Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Bumi terbangun dari tidurnya karena pagi ini dia kembali mencium bau wangi dari arah dapurnya . Bau yang sama seperti kemarin pagi . Karena penasaran Bumi turun melangkah menuju dapurnya .
Benar saja , disana Air sudah sibuk membuat kue kue lagi . Bumi tak habis pikir , apakah wanita itu kurang kerjaan hingga tiap pagi menghabiskan waktu dan tenaganya untuk membuat kue sebanyak itu . Padahal kakinya masih belum sembuh benar .
Bumi kembali ke kamarnya sebelum Air memergoki sedang memperhatikannya . Ketika akan membersihkan diri ke kamar mandi dia mendengar notif pesan dari ponselnya .
Ada kiriman foto dari Jerry , semalam dia memang meminta Jerry mengirimkan gambar Deniel . la ingin tahu seberapa menariknya seorang Deniel hingga Air mau berhubungan dengannya .
Jerry. : nih doi , pantesan jadi idola Tante Tante . Lebih gantengan dia daripada elo .
" Sialan emang elo Jer . Modelan kaya gini elo bilang ganteng " batin Bumi merutuki sahabatnya .
Laki laki di foto itu memang lebih muda darinya , tapi jika dilihat lihat dari penampilannya Deniel bukan laki laki miskin seperti yang ia bayangkan .
Setelah selesai membersihkan diri Bumi turun untuk segera berangkat ke kantor .
" Mas ngga ngopi dulu ? " suara Air menghentikan langkahnya .
Sebenarnya ia ingin sekali mengabaikan kata kata Air , tapi matanya terpaku melihat segelas kopi hitam dan seiris cheese cake kukus yang dari aromanya sangat menggoda selera .
" Air bikin kue brownies kukus juga jika Mas mau '"
Akhirnya pertahanannya melemah , gengsinya kalah dengan suara cacing diperutnya .
" Ckk ... baik jika kau memaksa . Cuma sekali ini saja . Lagian kue seperti buatanmu pasti tidak enak "
Air tak mau ambil pusing , mulai terbiasa dengan kata kata pedas suaminya . Tapi ia tersenyum ketika Bumi menghabiskan kopi dan dua potong cheese cake buatannya .
" Biasa saja ... tidak enak !!! "
Air tertawa kecil mendengar cibiran Bumi , suaminya bahkan sudah menyambar kotak bekal yang tadi dia siapkan . Berisi beberapa kue brownies dan kue risole kentang .
" Ya Tuhan laki laki itu , kadang menakutkan seperti monster tapi kadang lucunya melebihi Janu " gumam Air dengan menggelengkan kepalanya .
Setelah menyelesaikan kue kuenya Air segera mengantarkannya ke supermarket milik Varo . Kebetulan Varo sedang ada di luar kota untuk mengecek sesuatu jadi Air menyerahkan kue kuenya pada manager sesuai perintah dari Varo .
" Hai ... "
Air menoleh ketika ada seseorang menyapanya . Laki laki yang kemarin sempat bertemu dengannya kemarin , Varo bilang dia adalah sepupunya . Tapi Air tidak ingat namanya .
" Hai .. " Air menjawab sapaan itu dengan sopan .
" Hai jagoan apa kabarmu ? " Deniel menyapa Janu seolah bayi itu dapat memahami kata katanya .
" Mencari Varo !? Dia sedang di Surabaya , mungkin lusa baru kembali "
" Ya aku tahu . Kemarin dia sempat bilang padaku "
" Kue kuemu enak ! Kenapa tidak buka toko roti atau kafe saja ?! " tanya Deniel , ia mencoba untuk lebih dekat dengan wanita yang berhasil membuat otaknya geser dari tempatnya itu .
" Bukan hal mudah untuk semua itu , khususnya untukku . Kita lihat saja nanti "
Air tersenyum.dan melangkah pergi meninggalkan Deniel .
" Apa yang susah !? Aku punya tempat ditengah kota jika kau ingin menyewanya untuk membuka tokomu . Untuk modal kau bisa mengajukan pinjaman padaku ! Aku bekerja di sebuah bank swasta "
Untuk hal pertama memang benar adanya , ia punya ruko ditengah kota yang sudah kosong . Tapi untuk hal kedua ia terpaksa berbohong . Air tidak akan mau jika ia bilang ia yang akan membiayai usaha baru itu .
Air menghentikan langkahnya , sepertinya ia tertarik dengan tawaran Deniel . Jika usahanya berkembang maka ia bisa memenuhi kebutuhannya dan Janu . Lagipula ia bisa tinggal di toko itu karena ia yakin Bumi tak akan mengijinkannya tinggal di apartemen dalam waktu yang lama .
Deniel tersenyum menang ketika Air mendekatinya kembali .
" Tapi aku tidak punya agunan jika mengajukan pinjaman . Ehmm .. aku tidak punya apa apa "
" Tapi aku percaya padamu ... kurasa itu udah cukup "
" Tapi aku belum pernah membuat usaha sebesar itu . Biasanya kue kue itu hanya aku titipkan di warung warung kecil "
" Aku bantu ... aku cukup pintar jika hanya untuk urusan kafe atau toko roti "
" Kenapa kau membantuku ? "
" Karena aku su ... aku suka padanya " mata Deniel mengarah pada Janu yang sekarang sedang mengoceh dan tertawa melihatnya .
" Janu !? "
" Ya , dia pria paling tampan yang pernah aku temui " jawab Deniel dengan tertawa .
" Pulanglah dulu sekarang , kalian terlihat sangat lelah . Besok kita bertemu di kafe depan untuk membicarakan rencana anggaran toko barumu . Bukankah lebih cepat lebih baik ?! "
" Terimakasih ... "
" Deniel ... namaku Deniel Brown "
" Terimakasih Deniel "
" Sama sama sayang ... Hei kenapa wajahmu begitu ? Aku sedang berbicara pada pria tampan itu " goda Deniel .
Air melangkah pergi dengan hati yang sangat bahagia . Akhirnya ia bisa membuat usaha sendiri yang hasilnya tentu bisa ia gunakan untuk masa depan Janu . Dia merasa beruntung karena banyak orang yang menyayangi dirinya dan putranya .