Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.Tinggal di Villa
Sepanjang perjalanan menuju ke Puncak, Bogor. Hanya keheningan yang mengisi ruang mobil mewah yang ditempati oleh Namira,Abra dan si kecil Darren.
Apalagi setelah Darren tidur di atas pangkuan Namira yang duduk di kursi penumpang tepat disamping Abra yang tengah fokus mengendalikan kemudi.
Kurang lebih dari 4 jam dalam perjalanan yang di dominasi oleh keheningan. Akhirnya, mobil yang Abra bawa memasuki halaman sebuah villa yang begitu terlihat asri dan menyegarkan mata.
Dengan halaman yang luas dan di isi oleh berbagai macam tanaman hias yang seketika membuat pemandangan mata menjadi segar.
Namun seketika itu juga Namira tersadar jika dia dibawa ke tempat yang berbeda dengan tempat yang sudah dia booking.
"Kenapa kita kesini tuan? Dan, tempat siapa ini?" tanya Namira saat Abra mematikan mesin mobilnya.
"Ini villa milikku, ayo turun. Kita akan tinggal di villa ini selama kita tinggal di sini," jawab Abra sembari melepas seatbelt yang dia kenakan.
"Kita? Maksudnya?" tanya Namira lagi bingung.
"Iya kita, aku akan ikut berlibur bersama kalian berdua," jawabnya lagi santai.
Deg...
Jantung Namira terasa berhenti berdetak tak kala mendengar penuturan dari Abra. Liburan bersama? Mustahil.
Namun apa yang dilihat Namira menepis kata 'Mustahil' yang baru saja dia ucapkan. Saat menanggapi perlakuan Abra saat ini.
Namira masih duduk dengan perasaan yang berkecamuk didalam dirinya saat seorang wanita paruh baya datang menghampiri lalu menunduk hormat pada Abra.
Entah apa yang mereka berdua bicarakan, yang pasti. Keduanya tampak begitu akrab, hingga akhirnya Namira tersadar dari lamunan nya ketika Abra membuka pintu mobil yang ada disamping nya.
"Sini, biar aku bawa Darren. Ayo turun, kamu juga butuh istirahat," ucap Abra mengangkat tubuh mungil putranya dari pangkuan Namira.
Namira tampak diam namun tetap mengikuti langkah Abra yang mulai melangkah memasuki villa yang akan mereka tempati saat ini.
"Villa ini hanya memiliki dua kamar, satu di atas dan satu dibawah. Terserah kamu mau tidur dimana, pilih saja senyaman nya kamu," ucap Abra yang membaringkan tubuh mungil Darren diranjang yang ada dikamar yang terletak tidak jauh dari ruang keluarga.
"Saya disini saja, bersama dengan Darren." jawab Namira singkat.
"Baiklah, senyaman nya kamu saja,"
Obrolan keduanya terpotong saat wanita paruh baya yang tadi datang menghampiri Abra masuk dengan membawakan koper milik semuanya.
"Maaf tuan, ini koper koper nya,"
"Oh iya Mbok, simpan disini saja. Terima kasih ya,"
"Sama sama tuan. Untuk makan malam, mau saya masakkan apa tuan? Biar saya siapkan dari sekarang,"
"Boleh, menu biasa saja Mbok. Sudah lama saya tidak makan masakan Mbok Inah, kangen rasanya dengan rasa yang khas itu," jawab Abra yang membuat Namira tercengang.
Bagaimana tidak kaget. Nada bicara Abra jauh dari nada yang arogan dan sombong seperti selama ini dia tunjukkan padanya.
Abra begitu lembut dan sopan saat berbicara dengan wanita paruh baya yang bernama Mbok Inah itu.
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu ya. Saya akan mulai memasak pesanan tuan,"
"Baik Mbok, terima kasih,"
Mbok Inah pun akhirnya pergi dari ruangan itu, meninggalkan Namira dan Abra saja disana. Dan seketika kecanggungan pun mulai terasa lagi saat Abra hanya berdua saja dengan Namira.
"Istirahatlah, kita bertemu lagi saat makan malam nanti," ucap Abra langsung beranjak keluar dari kamar yang akan ditempati oleh Namira dan juga Darren.
Sementara Abra sendiri langsung menuju ke lantai dua. Dimana kamar yang akan dia tempati berada disana.
.
...*****...
.
"*Maaf ya Othor baru sempat Up. Othor benar benar sibuk 😢😢, semoga setelah ini selesai Othor bisa kembali up dengan normal.
Semoga tidak lelah menunggu dan masih setia dengan kisah Namira dan Abra*."