Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permen kapas
Keesokan paginya Kinara sudah bersiap dengan pakaian rapi untuk pergi ke sebuah bazar yang sedang di adakan di taman kota. Kinara mengoleskan selai strawberry ke permukaan roti gandum kesukaannya dengan terburu buru mengejar waktu karena ia sama sekali tidak ingin melewatkannya, kali ini Kinara bahkan tidak sempat memasak karena ia bangun kesiangan akibat terlalu over thinking dan juga memikirkan beberapa hal yang belum tentu terjadi, apalagi setelah semalam Kinara mendapat perlakuan yang spesial dari Kafeel membuat otaknya semakin over thinking memikirkan segala kemungkinan yang mungkin saja bisa terjadi di luar kehendak dan kuasa Kinara.
Kinara lantas mempercepat langkahnya menuju ke parkiran mobil, namun sayangnya ketika ia sampai di sana ban mobilnya sudah kehabisan angin membuat Kinara lantas berdecak kesal karena ban mobilnya harus bocor di saat yang tidak tepat.
Kinara bingung harus bagaimana? jika ia harus menggantinya dengan ban serep pasti akan memakan waktu lama keburu siang yang ada nantinya jika Kinara menggantinya, namun jika Kinara tidak melakukannya, bagaimana dirinya bisa ke taman kota?
"Bagaimana ini?" batin Kinara sambil menatap ke arah ban mobilnya yang bocor.
Di saat Kinara sedang di landa kebingungan dari arah belakang terdengar suara yang familiar menyapa dirinya.
"Ada apa nih?" tanya Kafeel basa basi seakan tidak tahu bahwa ban Kinara bocor.
"Kamu bisa lihat sendiri kan?" ucap Kinara dengan kesal karena ban mobilnya harus bocor di saat yang tidak tepat.
"Ikutlah dengan ku, aku akan mengantar mu." ucap Kafeel kemudian.
"Tidak terima kasih" ucap Kinara dengan tegas.
"Ya sudah terserah." ucap Kafeel kemudian melenggang pergi.
Kinara yang melihat Kafeel pergi lantas hanya bisa melongo karena tidak biasanya Kafeel hanya pasrah begitu saja tanpa memaksa seperti biasanya.
****
Taman kota
Terlihat Kinara dan Kafeel tengah berjalan memasuki area bazar, ya dapat kalian tebak bahwa pada akhirnya Kinara ikut bersama dengan Kafeel, mau tidak mau sebenarnya sih, jika sudah begini pasti Rendy lah yang akan menanggung batunya karena Kafeel pasti akan memundurkan semua jadwal temunya sampai ia menyelesaikan urusannya, bukankah bos selalu saja benar? dan yang terpenting apapun kemauan bos harus terlaksana.
Kinara dan juga Kafeel menyusuri satu persatu stand yang berjajar rapi di sana, semua stand menampilkan keunggulannya masing masing dengan gaya dan ciri khas yang berbeda, bazar kali ini termasuk terlengkap dari bazar pada umumnya, karena yang tersedia disini bukan hanya sekedar bazar makanan melainkan terdapat juga beberapa bazar lainnya seperti stand yang menyediakan berbagai macam kain, barang barang antik, lukisan, keramik, dan masih banyak lagi. Tidak hanya sampai di situ bahkan ada pertunjukan live musik juga yang ikut meramaikan acara bazar tahun ini.
Kafeel dan Kinara menghentikan langkahnya di stand kain, Kinara melihat lihat beberapa jenis kain yang mungkin akan cocok untuk ia gunakan sebagai bahan dari desain pakaiannya.
"Apakah ini batik tulis pak?" tanya Kinara.
"Ya neng itu asli home made, bukankah kainnya sangat lembut? tidak hanya itu corak warna dalam kain ini juga sangat indah, cocok untuk di gunakan sebagai pakaian maupun hiasan." ucap bapak penjual tersebut dengan ramah.
"Ya bapak benar, sekali melihatnya saja aku sudah jatuh cinta." ucap Kinara sambil tersenyum menatap pada kain tersebut.
"Aku pun jatuh cinta." ucap Kafeel tiba tiba dengan nada suara yang lirih namun masih bisa terdengar oleh Kinara.
Kinara lantas mendongak kala mendengar ucapan Kafeel barusan.
"Apa kamu juga mengerti tentang perkainan?" tanya Kinara dengan raut wajah penasaran namun Kafeel hanya menjawab pertanyaan Kinara dengan gelengan kepala. "Lalu apa yang membuat mu jatuh cinta?" tanyanya lagi dengan penasaran.
"Kamu"
Tepat setelah ucapan itu keluar dari mulut Kafeel suasana mendadak menjadi hening, baik Kafeel maupun Kinara hanya saling tatap satu sama lain bingung hendak bereaksi seperti apa, sampai kemudian bapak bapak penjual kain menyadarkan mereka berdua dari keheningan.
"Atuh si mas pakek acara nembak di sini, langsung lamar aja sat set gitu loh, entar keduluan orang nangis dipojokan." ucap bapak bapak penjual kain.
Kafeel yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum kecut karena nyatanya apa yang terjadi tidaklah semudah yang di ucapkan bapak bapak penjual kain itu. Sedangkan Kinara buru buru langsung meminta di bungkus kainnya beberapa meter lalu segera membayarnya.
"Terima kasih banyak ya neng, kapan kapan balik lagi kalau udah halal." ucap bapak tersebut setengah berteriak membuat beberapa orang lantas menoleh ke arah mereka.
Kinara kemudian lantas mempercepat langkah kakinya kala mendengar teriakan dari bapak bapak penjual kain itu, benar benar memalukan namun juga lucu, seulas senyuman kembali terbit di wajah cantik Kinara kala mengingat ucapan bapak bapak tadi, namun sepersekian detik berikutnya senyuman itu kembali memudar kala mengingat kembali apa yang tengah dilaluinya belakangan ini.
Cukup lama Kinara berjalan hingga kemudian ia baru sadar bahwa Kafeel tidak ada di manapun, membuat Kinara langsung menoleh ke arah sekitar mencari keberadaan Kafeel.
"Dimana dia?"
Kinara terus mencari keberadaan Kafeel ke sana kemari namun tidak kunjung ketemu, sampai beberapa menit kemudian pandangannya terhenti pada sebuah stand yang menjual kembang gula atau yang biasa di sebut permen kapas. Kinara lantas mengernyit bingung dan bertanya tanya untuk apa Kafeel membeli itu?
Setelah beberapa menit menanti Kafeel terlihat membawa dua permen kapas di tangannya dengan senyum mengembang di bibirnya melangkah ke arah Kinara.
"Apa kamu anak kecil?" ucap Kinara langsung to the point.
"Apa yang salah?" tanyanya dengan bingung.
"Aku sudah mencari mu ke mana mana dari tadi dan kamu malah nongkrong di sana sambil tebar pesona ke sekeliling" ucap Kinara dengan kesal karena memang kehadiran Kafeel di stand permen kapas tadi mengundang banyak tatapan kagum dari banyak wanita maupun ibu ibu di sekitaran stand itu.
Kafeel yang melihat Kinara mengomel lantas langsung mencubit permen kapas di tangannya kemudian memasukkannya di mulut Kinara membuat Kinara langsung terdiam karena mulutnya penuh dengan permen kapas.
"KAFEEL!" teriak Kinara dengan kesal setelah berhasil menelan seluruh permen kapas di mulutnya.
Sedangkan Kafeel yang mendengar teriakan itu hanya tertawa karena bagi Kafeel tingkah Kinara sangatlah menggemaskan. Tangan Kafeel perlahan mendekat kemudian mengusap sudut bibir Kinara yang terdapat sisa permen kapas di sana.
"Apa yang dia lakukan?" batin Kinara kala mendapat sedikit perhatian dari Kafeel barusan.
***
Ckrik
Tanpa keduanya sadari dari kejauhan seseorang nampak tengah mengambil gambar keduanya dengan diam diam kemudian melenggang pergi dari sana.
"Aku harus memberi tahu Geffie." ucapnya sambil melangkah pergi meninggalkan tempat bazaar tersebut.
Bersambung