Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Berlari !
Pria penagih hutang terlihat sangat marah pada pria tampan yang menyebut dirinya sebagai Josua Maxim itu.
"Kau ! Lacang betul !" kata pria penagih hutang bertubuh gemuk penuh emosi.
"Sudahlah, tidak usah bertele-tele, buktikan saja pada kami semua kalau kau bisa membayar uang sebesar 10 miliar itu secara tunai", ucap pria berjenggot merah.
"Ya, mana uangnya kalau kamu bisa membayar hutang sepuluh miliar itu pada kami", kata pria gemuk menimpali.
"Tidak usah membuktikan apa pun pada kami, cukup kamu bayar saja uang sepuluh miliar itu maka hutang-hutang dua perempuan itu lunas, bung", sahut pria berjenggot merah dari kelompok penagih hutang yang mengejar Jossy Jeanette.
"Benar, mana uangnya sekarang !" kata pria gemuk dengan congkak nya.
Jossy Jeanette yang tidak terima dengan sikap para penagih hutang langsung menyela pembicaraan.
"Mana ada uang sepuluh miliar ! Kami juga tidak pernah merasa menghabiskan uang sebanyak itu, lihat saja kehidupan kami sehari-hari, sederhana dan hanya makan dua kali sehari", kata Jossy.
Jossy menatap kesal ke arah orang-orang penagih hutang yang berdiri di hadapannya.
"Aku dan Zieya tidak pernah menghabiskan uang sepuluh miliar buat kebutuhan kami setiap hari nya, kalau kami memang memakai uang itu maka kehidupan kami pasti nya tercukupi", lanjut Jossy.
"Urusan kalian bukanlah urusan kami, yang terpenting bagi kami kamu dan Zieya mengembalikan uang sepuluh miliar milik Alfa", kata pria gemuk dari kelompok penagih hutang.
"Terus terang aku tidak punya uang sebanyak sepuluh miliar, dan kamu pasti telah menipu kami", sahut Jossy.
"Apa ?!" kata pria gemuk terkejut. "Menipu kalian ? Bagaimana kami bisa menipu kalian ? Hah ?" sambungnya.
"Aku tidak pernah melihat Zieya menghambur-hamburkan uang apalagi membeli barang mewah atau pun memakai uang berlebihan sebanyak sepuluh miliar", kata Jossy.
"Tanyakan saja hal itu pada Zieya yang meminjam uang kepada Alfa ! Masalah lain nya pada kalian bukan urusan kami, dan kami tidak peduli itu !" sahut pria gemuk.
"Hai, kawan, tidak usah banyak bicara lagi, kita ringkus dia sebagai jaminan supaya Zieya menebus gadis menyebalkan ini lalu membayar hutang nya", kata pria berjenggot merah.
"Benar juga, untuk apa mempedulikan omongan dua cecunguk kambing ini, sebaiknya kita bawa saja perempuan ini ke markas kita lalu kita kurung dia di kamar gelap", sahut pria gemuk.
"Ya, kurasa itu lebih tepat daripada kita banyak membuang-buang energi untuk bercakap-cakap disini", kata pria berjenggot merah yang merupakan rekan penagih hutang.
"Baiklah, kita tangkap saja gadis sialan ini !" ucap pria gemuk lalu meludah ke arah bawah.
"Itu benar...", kata pria berjenggot merah seraya menganggukkan kepala nya.
"Mari kita tangkap gadis tidak tahu diri ini ! Dan kita bawa dia ke markas !" ucap pria gemuk.
"Ya !" kata pria berjenggot marah.
Pria bertubuh gemuk lalu memerintahkan kepada rekan-rekan penagih hutang lain nya, untuk menangkap Jossy Jeanette.
Mereka semua mulai berjalan mendekati kembali Jossy yang masih berdiri sambil melipat kedua tangan ke depan.
"Ayo, tangkap dia !" ucap pria gemuk.
Jossy langsung panik ketika para penagih hutang itu kembali mendekati nya dan bermaksud menangkap diri nya.
"Tu-tunggu... ! Apa yang akan kalian lakukan ?" kata Jossy tersadar.
"Menangkap mu, gadis sialan !" sahut pria gemuk sembari tertawa.
"Tu-tunggu ! Kita bicarakan baik-baik saja masalah ini !" kata Jossy sambil melangkah mundur.
"Bicara baik-baik pada penagih hutang ??? Apa kau pikun kalau kami ini penagih hutang yang tidak punya kompromi ???" sahut pria gemuk.
"Tunggu !" kata Jossy yang terus berjalan mundur.
"Kenapa kau takut ? Hah ? Bayar saja uang itu maka kau bebas, tidak perlu banyak omongan lagi !" ucap pria gemuk sambil menyaku tangan.
"Kalau memang Zieya berhutang sebesar sepuluh miliar pada kalian maka mana bukti nya !" kata Jossy lantang.
"Bukti ? Bukti apalagi yang kamu inginkan dari kami ?" sahut pria gemuk sembari memicingkan kedua mata nya.
Jossy kebingungan menjawab, wajah nya susah karena terlalu berpikir serius.
"Bukti...", gumam nya.
Jossy memutar otak, mencari akal agar dirinya tidak tertangkap oleh para penagih hutang.
Namun Jossy terdesak di antara dua pilihan, lari atau tetap brsikukuh bertahan kalau dia dan Zieya tidak berhutang uang sebesar sepuluh miliar itu.
Jossy terus melangkah mundur sembari memikirkan cara untuk lari.
Tiba-tiba saja Jossy menarik tangan pria tampan cepat.
"Lariii... !!!" teriak nya.
"Hai, kalian ! Mau lari kemana ???" teriak pria gemuk kebingungan.
"Kenapa kau diam dan berhenti ?" tanya pria berjenggot merah.
"Kenapa memang nya ?" sahut pria gemuk tercengang.
"Kau masih bertanya ?" kata pria berjenggot merah.
"Ya, kenapa ?" tanya pria gemuk masih terbengong.
"Ayo, kejar mereka, tolol !" sahut pria berjenggot merah lalu menepuk keras punggung rekan nya itu.
"Kejar ?!" ucap pria gemuk masih terbengong.
"Kejar, gadis sialan itu !!! Kejar !!!" kata pria berjenggot marah kesal.
"Astaga... ?! Aku lupa... ?!" sahut pria gemuk sembari menepuk kening nya kemudian berlari mengejar Jossy Jeanette.
Sekelompok orang penagih hutang ikut berlari di belakang pria gemuk serta pria berjenggot merah, saat mereka mengejar Jossy Jeanette.
Di kejauhan sana, tampak Jossy dan pria tampan sedang berlarian cepat.
Jossy menggandeng tangan pria tampan itu dan terus mengajak nya lari dari kejaran para penagih hutang yang akan menangkap dirinya.
Pria tampan tercengang kaget, namun dia tidak dapat mengelak apa pun, ajakan Jossy Jeanette yang menarik dirinya ikut berlari bersama nya, dan dia hanya terdiam saja, ketika Jossy menggandeng tangan nya serta terus mengikuti langkah kaki Jossy yang berlari.
Tap... ! Tap... ! Tap... !
Terdengar kembali suara langkah kaki Jossy Jeanette serta pria tampan saat mereka kabur dari kejaran para penagih hutang.
Ajang kejar-kejaran kembali terjadi antara Jossy Jeanette serta pria tampan yang mengaku-ngaku Josua Maxim, dengan para penagih hutang yang mengejar mereka berdua di belakang.
Mall besar itu kembali menjadi arena kejar-kejaran yang berlangsung menghebohkan tempat perbelanjaan tersebut.
Jossy berlari kencang tanpa memperdulikan lagi pengunjung Mall yang memperhatikan dirinya beserta pria tampan yang di gandengnya itu.
Mereka berdua kabur dari kejaran para penagih hutang yang hendak menangkap Jossy.
Keduanya terus berlari kencang sepanjang area Mall yang luas.
Ujung pintu keluar Mall masih jauh di bawah sana, sedangkan Jossy beserta pria tampan masih berada di lantai atas Mall.
Mereka berlari cepat dari kejaran para penagih hutang sembari melewati tangga eskalator yang terus bergerak itu.
Jossy tidak lagi menengok ke arah para penagih hutang, dia terus berusaha melarikan dirinya dari kejaran mereka sedangkan pria tampan tak berkutik, mengikuti dirinya.
Mereka berdua tiba di lantai bawah, menuju ke pintu keluar Mall besar dimana Jossy dan pria tampan berada saat ini.
Jossy hendak melangkah berlari, namun pria tampan itu menahan dirinya.
"Tidak usah berlari lagi, mereka jauh tertinggal dibelakang, coba tengoklah ke atas !" kata pria tampan sambil menepuk pelan bahu Jossy Jeanette.
"Oh, iya ?!" sahut Jossy dengan nafas tersengal-sengal seraya memutar pandangan nya ke atas.
"Mereka masih berada di lantai atas Mall ini, tidak usah panik kalau mereka akan menangkapmu", kata pria tampan.
"Tapi aku juga tidak boleh lengah dari kejaran mereka", sahut Jossy terengah-engah.
"Tenanglah ! Semua akan baik-baik saja, kau tidak perlu cemas !" kata pria tampan.
"Tapi kita masih berada di Mall ini, bagaimana aku bisa merasa tenang, tuan Josua", ucap Jossy sembari sesekali melirik ke arah atas.
"Mereka tidak akan mampu mengejar kita, sebaiknya kamu segera pulang ke rumahmu", kata pria tampan sembari menatap teduh ke arah Jossy Jeanette di sisi sampingnya.