFFIYA! " panggil ayahnya dengan nada marah.

Namun, gadis itu tetap memacu motornya dengan kecepatan penuh, tak peduli bahaya yang mungkin mengintainya di depan.

Perlahan air matanya mulai menetes, menitikkan kekecewaan mendalam saat mengingat perkataan orang tuanya tadi.

Saffiya benar-benar tidak menyangka, setelah sekian lama mencarinya, ternyata niat orang tuanya hanyalah menjodohkannya tanpa adanya pembicaraan atau persetujuan darinya.

"Apakah selama ini mereka mencari aku hanya untuk ini?" gumam Saffiya sambil memegang kencang setang motornya.

Rasa sakit di hatinya seakan-akan menancap begitu dalam, menciptakan amukan yang tak terkendali.

"Aku bahkan tidak diberi kesempatan untuk menolak atau memberi pendapat. Apakah aku tidak punya hak untuk menentukan masa depanku sendiri? Apa yang harus kulakukan sekarang?" Saffiya semakin terlarut dalam emosi dan perasaan yang begitu bercampur, menciptakan bayangan kisah hidup yang belum tentu ada kebahagiaan di dalamnya.

Saffiya mengepal setir motornya dengan erat, kecepatan di jalanan semakin tinggi melewati batas rata-rata.

Dalam hati, perasaannya benar-benar hancur. Ia merenung, mengapa hidup ini terasa begitu berat dan penuh ujian? Kemarahan dan kesedihan bercampur menjadi satu, menciptakan ledakan emosi yang memaksanya untuk melajukan motor lebih cepat lagi.

Tak terduga, dari belakang muncul sebuah mobil yang menyerempet Saffiya dengan keras.

Tak ada pilihan lain, Saffiya mencoba untuk menghindar, namun tubuhnya justru terjatuh.

Beberapa saat kemudian, keningnya mulai berdarah karena terbentur keras ke pembatas trotoar.

Begitu juga dengan lengannya yang penuh dengan darah akibat terkena pecahan kaca spion motornya.

Tiba tiba ia meringis, karena merasa luka di bagian lenganya mulai perih.

" Ssstt... " ringis Saffiya yang merasa kesakitan.

Perlahan-lahan ia bangun, kemudian duduk di trotoar sambil mencoba membersihkan darah yang ada di lenganya.

Orang-orang mulai berdatangan untuk menolong Saffiya dan korban dari mobil yang menyerempetnya itu.

Beberapa di antara mereka tampak menghubungi ambulance dan polisi.

Rayan yang kebetulan melewati jalan tersebut, merasa penasaran dengan kerumunan itu.

Ia segera menghentikan motornya dan bergumam dalam hati.

"Apa yang terjadi di sini? Apakah kecelakaan ini cukup parah?" Tanpa ragu, Rayan turun dari motornya dan menghampiri keramaian itu.

Ia mencoba melihat apa yang terjadi di tengah-tengah kerumunan orang yang berkumpul. Dalam pikirannya, Rayan mulai merasakan cemas dan khawatir, terlebih jika ternyata kecelakaan ini melibatkan orang yang ia kenal.

" Loh itu kan.." ucap Rayan yang mengenail motor Saffiya.

Dengan cepat ia mendekati untuk memastikan keadaan gadis itu baik baik saja.

" Kamu nggak apa-apa? " tanya Rayan menghampiri Saffiya.

Saffiya langsung menegakkan pandanganya melihat siapa yang bertanya itu.

Air matanya langsung jatuh begitu Melihat Rayan.

" Lukamu cukup parah, kita kerumah sakit sekarang. " ajak Rayan yang terlihat khawatir.

Saffiya tidak menjawab, ia hanya ikut saja kemana Rayan akan membawanya.

Namun ambulance yang di hubungi oleh warga pun datang, sehingga Saffiya dan satu korban kecelakaan itu langsung di bawa kerumah sakit, sementara Rayan mengikuti mobil ambulance itu dari belakang.

Setibanya di rumah sakit, mereka segera dibawa ke ruang UGD agar mendapat perawatan yang dibutuhkan.

Sementara itu, Rayan tampak menunggu di luar dengan penuh kecemasan.

Hampir dua jam dokter memeriksa keadaan mereka, setelah selesai dokter itu pun keluar.

" Gimana dok? " tanya Rayan cemas.

" Bapak keluarga dari salah satu korban? " tanya dokter itu.

" Bukan dok, saya adalah dosen dari salah satu korban dan kebetulan saya melewati tempat kecelakaan itu. " jawab Rayan.

" Murid bapak yang mana? " tanya dokter itu lebih jelas.

" Yang perempuan dok, namanya Saffiya Ray. " jawab Rayan.

" Untuk nona Saffiya, mengalami luka dibagian kening namun hanya luka ringan saja. sementara luka dibagian lenganya itu cukup serius, karena mendapatkan 8 jahitan akibat terkena pecahan kaca yang cukup dalam. " jelas dokter itu.

Rayan langsung keget mendengarnya.

" Untuk sekarang pasien akan di pindahkan keruang rawat, guna pemantauan lebih lanjut. " lanjut dokter.

Beberapa menit kemudian, terlihat saffiya sudah keluar dari UGD menuju ruang rawat bersama beberapa suster.

Rayan pun langsung mengikutinya sampai keruang rawat.

" Mari pak. " ucap para suster yang telah selesai mengantarkan Saffiya.

" Terima kasih sus. " jawab Rayan.

Saffiya tidur karena efek dari obat yang disuntikan dokter, terlihat perban putih terlihat melilit ditanganya karena luka yang cukup parah.

Rayan yang melihatnya merasa kasihan, karena bagaimana pun ia memiliki adik perempuan yang tidak berbeda jauh umurnya dengan Saffiya.

Dokter pun masuk untuk memberikan beberapa resep obat yang harus ditebus, Rayan keluar menuju apotek rumah sakit untuk menebus obat itu.

Setelah selesai ia singgah sebentar dikantin rumah sakit membelikan beberapa makanan untuk Saffiya.

Didalam kamar rawat, Saffiya mulai sadarkan diri, perlahan lahan matanya mulai terbuka sambil menyesuaikan cahanya ruangan.

"Aww... ssstttt.. " ringis Saffiya begitu merasakan sakit dibagian kepalanya.

" Dimana aku? " gumamnya bingung sambil melihat sekitar ruangan rawatnya.

Akibat trauma kecelakaan itu, membuatnya tidak sadar jika dibawa ambulance menuju rumah sakit, sehingga setelah sadarkan diri. ia kerasa bingung dengan keberadaanya setelah sadar dari tidurnya.

Kemudian ia langsung tersadar, begitu melihat selang infus yang terpasang ditanganya.

" Hah? rumah sakit? " gumam Saffiya yang mulai panik.

Dengan cepat ia turun dari ranjangnya berniat ingin pergi, namun Rayan langsung datang.

" Mau kemana? " tanya Rayan yang langsung menahanya begitu melihat Saffiya ingin melepaskan infusnya.

" Aku mau pulang. " jawab Saffiya mencoba melepaskan tangan Rayan.

" Kamu sedang terluka Saffiya, kata dokter luka ditanganmu cukup parah. jadi harus istirahat beberapa hari dirumah sakit. " ucap Rayan memberikan beberapa pengertian.

" Aku nggak perduli, pokonya aku mau pulang. " jawab Saffiya yang terus saja mencoba melepaskan tangan Rayan yang menahanya.

" Saffiya! dengarkan saya dulu. luka kamu cukup parah. " jawab Rayan yang terus mencoba mennangkanya.

" Aku nggak mau! aku nggak mau! AKU NGGAK MAUU... " teriak Saffiya yang mulai menangis.

Kemudian ia terduduk dilantai sambil terisak.

Rayan yang melihatnya, merasa bingung ada apa sebenarnya denga. gadis itu, sehingga membuatnya sangat benci setiap kali berada di rumah sakit.

Saffiya terus saja menangis, sementara Rayan hanya berjongkok didekatnya bingung harus melakukan apa, terlebih lagi mereka bukan mahrom yang harus berduaan didalam ruangan yang sama tanpa ada orang lain.

Kemudian Saffiya menatap Rayan sambil menghapus air matanya.

Tiba-tiba tanpa sepenebakan Rayan, dengan cepat Saffiya mencabut paksa selang infus ditanganya kemudianberlari keluar tanpa menggunakan alas kaki.

" Asstagfirullah.... Saffiya! " panggil Rayan dan langsung mengejarnya.

Saffiya terus saja berlari hingga keluar dari gedung rumah sakit, sesampainya diluar ia langsung menuju salah satu halte bus.

Namun bus tak kunjung datang, sehingga membuat Saffiya berlari lagi menuyusuri trotoar yang cukup ramai dengan orang berjalan kaki.

Tiba-tiba ia terjatuh karena tidak sengaja menginjak pecahan botol yang berada disisi trotoar.

" Aww!! " ringis Saffiya yang melihat kakinya berdarah.

Rayan dengan cepat menghampirinya, begitu melihat gadis itu terjatuh.

" Jangan bergerak. " ucap Rayan yang melihat pecahan kaca itu masih ada dikaki Saffiya.

Dengan pelan ia mulai mengeluarkanya, sementara gadis itu terus menatap tanpa merasa kesakitan sedikit pun ketika pecahan kaca itu dikeluarkan dari kakinya.

" Kita balik kerumah sakit. " ajak Rayan

" Nggak! bapak kalau mau balik, balik aja. aku nggak mau. " jawab Saffiya mencoba untuk berdiri.

" Saffiya.. lukamu parah, di tambah sekarang kaki kamu juga ikutan luka, kalau nggak segera diobati bisa infeksi. " ucap Rayan terus mencoba menasehatinya.

" Aku nggak mau." jawab Saffiya yang mulai menangis lagi.

Rayan menghela nafas panjang, merasakan frustasi yang tak terbendung di dalam dirinya.

Gadis itu benar benar sangat keras kepala.

" Kenapa dia selalu bersikap seperti ini Setiap kali berada di rumah sakit atau klinik?" gumam Rayan dalam hati, mencoba untuk memahami alasan di balik sikap gadis tersebut.

Pikiran-pikiran itu terus menggelayut di benak Rayan, mencari jawaban atas perasaannya yang kian terjebak dalam konflik batin gadis itu.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss...

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!