Rinda mengenalkan sahabatnya yang bernama Dita dengan Danis, kekasihnya. Sikap dan kebiasaan Danis berubah, setelah Rinda kenalkan pada Dita. Tidak ada lagi Danis yang selalu ada disetiap Rinda membutuhkannya. Karena setiap kali Rinda butuh Danis, pria itu selalu bersama Dita.
Rinda menyesal mengenalkan Dita pada Danis. Rinda tidak menyangka orang terdekatnya akan mengkhianati dirinya seperti ini.
Puncak penyesalan Rinda, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Danis dan Dita masuk ke dalam hotel sambil menautkan jari-jari tangan mereka. Kebetulan Rinda sedang bersama Keenan, pria yang baru saja menjadi temanya. Rinda tidak tahu, jika Keenan adalah calon suami Dita.
Bagaimana sikap Rinda selanjutnya pada Danis dan Dita?
Keputusan apa yang akan dipilih Rinda tentang hubungannya dengan Danis
Bagaimana sikap Rinda pada Keenan, setelah tahu pria itu calon suami Dita?
Yuk simak cerita 'MENYESAL' selengkapnya, hanya di NOVEL TOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Dejavu
Kesepakatannya dengan Keenan ditentang keras oleh mama Ana. Wanita paruh baya itu memaksa Dita untuk tetap mempertahankan calon menantu idamannya.
"Mama tidak mau tahu, Dita. Kamu batalkan kesepakatan kamu sama Keenan. Bagaimanapun caranya, kamu harus menikah dengan Keenan." Ucap mama Mitha, memaksa.
"Iya Ma," jawab Dita.
"Kalau bisa, kamu menikah lebih dulu dari pada Rinda. Biar jadi kejutan." ucap mama Ana lagi.
"Bukannya Rinda itu anak kesayangan Mama," sahut Dita.
"Kamu itu bicara apa. Mama sayang sama Rinda, tapi kan, kamu yang anak Mama." Balas mama Ana.
"Mama selalu bilang, contoh Rinda, lihat Rinda, belajar sama Rinda," sahut Dita.
"Dita, semua itu untuk kebaikan kamu. Sekarang hasilnya kamu lebih hebat dari dia. Masalah jodoh, kamu jangan mau kalah. Keenan lebih kaya dari pada Danis. Paham!'
Mama Ana meninggalkan Dita yang berpikir keras untuk bisa mendapatkan Keenan kembali. Tapi bagaimana caranya? Keenan sudah terlanjur tahu tentang hubungannya dengan Danis.
"Kemana Danis? Sampai sekarang masih belum bisa dihubungi." Dita menggerutu sendiri, begitu ingat Danis yang seolah menghilang.
"Apa mungkin dia bersama Rinda? Tapi Rinda juga tidak membalas pesan dari ku."
Dita terus saja bicara sendiri sambil mencari cara untuk meminta Keenan kembali. Dan tetap menggoda Danis, agar berpisah dari Rinda. Lalu dia teringat, papa Heru sudah memperbaiki cctv yang mengarah ke jalanan. Cctv yang sengaja Dita rusak, agar mama Ana dan papa Heru tidak melihat Danis yang menjemputnya.
Dita seolah menemukan cara untuk membuat Rinda menjadi terpuruk, begitu melihat cctv yang memperlihatkan Rinda turun dari kendaraan milik Keenan.
[Tere, bisa bantu aku?] Dita mengirim pesan pada Tere. Dia butuh orang yang punya akses masuk ke perusahaan tempat Rinda bekerja.
[Apa?] Tere membalas dengan singkat.
Dita menjelaskan maksud dan tujuannya. Dita tahu betul, siapa yang bisa dia ajak kerja sama. Tere sudah lama punya konflik dengan Rinda, tentu akan membantunya. Maka di sinilah Dita berada, di lobi Rajendra Group menunggu Tere menjemputnya.
"Kamu yakin ini bisa membuat Rinda keluar dari perusahaan?" Tanya Tere setelah dia berhadapan dengan Dita.
"Kamu bawa saja aku ke atas. Sisanya biar aku yang melakukan semuanya." Dita meyakinkan Tere.
"Rinda sedang tes wawancara untuk jadi asisten ceo," ucap Tere menjelaskan.
"Kebetulan sekali, bawa aku ke atas sekarang. Biar aku permalukan dia di hadapan pimpinan perusahaan. Dita dan Tere salah perhitungan. Tere terburu-buru ingin melihat Rinda yang dipermalukan Dita, hingga lupa, bahwa lantai yang di tuju adalah lantai pribadi keluarga Rajendra.
Bukan Rinda yang dipermalukan, justru Tere mendapatkan teguran keras. Tere ketakutan saat David memintanya mengakui, bahwa dialah orang yang membawa Dita naik ke lantai tersebut.
Tere mendapatkan hukumannya dengan dipindahkan ke kantor cabang yang lain. Dita sendiri sudah berhasil dibawa keluar oleh David. Rinda pun kembali ke ruangannya untuk bekerja. Namun tidak ada satupun yang dapat Rinda kerjakan.
Rinda sibuk memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil. Setelah tahu akan menjadi asisten Keenan, Rinda ragu untuk mengambil keberuntungannya itu. Dia ingin terbebas dari Danis dan Dita, bukan untuk menambah masalah baru.
Suara dering smartphone milik Rinda menarik lamunan sang pemilik. Rinda terkejut saat nama bunda Nara yang tertulis di layar. Bunda Nara tidak akan mengganggu Rinda yang sedang bekerja, jika bukan urusan yang sangat penting.
"Assalamualaikum Bun," ucap Rinda begitu panggilan tersambung.
"Waalaikumsalam. Nda, Bunda baru saja terima kabar. Ayah mengalami kecelakaan. Sekarang dilarikan ke rumah sakit. Kamu bisa temani Bunda?" Ucap bunda Nara hati-hati.
Rinda merasa dejavu. Ingatannya kembali ke masa lalu. Bunda Nara juga menghubunginya untuk ke rumah sakit. Saat itu Rendi dan Dian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Sayang, dua-duanya tidak ada yang bisa diselamatkan, kecuali Ardian.
"Nda, kamu dengar kan?" Ucap bunda Nara, karena tidak mendapat jawaban dari Rinda.
"Nda akan ke rumah sakit," jawab Rinda, setelah sadar dari lamunannya.
"Kita bertemu di sana Bun," ucap Rinda lagi.
"Rumah sakit om Cipto, Nda." Balas bunda Nara.
Mendengar nama om Cipto, Rinda tidak tahu harus menjelaskan seperti apa pada pria paruh baya tersebut. Bahwa hubungannya dengan Danis tidak bisa diteruskan.
"Delia, ayah dilarikan ke rumah sakit. Aku mau menyusul ke sana, untuk memeriksa kondisinya." Rinda pamit pada rekan kerjanya itu.
"Ayah kenapa?" tanya Delia ikut terkejut.
"Kecelakaan."
"Aku ikut!" Delia segera mengambil tas dan menghampiri Rinda.
Mana bisa Delia membiarkan Rinda pergi sendiri dengan pikiran yang kacau. Belum juga selesai masalah Dita, sekarang sahabatnya itu mendapatkan ujian baru lagi.
Delia baru mengetahui, gadis yang makan malam bersama Danis adalah Dita, sahabat Rinda sejak kecil itu. Dia ingin marah pada Dita, karena tega merebut kekasih sahabat sendiri. Tapi Rinda menahannya.
"Biar aku saja yang bawa mobil," ucap Delia, begitu sahabatnya itu mengeluarkan kunci.
Di saat yang bersamaan, Keenan bersama David dan asisten papa Fardhan, keluar dari perusahaan. Kedatangan Keenan hanya untuk menyeleksi calon asistennya. Itu berarti tidak ada yang dia kerjakan lagi. Dia memilih Rinda, orang yang dia kenal. Namun Rinda meminta waktu untuk memikirkannya lagi.
Sebenarnya Keenan sedikit kecewa, waktu Rinda meminta waktu untuk berpikir ulang. Meskipun pada akhirnya dia memberikan waktu Rinda untuk berpikir sampai tiga hari kedepan.
"Mereka berdua mau kemana?" tanya Keenan pada security yang sempat bicara dengan Rinda dan Delia.
"Tadi pamitnya mau ke rumah sakit," jawab security tersebut.
"Rumah sakit?" ulang Keenan.
Keenan takut terjadi sesuatu pada Rinda. Dia pun meminta David untuk mengikuti kendaraan milik Rinda yang dikendarai oleh Delia. Keenan mengetik pesan, lalu dia hapus. Mengetik lagi, hapus lagi. Keenan tidak tahu, kalimat apa yang tepat untuk bertanya pada Rinda.
Rinda dan Delia tiba di rumah sakit. Mereka langsung menuju IGD, karena kabar yang disampaikan bunda Nara, ayah Riza sedang mendapatkan penanganan.
"Sayang, kamu sudah sampai." Danis yang melihat kedatangan Rinda segera menghampiri kekasihnya.
"Kamu ada disini?" Delia yang bertanya sambil menatap curiga.
"Ayah kecelakaan di depan kantor, Nda. Saat jalan dari parkiran mau ke lobi. Di depan lobi, tiba-tiba ada kendaraan yang berjalan dengan kecepatan tinggi." Danis mencoba menjelaskan.
Ayah Riza dan Danis bekerja di perusahaan yang sama. Waktu ayah Riza sakit, Rinda setiap hari mengantar jemput ayah Riza bekerja. Danis yang melihat Rinda langsung jatuh hati. Danis pun meminta izin ayah Riza untuk berteman dengan Rinda.
"Aneh," ujar Delia,
Rinda juga berpikir, ini tidak masuk akal. Untuk apa kendaraan tersebut melaju kencang di jalan yang seharusnya hati-hati.
"Apa sudah ditangkap orang yang mengendarai kendaraan itu?" Om Cipto yang bertanya. Dia datang bersama bunda Nara dan mama Danis.
"Om," Rinda menyapa ayah tiri Danis itu.
"Om sudah perintahkan dokter yang terbaik di rumah sakit ini, yang menangani ayah kamu." Om Cipto kembali bicara.
"Danis, sebaiknya kamu kembali ke perusahaan tempat kamu bekerja. Urus orang yang menabrak ayah Rinda." Om Cipto kembali bicara, memberi saran pada Danis.
Meskipun ayah sambung, hubungan Danis dan om Cipto cukup baik. Bahkan Rinda baru mengetahui mereka ayah dan anak sambung, setelah satu tahun menjalin hubungan. Entah apa jadinya jika om Cipto tahu, anak sambungnya itu menjadi laki-laki bejat.
Danis meninggalkan rumah sakit dengan terpaksa. Sebenarnya dia ingin menemani Rinda, tapi dia tidak bisa membantah perkataan suami ibunya itu. Danis ingin memperbaiki hubungannya dengan Rinda. Mencoba melupakan apa yang terjadi antara dia dan Dita.
Danis merasa tidak perlu bertanggung jawab dengan yang mereka lakukan di hotel. Dia bukan yang pertama. Tapi Danis lupa, dia tidak mengenakkan pengaman. Dita juga tidak mengkonsumsi pil pencegah kehamilan.
Danis melihat Keenan turun dari mobil. Dia menghampiri ceo Rajendra Group itu. Bukan untuk menyapa karena kenal, tapi untuk memberikan peringatan. "Jangan coba-coba mengambil Rinda dari ku," ucap Danis.
Keenan tersenyum, dia merasa tertantang dengan peringatan yang Danis sampaikan padanya. "Kamu tidak pantas memiliki gadis sebaik Rinda," balas Keenan.
Keenan meninggalkan Danis setelah bicara. Membiarkan Danis untuk memikirkan apa maksud ucapannya. Jika Danis pintar, dia akan tahu maksud perkataan Keenan.
Keenan melihat bunda Nara yang berjalan dari arah berlawanan ke tempat Rinda berdiri saat ini. Dia ingin mendekat, namun dia urungkan. Rinda dan bunda Nara diminta pria berpakaian seragam dokter untuk masuk ke ruang tindakan tempat ayah Riza mendapatkan penanganan.
Cukup lama Keenan menunggu. Hingga akhirnya dia melihat Rinda keluar dari ruangan tersebut, untuk menghampiri Delia. Keenan berlari begitu melihat tubuh Rinda yang akan jatuh ke lantai. Untungnya dia tiba tepat waktu, sehingga Rinda jatuh ke dalam pelukannya.
"Apa yang terjadi?" tanya Keenan.
"Keenan," panggil Rinda lalu memejamkan mata tidak sadarkan diri.
lanjut ttp semangat thor💪 ceritanya bagus 👍