Ponsel Rahasia Milik Suamiku

Pagi ini Rani tampak tersenyum cerah dan bersemangat

Pagi - pagi subuh wanita itu tampak telah bangun dan menunaikan ibadah sholat seperti biasanya

Dengan semangat yang baru , wanita itu langsung beranjak kedapur dan bergegas memasak sarapan pagi untuk dirinya dan juga Bi Dian

Rani ingin memulai hidup yang baru , meskipun gugatan cerainya masih dalam proses dan belum mendapatkan titik hasil

Namun perpisahannya dengan Bara ingin ia terima dengan lapang dada . Rani berniat tak ingin memupuk rasa dendam dalam hati dan membalas pengkhianatan yang suaminya itu lakukan kepadanya

Meskipun pastinya kenangan buruk itu akan membekas di dalam memori ingatan yang Rani miliki , tapi dengan bantuan yang diatas . Rani ingin membersihkan hatinya . Ia berniat ingin mengubur rasa sakit itu dalam - dalam . Rani akan menganggap bahwa semua ini merupakan cobaan dari sang maha pencipta untuk dirinya agar Rani bisa memperbaiki diri lagi kedepannya , dan tentunya memperbaiki diri agar menjadi lebih baik lagi bukan sebaliknya

" Astaga cah ayu..pagi - pagi dah senyum semangat seperti ini . Sini bibi bantu masak , gak usah repot - repot " goda bi Dian yang membuat Rani jadi tersenyum senang menanggapi

Berada disisi wanita paruh baya seperti bi Dian , benar - benar membuat Rani jadi seperti memiliki sosok ibu di dalam hidupnya

ia jadi mengingat ketika masih tinggal dirumah Bara

Berharap ibu mertuanya itu bisa menjadi sosok pengganti ibunya yang telah tiada , malah dirinya di jadikan pembantu oleh ibu mertuanya yang sombong gak ketulungan itu

Selain itu kata - kata yang dikeluarkan oleh Mira sangat nyelekit menusuk hati setiap harinya kepada Rani . Sehingga membuat wanita berhati lembut itu jadi harus menangis diam - diam di belakang Bara , agar suaminya itu tak sampai tahu bahwa ia telah disakiti oleh ibu kandung dari suaminya tersebut .

Bagaimana pun sejahat - jahatnya mertua , Mira tetap saja merupakan ibu kandung dari Bara - suaminya . Dan Rani tak ingin membuat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang karena kehadirannya sebagai menantu di keluarga kaya tersebut

" Gak repot kok bi , ini Rani cuma mau masak nasi goreng buat sarapan kita aja kok" balas Rani dengan suara lembutnya

" Bibi benar - benar heran lo sama si Bara itu , kok ada yaa ..laki - laki yang bisa menyakiti hati istri se cah ayu ponakan bibi ini . Otak bibi sampai ndak mudeng toh nduk mikirin jalan pikiran suamimu yang sableng itu " ucap Bi Dian yang membuat Rani jadi terkekeh kecil mendengarnya

" Sudahlah bi , mungkin Rani juga memiliki banyak kekurangan yang ndak Rani tahu selama ini sehingga membuat mas Bara jadi berpaling " balas Rani bijak yang terlihat sedang mengupas bawang merah dan bawang putih di tangannya yang akan ia olah menjadi bahan bumbu nasi goreng nantinya

" Emangnya istri kedua Bara itu cantik ya nduk..maaf ya bibi jadi kepo " ujar bi Dian yang memang sangat kepo dari kemarin dengan wanita yang menjadi selingkuhan suami dari keponakannya itu

namun kemarin ia enggan bertanya , karena melihat situasi yang kurang kondusif untuk menanyakan hal sensitif seperti itu

Namun kali ini ia memberanikan diri untuk bertanya , ketika melihat kondisi Rani yang terlihat lebih baik dari sebelumnya

Bukan maksud kurang ajar , namun Bi Dian benar - benar sangat penasaran dengan wajah pelakor tersebut . Berharap siapa tahu dia tak sengaja ketemu dijalan . Biar bisa wanita paruh baya itu langsung bejek - bejek , ulek - ulek dijadikan ayam penyet sekalian biar kapok

Niat hati bi Dian doank...tapi dikenyataan mana berani wanita itu bertindak bar - bar seperti itu .

Ia masih memiliki Tuhan di hatinya sehingga membuat Bi Dian masih bisa bersikap waras dalam menghadapi segala cobaan yang sebenarnya sudah di tahap dalam puncak ketidakwarasan dalam hidupnya

Namun sekali lagi , Tuhan tak akan memberikan cobaan di luar kemampuan umatnya

Apapun permasalahannya , pasti akan memiliki jalan keluar . Tergantung kita mau memilih jalan yang putih atau yang hitam dalam menyelesaikan permasalahan tersebut .

Dan disinilah iman kita sedang di uji olehnya , dan hal itu merupakan penentu akan hasil yang kita tuai dalam segala tindakan yang kita ambil dalam menanggapi masalah tersebut

" Istri kedua mas Bara cantik , bi . Bahkan Sinta memakai hijab di kesehariannya , tidak seperti Rani " jawab Rani sambil membayangkan pertemuan pertamanya dengan Sinta di rumah mewah yang Bara miliki bersama keluarga barunya

" Sudahlah nduk , lagian hijab gak berhijab tak bisa menjamin akhlak baik seseorang . Buktinya si Sinta itu , berhijab tapi ngerebut suami orang " dumel bi Dian yang membuat Rani jadi kembali terkekeh geli melihatnya

Kalau bibinya sedang dalam mode marah seperti ini bukannya galak yang terlihat , melainkan lucu . Maka dari itu Anton anak kandungnya jadi anak yang sangat bandel dulu dan suka menggoda ibunya ketika waktu marah

Namun seiring berjalannya waktu , sepupunya itu jadi berubah drastis dalam bersikap . Mungkin karena pemikiran dari pria itu yang sudah dewasa saat ini atau mungkin karena profesinya yang sudah menjadi seorang pengacara handal sehingga membuat mata batin pria itu jadi sedikit terbuka karena lelah menghadapi kasus dari orang - orang yang telah berlaku kriminal di sekitarnya

" Sudahlah bi , jangan di bahas lagi . pagi - pagi gini bibi ngajakin aku ngegibah aja ...dosa tahu " ucap Rani sambil tersenyum kecil melihat bibir mengerucut milik bibinya

" Hiss..bukannya ngegibah , tapi bibi cuma pengen tahu aja . Penasaran tahu..dengan wajah istri baru si pria keladi itu " jawab Bi Dian yang membuat Rani jadi tertawa lepas mendengarnya

" Astaga bi namanya Bara , bukan keladi "

" Alahhh..sama aja , bibi malas dah harus nyebut nama asli si keladi itu dengan mulut bibi yang seksi ini . Greget tahu Ran....kalau gak ada hukum di dunia ini , mungkin bibi udah banting tuch tubuh si keladi pengkhianat itu . Bila perlu bibi potong terong ungunya , biar pria tukang selingkuh itu kapok dan tak bisa bereproduksi lagi dengan wanita lain " ucap Bibi menggebu yang membuat Rani semakin terbahak mendengarnya

Bibinya ini memang cocok jadi pelawak , tak salah Rani memilih untuk tinggal disini

Disaat hatinya merasa blingsatan karena permasalahan rumah tangganya yang sedang ambrul adul terpecah belah tak berbentuk , ada bi Dian yang senantiasa berada di samping Rani guna menghiburnya

Tok..tok..tok

Assalammuallaikum

Panggil seseorang di depan pintu

" Walaikum salam " balas Rani dan Bi Dian bersamaan

" Siapa ya nduk...? "

" Gak tahu bi..bukannya ini rumah bibi " balas Rani yang membuat Bi Dian jadi tepuk jidat mendengarnya

" Iya juga ya...bibi lihat kedepan dulu ya , kamu lanjutin aja masaknya " ucap Bi Dian yang diangguki oleh Rani

Dengan daster gembyongnya , wanita paruh baya itu terlihat berjalan menuju ke arah pintu utama rumah sederhana miliknya