Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Viona
Sesosok wanita berambut pendek datang menggunakan dress tanpa lengan berwarna putih serta hand bag mahal bermerk Dior, lipstik berwarna merah di bibirnya yang tersenyum miring dan tatapan mengitimindasi berjalan ke arah kedua mempelai.
Bahkan tatapannya membuat Arya berusaha tersenyum dan menjauh dari mempelai wanita yaitu Aneska. Aneska menatap lekat-lekat wanita tersebut yang saat ini telah sampai di hadapannya.
" Siapa dia? Mungkinkah ini wanita yang di cintai oleh Arya. Pantas, dia sangat cantik. Berpendidikan dan juga terpandang. Sangat jauh berbeda denganku. Arya juga sepertinya tidak berani berdekatan denganku semenjak wanita ini datang." Batin Aneska merasa gugup dengan kedatangan Viona.
" Ternyata ini wanita malam yang di pilihkan oleh laki-laki tua renta itu? Masih kalah jauh!Ha? sangat gila..Bisa-bisanya aku di bandingkan dengannya. Dia benar-benar buta! Aku tidak perlu membuang tenaga untuk menjauhkanmu dari Arya. Aku sudah lama mengenal Arya. Pilihannya begitu tinggi. Aku bisa tenang sekarang...Tidak ada kelebihan apapun didirinya, pantas saja..dia hanya dari club malam kelas bawah. Bahkan para tamunya mungkin hanya kalangan menengah kebawah yang datang. Sungguh memalukan. " Batin Viona meremehkan Aneska.
" Mengejutkan, Kamu sangat beruntung berada di Altar semewah ini! Aku harap kamu bisa bekerja sama denganku dan menjaga kekasihku dengan baik!" Ucap wanita tersebut yang ternyata adalah Viona.
Viona berjabat tangan dengan menggengam kuat tangan Aneska dengan kalimat menyindir dan bibir tersenyum licik. Sedangkan Aneska meringis kesakitan dan berusaha tersenyum tulus.
" Aw sakit, dia sepertinya kejam seperti Arya. Dia sepertinya sangat tidak menyukaiku. Ah kenapa aku masih bertanya, bukankah aku yang menghancurkan hubungan mereka. Pantas saja dia menatapku sinis dan membenciku." Batin Aneska menatap Viona.
Lalu Viona berpindah berjabat tangan kepada Arya dan langsung memeluk Arya dengan hangat. Bahkan sebelumnya tiada tamu wanita yang bersikap seintens itu terhadap Arya.
Aneska menelan ludah melihat sikap Viona yang berlebihan terhadap suaminya. Bukan bermaksud untuk cemburu, namun apakah hal tersebut pantas ketika berada di hadapan semua orang? Orang lain akan beranggapan miring terhadap pernikahannya.
" Aku harap kamu tidak melupakanku!" Bisik Viona. Aneska mendengar jelas yang di lontarkan oleh bibir Viona. Membuat Aneska semakin yakin jika Viona adalah kekasih Arya.
" Mereka begitu cocok! Tapi dia sangat tidak sopan, apakah mereka ingin memperjelas hubungan mereka di depan semua orang? Apakah Arya sudah lupa dengan kesehatan kakeknya? Pakai saja gaunku jika dia mau! Aku pun sebenarnya tidak menginginkannya. Kapan resepsinya akan selesai? gaun ini begitu berat! Ya ampun, apakah warga seindonesia yang di undang?? Jika begini terus bisa patah kakiku! " Batin Aneska mengeluh.
Setelah itu di akhiri dengan foto bersama. Dimana Viona memilih berada di samping Arya. Memeluk lengan Arya dan tersenyum mengembang. Sedangkan Aneska yang semakin menyadari hubungan mereka memilih tersenyum di depan kamera tanpa berpegangan tangan.
Setelah kedatangan Viona membuat Arya enggan untuk mengakrabkan diri dengan Aneska. Seakan mereka kembali menjadi orang asing lagi. Sibuk menyalami semua tamu dan foto bersama.
Sesuai janji Brasetyo jika Arya menyetujui resepsi pernikahannya, mereka berdua pengantin baru akan pindah tempat tinggal. Setelah resepsi pernikahan selesai, Arya langsung membawa Viona ke tempat tinggal barunya. Yaitu sebuah rumah yang tak sebesar kediaman Brasetyo. Lebih sederhana, namun tetap luas dan mewah bagi Aneska.
Mobil pengantin telah sampai di kediaman baru, Arya bergegas turun.
" Turunlah...Apakah kamu memilih bermalam disini? Bagus jika begitu!" Ucap Arya dingin, berjalan dengan angkuh masuk ke dalam rumahnya.
" Akhirnya aku telah sampai di rumahku, dan akhirnya aku bisa tidur nyenyak dan pastinya aku akan segera menyingkirkannya! Aku sudah tidak tahan melihat wanita parasit ini! " Batin Arya.
" Ti..dak..ba..iklah!" Aneska tetap terkagum dengan rumah barunya. Tetap luas, bahkan bisa di tempati beberapa orang. Matanya menyapu semua ruangan yang terdiri dari ornamen mewah. Ia mengikuti Arya di belakangnya.
" Kamarmu disana!" Dan, jangan coba-coba keruangan ini! Hanya aku yang boleh! Ini kamarku!" Ucap Arya menunjuk kamarnya.
Maksudnya, mereka akan tidur terpisah. Aneska sangat mengerti, statusnya adalah hanya sebuah nama, kenyataannya mereka tidak pernah akan ada hubungan apapun.
" Baiklah...!" Ucap Aneska menenteng gaun panjangnya dengan kedua tangannya, berniat melangkah menuju kamarnya. Dia ingin segera merebahkan tubuhnya secepat mungkin.
" Tunggu, aku ingin membuat kesepakatan denganmu!" Jelas Arya yang membuat langkah Aneska terhenti.
" Apalagi? Apakah kamu tidak tau, jika gaunku ini sangat berat! Ya ampun, ibu..kaki Aneska sangat sakit. " Batin Aneska.
" Aku harap kamu tidak mengusik urusanku! Sudah cukup untuk dirimu masuk ke dalam kehidupanku. Kamu tau, kamu sangat meresahkan bagiku! Kamu boleh saja melakukan apapun semaumu. Tidak ada hubungan apapun antara kita. Kamu sudah tau bukan dengan wanita yang sebenarnya berada di posisimu! Dan aku harap kamu merahasiakan kesepakatan ini terhadap kakekku! Jangan coba-coba kamu memberi tau! Jika tidak, aku akan benar-benar menghancurkan kehidupanmu, bahkan ibumu!" Jelas Arya menekankan kalimat ancamannya.
" Baiklah!" Ucap Aneska segera meninggalkan Arya yang masih berdiri, karena sudah tidak tahan dengan beratnya gaun pernikahan yang masih melekat di tubuhnya.
" Itu saja? Aku boleh melakukan apapun yang aku mau! Yes...aku sangat setuju! " Batin Aneska.
" Apa? apakah dia tidak mau mengatakan apapun! Apakah dia sudah mengerti dengan kesepakatanku? Baiklah, jika dia sampai melanggarnya..aku akan benar-benar menghabisinya sekaligus ibunya! " Batin Arya.