NovelToon NovelToon
Berondong Itu Adik Tiriku

Berondong Itu Adik Tiriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berondong / Ketos / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Veltika Chiara Andung tak pernah membayangkan hidupnya akan jungkir balik dalam sekejap. Di usia senja, ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang perempuan misterius yang memiliki anak lelaki bernama Denis Irwin Jatmiko. Namun, tak ada yang lebih mengejutkan dibanding fakta bahwa Denis adalah pria yang pernah mengisi malam-malam rahasia Veltika.

Kini, Veltika harus menghadapi kenyataan menjadi saudara tiri Denis, sambil menyembunyikan kebenaran di balik hubungan mereka. Di tengah konflik keluarga yang rumit, masa lalu mereka perlahan kembali menyeruak, mengguncang hati Veltika.

Akankah hubungan terlarang ini menjadi bumerang, atau malah membawa mereka pada takdir yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah di Persimpangan

Ruangan itu terasa sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar samar. Veltika duduk di tepi ranjangnya, memandang keluar jendela yang menampilkan langit mendung. Hubungan ini tidak mungkin terus berlanjut tanpa membawa konsekuensi besar.

Denis berdiri di ambang pintu kamar, memperhatikan Veltika yang tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri. “Kita perlu bicara,” suara Denis terdengar pelan namun tegas. Langkahnya mendekat, lalu ia duduk di samping Veltika, menciptakan jarak yang tak terlalu jauh namun terasa begitu lebar.

Veltika menoleh, menatap Denis dengan mata yang penuh kebimbangan. “Aku tahu, Denis. Tapi apa yang harus kita lakukan? Semakin kita melawan, semakin banyak hati yang terluka.” Nada suaranya lelah, seolah-olah beban yang ia pikul telah menjadi terlalu berat.

Denis menarik napas dalam, mencoba mencari kekuatan untuk menjawab. “Aku tidak peduli dengan mereka, Veltika. Aku hanya peduli padamu. Kita bisa menghadapi ini bersama, jika kamu mau.” Namun, kata-kata itu terasa seperti janji yang sulit ditepati, terutama ketika dunia mereka dipenuhi dengan tekanan dari keluarga dan bayang-bayang masa lalu.

Veltika terdiam sejenak, memandangi wajah Denis yang tampak lebih dewasa dari sebelumnya, meski sikapnya masih sering kekanak-kanakan. “Denis, aku mencintaimu. Tapi aku tidak bisa memintamu untuk terus hidup dalam bayangan ini. Aku tidak ingin kamu kehilangan segalanya karena aku.”

Denis menggenggam tangan Veltika, erat, seolah tidak ingin melepaskannya. “Aku tidak peduli kehilangan apa pun, asal bukan kamu. Tapi… kalau kamu merasa ini terlalu berat, aku akan mengerti.” Suaranya bergetar, menunjukkan rasa takut yang perlahan merayapi dirinya.

Keduanya terjebak di persimpangan yang tak mudah. Hati mereka ingin terus bersama, namun logika berkata sebaliknya. Di luar, hujan mulai turun, menandakan bahwa alam pun seolah turut merasakan dilema yang mereka hadapi. Apakah mereka akan melangkah bersama melawan badai, atau memilih jalan masing-masing demi kedamaian yang semu? Jawaban itu masih menggantung di udara, menanti untuk dijawab oleh waktu.

***

Denis sengaja membeli sebuah apartemen untuk dirinya dan Veltika bertemu, semua hal bisa bicarakan tanpa takut Ibu Sri mendengar.

"Tolong buat aku yakin akan hubungan ini, Denis," suara Veltika terdengar lirih namun penuh dengan kejujuran. Tatapan matanya yang teduh menatap dalam ke arah Denis, seolah mencari jawaban dari keraguan yang selama ini menghantui pikirannya.

Mereka duduk berhadapan di ruang tamu apartemen Denis, suasana hening setelah berhari-hari perang dingin tanpa kata. Denis menatap Veltika dengan mata yang sedikit lelah, namun di dalamnya masih tersimpan rasa cinta yang tak pernah padam. Ia tahu, percakapan ini akan menjadi penentu arah hubungan mereka.

"Aku tahu semuanya sulit untukmu," Denis akhirnya membuka suara. "Tapi aku bersungguh-sungguh, Veltika. Aku mencintaimu, bukan sebagai pelarian atau cinta sesaat. Aku ingin kita melewati semua ini bersama."

Veltika menghela napas panjang, membiarkan kata-kata Denis meresap dalam pikirannya. "Aku juga mencintaimu, Denis. Tapi, seberapa lama kita bisa terus bersembunyi? Cepat atau lambat, orang tua kita akan tahu. Kita tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang mereka."

Denis menggenggam tangan Veltika dengan erat, seolah ingin memastikan bahwa wanita di hadapannya tetap bersamanya. "Kalau begitu, kita akan hadapi mereka bersama. Kita akan bicarakan ini dengan mereka, dan aku akan memastikan mereka mengerti bahwa aku serius tentang kita."

Veltika terdiam, mencoba membaca kesungguhan di mata Denis. "Kamu tahu ini tidak akan mudah. kepulangan mereka sudah dekat. Jika mereka tahu kita menjalin hubungan, itu bisa menghancurkan segalanya."

Denis mengangguk, sorot matanya tak tergoyahkan. "Aku siap menerima semua konsekuensinya. Aku lebih baik kehilangan segalanya daripada kehilanganmu. Aku hanya butuh kamu percaya padaku."

Perlahan, Veltika meremas tangan Denis, menyadari bahwa mungkin inilah satu-satunya jalan untuk mereka. "Baiklah, Denis. Kita akan hadapi ini bersama. Tapi tolong, jangan buat aku menyesal mempercayaimu."

Denis mengangkat tangan Veltika ke bibirnya, mengecupnya dengan lembut. "Aku janji, Veltika. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu."

Mereka tahu, setelah ini tidak ada lagi ruang untuk bersembunyi. Kejujuran akan menjadi kunci, meski resiko yang mereka hadapi mungkin lebih besar dari yang bisa mereka bayangkan.

Apartemen itu adalah tempat mereka berbagi waktu tanpa harus bersembunyi dari dunia luar. Dengan dua kamar tidur yang luas dan desain interior mewah, apartemen itu terasa seperti markas rahasia mereka—sebuah ruang yang hanya mereka berdua tahu.

Setiap sudutnya memancarkan kehangatan dan kemewahan. Dinding berwarna abu-abu gelap berpadu dengan lantai marmer putih yang dingin namun elegan. Ruang tamu dihiasi sofa kulit hitam yang besar, di atasnya tergantung lukisan abstrak yang memberi sentuhan artistik. Sebuah jendela besar menghadap ke kota, memberikan pemandangan gemerlap lampu-lampu malam yang menjadi saksi bisu pertemuan-pertemuan mereka.

Di dapur terbuka yang modern, peralatan serba stainless steel bersinar terang di bawah pencahayaan hangat. Meja makan kecil dengan dua kursi sering menjadi tempat mereka berbagi sarapan sederhana, atau sekadar berbincang tentang mimpi-mimpi yang ingin mereka wujudkan bersama.

Kamar tidur utama, tempat mereka sering menghabiskan malam, didominasi oleh tempat tidur king-size dengan sprei berwarna netral yang selalu tertata rapi. Di sisi tempat tidur, lampu meja dengan desain minimalis memberikan cahaya redup yang menciptakan suasana intim. Kamar kedua lebih sederhana, jarang digunakan, seolah menjadi ruang cadangan jika mereka membutuhkan jarak untuk berpikir.

Bagi Veltika dan Denis, apartemen ini bukan sekadar tempat tinggal. Ini adalah dunia kecil mereka, di mana cinta mereka tumbuh tanpa perlu takut akan pandangan orang lain. Sebuah tempat di mana mereka bisa menjadi diri sendiri, meski dunia di luar masih mencoba meruntuhkan hubungan mereka.

Di bawah guyuran air shower yang hangat, tubuh Veltika dan Denis saling melekat. Pakaian mereka yang basah menempel erat, membuat setiap sentuhan terasa lebih intens. Air mengalir membasahi wajah mereka, namun tak mampu memadamkan api yang berkobar di antara keduanya.

Denis mendekap Veltika dengan erat, jari-jarinya menyusuri punggungnya yang basah, sementara bibir mereka menyatu dalam ciuman yang semakin dalam. Nafas mereka beradu, terengah-engah di antara derasnya air yang terus mengguyur. Veltika sempat mencoba menjaga jarak, namun kini ia tak mampu lagi melawan desakan hatinya.

Gairah yang lama ia tekan kini membuncah, memenuhi ruang sempit itu. Tangannya yang gemetar meraih leher Denis, menariknya lebih dekat. Dalam setiap sentuhan, setiap ciuman, mereka melupakan sejenak dunia di luar sana—hanya ada mereka berdua, tenggelam dalam hasrat yang tak tertahankan.

Di dalam kamar mandi itu, cinta mereka bukan lagi rahasia. Itu adalah energi yang hidup, mengalir seperti air yang membasuh tubuh mereka, menyatukan dua jiwa yang tak mampu lagi berpura-pura menjaga jarak.

Setelah selesai mandi, Veltika dan Denis berganti pakaian santai. Keduanya tampak lebih rileks, dengan rambut masih basah dan wajah segar. Denis mengenakan kaos longgar, sementara Veltika mengenakan piyama santai yang membuatnya terlihat lebih lembut dari biasanya.

Di dapur apartemen, mereka memutuskan untuk memasak sesuatu yang sederhana—mie instan. Veltika membuka lemari dan mengambil dua bungkus mie favorit mereka, sementara Denis menyalakan kompor dan menyiapkan air mendidih.

“Biar aku yang masak,” ucap Denis dengan senyum jahil.

“Jangan sampai gosong, ya,” balas Veltika sambil tertawa kecil.

Mereka bekerja sama seperti pasangan baru yang menikmati momen-momen kecil bersama. Denis dengan lihai mengaduk mie dalam panci, sementara Veltika menyiapkan mangkuk dan memotong daun bawang sebagai pelengkap. Sesekali tangan mereka saling bersentuhan, menimbulkan senyum malu-malu yang menghangatkan suasana.

Setelah mie siap, mereka duduk di meja makan kecil di sudut apartemen. Veltika meniup mie panas di sendoknya, sementara Denis memandangi wajahnya dengan penuh kekaguman.

“Sepertinya ini mie instan paling enak yang pernah aku makan,” ucap Denis dengan nada menggoda.

Veltika tersenyum, mengangkat alisnya. “Karena kamu yang masak atau karena kita berdua yang buat?”

“Mungkin karena kita berdua,” jawab Denis sambil meraih tangan Veltika di atas meja, mengusapnya lembut.

Di tengah keintiman sederhana itu, mereka merasakan bahwa hubungan mereka, meski penuh tantangan, memiliki momen-momen manis yang membuat segalanya terasa layak diperjuangkan.

1
Widyasari Purtri
q mampir kak.setangkai mawar untukmu
NinLugas: terimakasih
total 1 replies
Nikodemus Yudho Sulistyo
Menarik. pasti lebih banyak intrik nantinya. lanjut...🙏🏻🙏🏻
NinLugas: iya ni mau lanjut nulis lg, semngt juga kamu ka
Nikodemus Yudho Sulistyo: tapi menarik kok. semangatt...
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!