Joe William. Adalah seorang Tuan muda yang dipersiapkan untuk menjadi seorang calon penguasa di keluarga William.
Terlahir dari pasangan Jerry William dan Clara Drako, Joe ini memiliki garis keturunan Konglomerat dari keluarga sebelah Ayahnya, dan penguasa salah satu organisasi dunia bawah tanah dari kakek sebelah ibunya.
Ketika orang tuanya ingin mendidiknya dan ingin memanjakan Joe William dengan sutra dan emas, tiba-tiba seorang lelaki tua bernama Kakek Malik yang dulunya adalah orang yang membesarkan serta merawat sang ibu yaitu Clara, datang meminta Joe William yang ketika itu baru berumur satu tahun dengan niat ingin mendidik calon Pewaris tunggal ini.
Tidak ada alasan bagi Jerry William serta Clara untuk menolak.
Dengan berat hati, mereka pun merelakan putra semata wayangnya itu dibawa oleh Kakek Malik untuk di didik dan berjanji akan mengembalikan sang putra kelak jika sudah berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jerry dan Jeff berbeda pendapat
"Tuan besar. Saat ini pewaris dari keluarga Miller telah tiba di MegaTown dua kemarin dan siang tadi, anak buah kita mengatakan bahwa mereka tiba di Garden Hill."
Seorang lelaki setengah baya memberi laporan kepada lelaki yang dia sebut sebagai Tuan besar tadi yang sedang berada di ruangan kerjanya di kantor besar perusahaan Future of Company yang berada di Mountain lotus itu.
"Hmmm... Apakah mereka ada mengambil gambar atau video?" Tahta Tuan besar itu.
"Ada Tuan. Sebentar akan saya tunjukkan." Jawab lelaki itu lalu menyerahkan ponselnya kepada Tuan Besar tersebut.
Lelaki yang duduk di kursi tersebut menggeser layar ponsel yang diserahkan kepadanya tadi lalu memperhatikan dengan seksama.
"Memang sekumpulan manusia-manusia yang tidak kenal jera. Dulu bekerjasama dengan Robin. Setelah itu mereka menjadi babu bagi Ramendra. Sekarang bekerjasama dengan Paul untuk menjilat pewaris dari keluarga Miller ini. Mengapa ada manusia yang sangat rendah seperti ini?" Gumam Tuan besar tersebut sambil menyerahkan ponsel itu kepada pembantu nya.
"Apa yang harus kita lakukan Tuan?" Tanya sang pembantu tadi.
"Black. Kau hubungi Kenny dan seluruh jajaran staf di William Group. Mereka harus tiba di sini lusa. Akan ada rapat untuk membahas masalah ini. Bagaimanapun, orang yang ada di dalam Foto itu adalah Diana dan Frank. Paman dan Ibu kandung sepupu ku Kenny. Aku harus membahas lebih dalam lagi dengan Kenny tentang masalah ini." Kata Tuan Besar itu memberi perintah.
"Oh ya. Nanti jika kau keluar, telepon Paman Jeff. Suruh dia menemui ku di ruangan ku ini!"
"Baik Tuan besar. Jika begitu, saya mohon diri dulu." Kata pembantu bernama Black itu.
Tak lama setelah Black keluar dari ruangan kerja pribadi Tuan besar tadi, kini terdengar pintu di ketuk dari luar.
"Masuk!" Kata Tuan besar memberi perintah.
"Kau memanggilku Jerry?" Tanya seorang lelaki berusia hampir 60-an kepada Tuan besar itu sebaik saja dia berada di dalam ruangan itu.
"Benar Paman." Jawab Tuan besar itu.
"Apa yang bisa aku bantu? Atau kau ada pertanyaan kepada ku?" Tanya lelaki 60-an itu.
"Paman Jeff. Sudah berapa lama Joe berguru di Kuala Nipah?" Tanya Tuan besar itu.
Lelaki tua bernama Jeff itu menghitung sejenak lalu menjawab. "Menurut perhitungan ku, Joe sudah berada di Kuala Nipah dua tahun lebih sedikit. Mengapa?" Tanya Paman Jeff.
"Berarti sekarang umurnya sudah tujuh belas tahun." Gumam Tuan besar itu.
"Hey.. ada apa dengan umurnya Jerry?"
"Begini Paman. Menurut mu, apakah cucu kalian itu sudah layak diberikan tanggung jawab?"
"Maksudmu tanggung jawab yang seperti apa?"
Lelaki tua bernama Jeff itu sedikit mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan dari Tuan besar nya itu.
"Mengepalai Dragon Empire dan mengambil kendali beberapa aset perusahaan yang berada di beberapa tempat." Jawab Tuan besar itu.
"Kau waras Jerry? Jangan jadi mendadak gila. Anak itu belum matang. Ok. Katakan lah untuk saat ini kekuatan fisiknya bagus. Bahkan bisa dikatakan pilih tanding. Tapi itu saja tidak cukup Jerry! Dia harus belajar lagi tentang hal bisnis. Dia perlu kuliah dan setidaknya harus menguasai dan mengerti apa itu Management dan Bisnis. Apa itu saham, apa itu investasi dan cara pengelolaan keuangan. Kemudian dia harus menguasai strategi marketing. Apa yang diinginkan oleh pasar atau membuat trend sendiri di pasar."
"Dia juga harus bisa menilai segala macam prospek tentang untung dan ruginya dalam sebuah investasi."
"Itu tadi adalah tentang bisnis. Di dalam organisasi pula, dia masih berfikiran labil dan memiliki darah yang masih panas. Kau bisa bayangkan jika satu saja keputusan yang dia buat itu salah, berapa nyawa yang akan terkorban dan berapa banyak orang yang akan menderita karena kesalahan dalam mengambil keputusan."
"Katakanlah Dragon Empire ini organisasi yang memang sangat kuat. Bahkan sudah merambah ke berbagai negara. Kesalahan fatal dalam mengandalkan kekuatan dari sebuah organisasi adalah kehancuran bagi banyak pihak. Kau pasti tidak menginginkan hal ini terjadi bukan?" Tanya Paman Jeff.
"Lalu kapan dia bisa belajar. Terkadang resiko juga perlu diambil dalam sebuah taktik. Bagi ku, semakin dini dia di asah, maka akan semakin tajam di kemudian hari." Kata Tuan besar itu masih kukuh dengan pendapat nya.
"Usia tujuh belas tahun itu adalah usia di mana anak-anak remaja sedang menikmati masa remajanya. Jangan kau sita kebahagiaan putra mu hanya karena kau ingin menjadikan dirinya seperti yang kau inginkan. Dia belum siap untuk memikul beban berat seperti itu. Ingat bahwa kau pun dulu mengemban tugas itu saat sudah berusia dua puluh dua tahun."
"Sekarang aku ingin bertanya. Berapa banyak beban yang kau pikul, seberapa kuat lawan mu ketika itu, dan seberapa banyak orang-orang yang memiliki kepintaran di sekeliling mu? Kau ada Ryan. Ada Daniel. Ada Riko. Kau juga punya Arslan, Herey, Black, David dan Kevin. Di dalam ruang rapat kau punya Tuan Barry, Ronald, Austin, Richard, Rustam, Isa, Raven, Manager Olive dan banyak lagi. Sementara di dalam organisasi, Kau punya Drako, Tuan Syam, Regan dan aku. Sementara Joe? Siapa yang dia miliki?" Tanya Paman Jeff sambil menatap kearah Tuan besar itu dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Kau mungkin benar Paman. Tapi aku juga tidak sepenuhnya salah. Ini hanya dari sudut pandang antara paman dan aku."
"Mungkin paman menilai dari sisi kekeluargaan. Namun aku, sebagai Bisnisman punya pandangan sedikit berbeda. Ini karena aku berkaca dari kesuksesan mendiang ayah ku ketika berusia tujuh belas tahun mampu bersaing dengan nama-nama besar lainnya. Bahkan kakek William pun mewarisi William Group ketika itu berusia hampir sama. Jadi, bagi Joe nanti, dia bisa bekerja sambil belajar."
"Di Garden Hill, perusahaan kita sudah berdiri walaupun tidak besar. Di sana Ryan yang menjadi pengawas. Kau bisa menempatkan Joe di sana sambil kuliah, juga sambil bekerja. Bukankah Garden university adalah milik Future of Company?"
"Paman. Mengapa kau ingin menempatkan cucumu itu di kawasan perang? Kau tau bahwa Garden Hill kapan saja bisa menjadi Medan perang antara kita dengan keluarga Miller." Tanya Jerry.
"Aku belum selesai bicara."
"Begini Jerry. Kau bisa mengirim Joe ke sana sebagai Mahasiswa dan sebagai pengawas di Kafe serta Restoran yang kau miliki di sana. Dia harus mengenal seluk-beluk kawasan yang bakal menjadi medan pertempuran itu. Karena hanya dengan mengenal maka dia bisa mengetahui apa yang harus dia lakukan."
"Di sana juga ada perusahaan bernama Garden Company Inc. Biarkan dia bekerja di sana sebagai karyawan magang. Ini akan lebih baik baginya sebelum terjun langsung ke dalam perusahaan milik mu. Bagaimana?" Tanya Paman Jeff.
"Baiklah Paman. Aku harus bertanya lagi kepada Ayah dan Tuan Syam."
"Oh ya. Apa paman ada mendengar kabar tentang Joe ini?"
"Anak mu itu nakalnya setengah mati. Setiap hari ada saja ulahnya. Aku mengirim Monang bergantian dengan Ucok untuk memantau anak mu di sana. Dia baik-baik saja." Kata Paman Jeff.
"Oh ya paman. Bicara tentang Dragon empire cabang kota Kemuning. Minggu depan aku dengar Tigor akan bebas dari penjara. Sebaiknya aku kirim saja Joe ke sana. Bukankah lencana lambang ketua organisasi ada padanya." Kata Tuan besar itu.
"Boleh kalau itu menurut mu baik. Sekalian dia berkenalan dengan mereka di sana."
"Baiklah Jerry. Jika tidak ada lagi yang kau tanyakan, aku mohon diri dulu." Kata Paman Jeff.
"Silahkan paman!" Kata Tuan besar itu sambil mengantar lelaki 60-an itu sampai di pintu.
Klo ini unik semakin dewasa semakin waras😁