Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB 31. Ruby Bertemu Shinta.
Melewati siang, Ruby sudah selesai dengan jam kuliahnya. Bersama Airis dan Afzal ia berjalan ke luar kampus. Ruby ingin menghubungi Emer, memberi tahu tunangannya itu, tapi sebelum berhasil, netranya sudah menangkap kehadiran seseorang.
"Ruby!"
Calon ibu mertuanya melambai dengan tersenyum dari luar mobil.
"Siapa dia?" tanya Airis yang memang tidak mengenal Amanda.
Ruby bergegas menghampiri Amanda dengan Airis yang mengekorinya.
"Mommy di sini?" Ruby cukup terkejut melihat ibu Emer ada di kampusnya. Apa Amanda datang untuk menjemputnya?
"Mommy ingin mengajakmu ke suatu tempat," kata Amanda dengan tersenyum. "Apa kuliahmu sudah selesai, Sayang?"
Ruby mengangguk. "Ah...iya, Mom. Kenalkan ini sahabatku, Airis." Ruby memperkenalkan Airis pada Amanda. Ia juga tidak lupa memperkenalkan Afzal.
"Kalian pasti teman dekatnya Ruby. Jangan lupa untuk datang di hari pernikahan Ruby dan Emer." Amanda ternyata mengundang Airis dan Afzal secara langsung.
Airis lekas mengangguk. Ia terlihat bersemangat untuk datang di hari bahagia sahabatnya itu. Airis juga terkejut saat Amanda mengatakan waktu pernikahan Ruby dan Emer yang tinggal dua hari lagi.
"Jadi kau akan cuti kuliah besok?" tanya Airis langsung pada Ruby.
Ruby mengangguk dan ia bisa melihat wajah Airis yang berubah sedih, nyaris menangis. Ruby merasa heran sekaligus cemas pada sahabatnya itu. Ia hanya cuti beberapa hari saja.
"Ada apa?" tanya Ruby cepat. Ia menggenggam tangan Airis khawatir.
"Aku...aku tidak menyangka bahwa akan secepat ini?" Airis akhirnya menitikkan air mata. Ia tak sanggup lagi menahannya. Namun, dengan lekas pula Airis mengusap dan setelah itu ia tertawa.
Airis tiba-tiba merasa emosional. Ia pikir Ruby akan menikah beberapa hari atau beberapa bulan lagi. Airis begitu bahagia dengan berita itu. Ia yang paling tahu apa saja yang sudah Ruby lalui selama ini, betapa beratnya hidup Ruby dengan keluarga Sanders.
Dan sekarang, melalui pernikahan ini, Ruby akan memiliki keluarga baru yang Airis harap bisa membawa sahabatnya itu ke kehidupan yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.
"Kau akan menikah, Ruby. Kau akan memiliki keluarga baru," kata Airis lagi. Ia tersenyum bahagia dengan air matanya yang masih menetes. "Aku sungguh bahagia sekali. Aku harap mereka bisa membuatmu bahagia dan memberimu kehidupan yang jauh lebih baik daripada yang kau miliki sekarang."
Ruby tersenyum mendengarnya. Netranya juga sudah berkaca-kaca dan ia mengangguk lekas memeluk Airis yang juga balas mendekapnya.
"Terima kasih, Airis." Ruby terharu. Ia memiliki sahabat setulus Airis, yang selalu ada untuknya dan mendukungnya.
Sementara Amanda yang melihat kejadian itu ikut tersenyum dan merasa haru. Ia juga sudah mengetahui semua kehidupan Ruby bersama keluarga Sanders saat sang suami yang mencari tahu kebenarannya. Ia bersyukur karena gadis cantik yang baik itu akan segera menjadi menantu dan bagian dari keluarga Rykhad.
Airis dan Ruby berpisah di depan kampus. Ruby pergi bersama Amanda menuju ke suatu tempat yang Ruby sama sekali tidak tahu. Ia sudah bertanya pada Amanda, tapi Amanda sengaja hanya membalasnya dengan senyuman.
Tak lama berkendara, mobil yang membawa Ruby dan Amanda itu ternyata berhenti di sebuah mall besar. Amanda turun dari mobil lebih dulu dengan Ruby yang menyusulnya.
"Kita ke mall, Mom?" Ruby memperhatikan bangunan besar itu sampai mendongak. Ia memang anak pengusaha, tapi Ruby sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di mall terbesar yang ada di kotanya. Selain karena tidak pernah diizinkan oleh Roger, Ruby juga tidak memiliki uang untuk membeli barang yang ada di dalam sana.
"Ayo, masuk! Ada yang harus kita buru di dalam," kata Amanda langsung menggandeng lengan Ruby.
Amanda tampak bersemangat membawa menantunya itu keluar masuk semua toko barang branded. Ruby yang sebelumnya tidak pernah berbelanja, sedikit kewalahan saat ibu mertuanya bertanya apa yang Ruby inginkan, apa yang Ruby suka, dan mana yang akan Ruby pilih.
"Mom, ini terlalu banyak." Ruby terkejut saat Amanda menunjuk puluhan tas saat melihat ia yang kebingungan saat memilih.
"Kau akan membutuhkan ini semua nanti, Sayang. Jika tidak untuk bekerja, kau akan membutuhkan tas ini saat ingin mengantarkan makan siang untuk suamimu nanti," ucap Amanda terkekeh kecil sendiri.
Ruby kesulitan menahan saat jari ibu mertuanya bergerak dengan begitu lincah menunjuk semua barang-barang branded kebutuhan wanita, mulai dari pakaian, sepatu, tas hingga alat kecantikan dan berbagai parfum untuk Ruby.
Ruby pikir semuanya sudah berakhir sampai di situ, tapi ternyata Amanda masih membawanya memasuki sebuah tempat yang berhasil membuat Ruby terbelalak dan tercekat.
"Pilih, Sayang. Set perhiasan mana yang kau suka?" kata Amanda dengan memperhatikan semua perhiasan yang sudah penjaga toko tampilkan di atas meja sofa tempat Amanda dan Ruby duduk.
Ternyata Amanda membawa Ruby masuk ke salah satu luxury jewellery store yang ada di mall tersebut.
"Ini semua yang terbaru?"
"Iya, Nyonya, ini semua yang terbaru. Dan ini yang paling eksklusif." Pelayanan toko itu meletakkan lebih dekat satu kotak set perhiasan di hadapan Ruby dan Amanda.
"Cantik, batunya berwarna kemerahan cocok untukmu, Sayang." Amanda menoleh pada Ruby yang terlihat melamun dengan pandangan lurus pada semua perhiasan yang terpampang di depan mereka. Fokus Ruby adalah harga setiap perhiasan itu. Rasanya Ruby ingin menjerit.
"Ruby!" panggil Amanda sedikit menepuk paha Ruby. Menarik kesadaran calon menantunya itu. "Kau kebingungan memilih yang mana, ya? Kalau begitu ambil saja sem..." Ucapan Amanda langsung terhenti saat Ruby bergegas meraih kotak perhiasan paling ujung.
"Ini, Mom. Ruby suka ini." Ruby langsung meraih satu set perhiasan dengan harga yang paling murah di antara semuanya. Itupun angka yang tertera sudah menyentuh delapan digit.
Amanda mengangguk dan meminta pelayan toko untuk segera mengemasnya. "Ini juga," kata Amanda seraya meraih satu set perhiasan dengan batu permata berwarna kemerahan yang ada di hadapannya. "Dan yang di sana. Sesuaikan semua ukurannya dengan menantuku."
Amanda terkekeh saat melihat wajah pias Ruby karena ia memilih banyak perhiasan untuk calon menantunya itu. Ia juga kembali mengatakan kalau semua itu nantinya pasti akan Ruby butuhkan, terlebih saat mendampingi Emer-putranya.
"Ini banyak sekali, Mom." Ruby dan Amanda berjalan keluar dari toko perhiasan. Mendengar keluhan Ruby Amanda hanya terkekeh.
Dan kebersamaan Ruby serta Amanda itu ternyata dilihat oleh Shinta. Ia yang tengah berkumpul dengan teman-teman sosialitanya sontak saja memicing, memastikan apakah itu benar Ruby dan Amanda.
Shinta tersenyum ketika melihat Ruby dan Amanda yang ternyata membawa langkah mereka menuju restoran tempat saat ini Shinta berada. Dengan lekas Shinta berdiri dari duduknya dan menyapa putri juga calon besannya itu.
"Ruby, Sayang!" panggil Shinta sedikit keras. Ia tersenyum pada teman-teman sosialitanya. "Itu putriku. Dia sedang bersama Nyonya Rykhad, besan kami," ucapnya bangga.
Teman-teman Shinta langsung terlihat antusias mendengar nama Nyonya Rykhad disebut. Dan melihat itu, Shinta semakin ingin membanggakan putrinya juga status mereka yang sebentar lagi akan berbesanan dengan keluarga Rykhad. Shinta pun dengan cepat, serta senyum lebar di wajahnya langsung mendekat pada Ruby dan Amanda.
Ruby juga beruntung. Setelah penderitaan yang dia alami selama ini, akhirnya dia dapetin suami, mertua, ipar yang baik ....
Semoga mereka selalu bahagia.
Juga yang jahat-jahat harus mendapatkan karma yang setimapal/Determined//Angry/
Dan satu lagi, jangan lupakan Rexi untuk aku/Slight//Facepalm/
Semangat Kak Di. Semangat untuk nulisnya, sehat-sehat selalu, dan sukses terus untuk ceritanya💪🥰😘😘❤❤❤
Cakra tidak menjaga adiknya dengan baik Mom Safira😭😭😭
ngomen othor tantik aja biar dapet balesan surat cinta/Silent//Silent/