Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.
Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.
"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.
"Dia juga istriku." Jawab Damian.
Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.
"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.
Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Orang
"Bisa jadi, kita harus siap-siap dengerin curhatannya, hehehe.." Kekeh Dodi.
"Salah sendiri, kenapa jatuh cinta dengan istri orang, kan masih banyak gadis dan janda yang nganggur." Ejek Jack.
"Ayo masuk sebelum dia berteriak." Ajak Dodi.
Mereka mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam.
"Mana laporan kerjaan kalian." Tanya Austin dengan tatapan tajam setelah mereka berdua berdiri di depan meja.
"Ini bos." Dodi menyerahkan lembaran berkas yang ia bawa di atas meja kerja Austin.
Austin membacanya dengan teliti kemudian menandatangani berkas itu.
"Bagaimana dengan karyawan yang mengalihkan dana perusahaan?" Tanya Austin.
"Sudah di penjara bos, sedangkan yang ikut andil sudah aku pecat." Lapor Dodi.
"Bagus, kalian memang bisa gw andalkan." Puji Austin.
"Apa masih ada yang perlu kami kerjakan bos?" Tanya Dodi.
"Kalian duduk di situ." Tunjuk Austin dengan dagunya ke arah sofa.
Mereka berdua segera duduk di sofa sambil bersandar menunggu Austin. Sudah sejam mereka duduk di sana tanpa melakukan apapun. Sedangkan Austin memejamkan mata di kursinya.
'Dasar bos! ngapain coba suruh gw menunggu nggak jelas kayak gini di sini. kerjaan gw kan banyak, dia malah enak-enakan tidur.' Batin Dodi.
'Tuh, kan gw bilang juga apa, pasti masalah hati nih! Sudah gw bilang jangan pernah main hati dengan perempuan, langsung bawa ke ranjang aja selesai deh! Dia malah main hati dengan istri orang, begini kan jadinya, sakit hati bro!' Batin Jack.
"Kalian mengumpat gw?" Tanya Austin tanpa membuka mata.
"Sejak kapan bos jadi cenayang?" Tanya Jack balik
"Jelas banget dari wajah kesal kalian." Austin berdiri kemudian ikut duduk di sofa. Ia membuka botol minuman lalu menuang ke dalam gelas lalu meminumnya dalam beberapa tegukan.
"Ada apa bos? kenapa menyuruh kami duduk di sini?" Tanya Dodi.
"Syasya pergi meninggalkan gw." Lirih Austin sedih.
Dodi dan Jack saling melirik, benar dugaan mereka, 'masalah hati' Batin keduanya.
"Maksudnya, dia kembali ke suaminya?" Tanya Jack.
"Gw belum tau dia dimana, tapi gw yakin dia pasti ke rumah Damian." Austin mengusap wajahnya dengan frustasi.
"Sudahlah, cari wanita lain. Lupakan istri Damian." Ujar Jack.
"Melupakannya? itu nggak mungkin Jack..! Gw cinta dengan Syasya, hati dan pikiran gw hanya tertuju padanya. Seandainya gw bisa, sudah gw lakukan. Lo tau gimana sakitnya hati gw melihatnya bersama Damian? Sakit banget Jack. Gw hanya bisa memandangnya dari jauh, tapi tidak bisa mendekapnya. Kadang gw berpikir, kenapa Tuhan membiarkan hatiku terikat padanya." Ujar Austin dengan kesal pada hatinya sendiri.
"Tapi Lo juga nggak berpikir merebut istri orang kan?" Selidik Dodi.
"Itu yang akan gw lakukan." Tegas Austin.
"Lo jangan gila." Kesal Dodi dengan suara keras.
"Gw memang sudah gila, gw tergila-gila dengan Syasya." Sentak Austin.
"Lo bisa berurusan dengan hukum jika melakukan itu." Ujar Dodi.
"Gw nggak peduli." Decak Austin.
"Lo harus sabar dan tenang, tunggu aja waktu yang tepat. Gw yakin Syasa akan kembali pada Lo. Pernikahannya dengan Damian kan sudah diambang perceraian. Gw yakin Anastasya nggak akan sanggup di poligami. Mana ada perempuan yang mau berbagi suami." Ujar Jack.
Austin mengangguk membenarkan ucapan Jack. Bibirnya langsung tersenyum dengan seringai licik.
"Hehehe.., Lo bener Jack, kenapa gw nggak kepikiran kayak Lo ya? Kenapa gw jadi bodoh sekarang." Kekeh Austin.
"Cinta memang bikin orang kelihatan bodoh Bos!" Ujar Jack.
"Lo ngatain gw bodoh?" Bentak Austin.
"Hehehe, Nggak bos! mana berani gw. Gw kan bilang Cinta yang bodoh." Elak Jack.
Dodi tersenyum menahan tawa melihat wajah gugup Jack 'Mampus Lo, kebanyakan ngomong sih.' Batin Dodi.
Tidak lama kemudian telepon di meja kerja Austin berbunyi. Dodi beranjak kemudian menekannya.
"Ya." Jawab Dodi.
"Tuan, di lobi ada Nyonya Kanaya Istri Tuan Damian, Dia ingin bertemu dengan Tuan Austin." Lapor resepsionis.
"Apa dia sudah buat janji?" Tanya Dodi.
"Belum Tuan." Jawab Resepsionis.
Dodi beralih kearah Austin, "Bos, Kanaya ada di bawah, Lo mau nemuin dia nggak? Sepertinya ini masalah Tasya." Tanya Dodi.
"Mau apa dia? Suruh dia naik, gw juga penasaran dengan istri Damian, wanita seperti apa yang telah merampas suami Syasya ku." Jawab Austin dengan seringai licik di wajahnya.
"Suruh dia naik." Perintah Dodi pada resepsionis.
Setelah menutup sambungan telepon. Dodi berbalik, "Jack sebaiknya kita pergi." Ajak Dodi.
"Bos! kami keluar." Pamit Jack, kemudian mereka berdua segera keluar dari ruangan Austin.
Sambil menunggu Resepsionis menghubungi Dodi, Kanaya mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi gedung. Tak henti-hentinya ia berdecak kagum dengan design interior yang elegan dan mewah menunjukkan betapa kaya dan berkuasanya pemilik perusahaan ini.
'Jika kantor sebesar ini, pasti gaji karyawannya juga gede nih!' Batin Kanaya.
"Silahkan Nyonya, lantai 20, lift nya di sebelah sana! Tuan Austin menunggu Anda di ruangannya." Ujar Resepsionis tersenyum ramah.
"Mbak, kira-kira gaji karyawan di sini berapa sebulan ya?" Tanya Kanaya penasaran.
Resepsionis sedang berpikir sejenak, "Sekitar 20 juta sampai 100 juta perbulan, Tergantung divisi dan jabatan masing-masing." Jawab Resepsionis.
"What! gede banget." Pekik Kanaya nggak percaya.
"Kalo mbak berapa?" Tanya Kanaya.
"Saya 25 juta mbak." Jawab Resepsionis.
'Resepsionis saja 25 juta?' Batin Kanaya, "Ya sudah, aku temuin Tuan Austin. Makasih ya?" Kanaya pergi menuju lift yang di tunjuk resepsionis. Ia segera masuk ke lift kemudian menuju lantai 20. Setelah sampai ia mencari ruangan Austin. Di lantai 20 hanya ada 3 ruangan, ruangan, Dodi, Jack dan Austin.
"Nyonya Kanaya?" Tanya Jack dengan sopan.
"Ia benar." Jawab Kanaya.
"Silahkan." Jack membuka pintu ruangan Austin kemudian menutupnya kembali setelah Kanaya masuk.
Kanaya melangkahkan kakinya gugup masuk ke dalam. Ia sangat kagum dengan isi ruangan kerja Austin, ruangan yang sangat luas dan tertata dengan rapi, 'Benar-benar ruang kerja yang berkelas' Batin Kanaya.
"Silahkan." Austin menunjuk sofa kemudian berdiri mengikuti Kanaya menuju sofa.
"Saya nggak suka berbasa-basi, jadi langsung saja, untuk apa Nyonya Damian menemui saya?" Tanya Austin dengan wajah datarnya.
"A-...aku ingin menawarkan kerja sama." Jawab Kanaya dengan gugup.
Austin tersenyum menyunggingkan sudut bibirnya, "Maksudnya?" Tanya Austin dengan alis mengerut.
"Aku tau kamu suka dengan Tasya. Aku akan membayar kamu, jika kamu mau bekerja sama dengan ku untuk memisahkan Damian dan Tasya." Ujar Kanaya.
"Dengan apa kamu membayar ku?" Tanya Austin.
"Berapa pun yang kamu minta." Jawab Kanaya dengan yakin.
"Hahahaha.." Suara tawa Austin menggema di dalam ruangannya, "Apa kamu pikir saya kekurangan uang? Dengar Nyonya Damian, saya nggak butuh uang anda, saya bisa memiliki perusahaan suamimu hanya dengan hitungan detik jika saya mau." Tegas Austin.
"Bagaimana kalau dengan yang lain." Tawar Kanaya kembali dengan menggoda.
Austin mengerutkan dahinya, "Yang lain? maksudnya?" Tanya Austin.
"Mmm... one night stand dengan ku." Ujar Kanaya, Ia yakin pria campuran seperti Austin sudah terbiasa dengan sek* seperti itu.
"Hahahaha... kamu sangat lucu," Austin semakin tertawa hingga perutnya menegang, "Aku nggak nyangka ternyata istri Tuan Damian menyerahkan diri padaku. Bagaimana jika Tuan Damian tau ya?" Ucapan Austin membuat Kanaya sedikit takut.
"Itu penawaran ku yang terakhir, jika Tuan menolak. Aku akan memisahkan mereka dengan caraku sendiri." Ujar Kanaya.
"Maaf Nyoya Damian, sayangnya saya nggak tertarik dengan semua penawaran anda. Saya bisa mendapatkan wanita manapun yang saya inginkan, tapi tidak dengan wanita yang sengaja menawarkan diri padaku. Saya memang suka dengan Tasya, tapi saya nggak akan melakukan hal yang licik untuk mendapatkannya. Jika tidak ada lagi yang ingin anda bicarakan, silahkan anda keluar dari ruangan saya!" Tegas Austin.
Kanaya berdecak kesal, ia mengumpat Austin dalam hati 'Sok suci.' Batin Kanaya. Ia sudah menurunkan harga dirinya di depan Austin dengan menawarkan tubuhnya. Tapi di luar dugaan Austin menolaknya bahkan menertawainya.
"Penawaran saya masih berlaku Tuan, jika suatu saat anda berubah pikiran, silahkan hubungi saya di sini." Kanaya meletakkan selembar kartu nama di meja Austin. Ia tidak perduli dengan penolakan Austin lagi.
.
.
.
bersambung....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg