Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sedari tadi Jasmine tidak berhenti mencari sapu tangannya yang hilang. Sampai dia menyuruh para pelayan yang ada di mansion untuk mencari keberadaan benda yang sangat berharga untuknya itu.
"Maaf, Nyonya. Kami sudah mencarinya kemana-mana. Dan bahkan kini ada juga yang mencari di sekitar rumah sakit Keano, tapi tetap saja kami belum bisa menemukannya." lapor salah satu pelayan kepada Jasmine.
Jasmine hanya menghela nafas dengan panjang. Mengapa sulit sekali menemukan sapu tangan tersebut. Dari raut wajahnya, wanita itu terlihat sangat sedih sekali.
Beep...
Beep...
Beep...
Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering, rupanya Jasmine mendapatkan sebuah panggilan telepon dari Alexa.
"Hallo, Alexa." sapa Jasmine setelah mengangkat panggilan telepon dari gadis cantik itu.
"Selamat siang, Tante. Apa Tante kehilangan sapu tangan?"
Mata Jasmine langsung berbinar-binar ketika mendengar pertanyaan dari Alexa. "Iya benar, Alexa. Apa mungkin kamu menemukan sapu tangan Tante?"
"Iya, sapu tangan Tante ada di aku. Tapi bukan aku yang menemukannya. Boy yang sudah menemukan sapu tangan itu di halaman belakang rumah sakit." jawab Alexa.
"Boy?" Jasmine berkata sambil mengerutkan keningnya. Seketika dia menjadi teringat ketika dia melihat wajah Boy yang mirip sekali dengan mendiang suami pertamanya itu. Bahkan hanya mendengar namanya saja, entah mengapa membuat hati Jasmine bergetar.
"Iya, Tante. Boy adalah asisten yang bekerja di keluarga Keano."
"Oh iya, Tante ingat. Emm... Bukankah kamu bilang hari ini Boy ulang tahun?" Jasmine bertanya kembali kepada Alexa.
Alexa terlihat salah tingkah. Mengapa waktu itu dia harus keceplosan bilang kepada Jasmine bahwa Boy ulang tahun pada hari ini. Bagaimana kalau Jasmine curiga bahwa sebenarnya Alexa naksir pada Boy? Walau bagaimanapun juga, dia sangat berharap tetap berhubungan baik dengan Jasmine, meskipun seandainya Alexa tidak jadi menikah dengan Erick.
"Emm... Iya benar, Tante." Alexa menjawab pertanyaan dari Jasmine dengan hati-hati.
"Sapu tangan itu sangat berharga sekali untuk Tante, Alexa. Karena itulah Tante ingin meminta tolong kepadamu untuk mempertemukan Tante dengan Boy. Tante hanya ingin mengucapkan terimakasih kepadanya. Kamu mau kan mempertemukan Tante dengan dia?" Jasmine ingin sekali melihat Boy dengan jarak yang cukup dekat. Dia ingin memastikan apakah Boy memang benar-benar mirip dengan Adnan atau tidak? Dan mengapa bisa kebetulan sekali hari ulang tahun Marshel sama dengan Boy?
Alexa tidak langsung menjawab pertanyaan dari Jasmine. Gadis itu nampak kebingungan. Entah judul apa yang pantas antara dirinya, Jasmine, dan Boy. Ibarat seorang wanita yang hampir saja akan menjadi calon ibu mertuanya ingin bertemu dengan pria yang dicintai oleh calon menantunya itu. Hanya memikirkannya saja membuat Alexa pusing.
"Emm... Nanti akan aku katakan pada Boy, Tante." jawab Alexa dengan ragu-ragu.
"Makasih ya, Alexa."
"Iya sama-sama, Tante."
Setelah selesai berteleponan dengan Jasmine, Alexa terlihat sangat bimbang. Rasanya sangat lucu jika membayangkan dia memperkenalkan seorang pria yang sangat dia cintai kepada calon mertuanya itu. Saat ini status Jasmine memang masih menjadi calon mertuanya Alexa, karena ayahnya belum memutuskan apakah Alexa akan dinikahkan dengan Erick atau Boy.
...****************...
Hari sudah mulai sore, Boy telah menyelesaikan semua pekerjaannya di kantor utama Keano Group, sehingga pria itu kini sedang duduk di ruangannya, menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi, untuk menghilangkan semua rasa kepenatannya.
Boy tidak sengaja melihat ada dua buah bingkisan berada di atas meja. Yang satu atas nama Maxime. Dan yang satunya lagi atas nama Nenek Margaretha.
Boy pun memandangi kedua bingkisan itu dengan penuh haru. Walaupun Boy hanyalah seorang asisten di keluarga Keano, tapi mereka sudah menganggap Boy seperti keluarga. Hal tersebut membuat Boy sangat terkesan. Mereka tidak pernah lupa pada hari yang ulang tahunnya. Walaupun sebenarnya Boy sama sekali tidak menganggap hari ini adalah hari yang spesial, jika mengingat dia dibuang di hari dia baru saja dilahirkan.
Beep...
Beep...
Beep...
Tiba-tiba ponsel Boy berdering. Rupanya dia telah mendapatkan sebuah pesan dari Claudya.
[Boy, aku tahu hari ini kamu ulang tahun. Bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama? Aku kangen banget sama kamu.]
Boy pun menghela nafas. Dia memang tidak memiliki perasaan kepada Claudya. Tapi bagaimana pun juga dulu dia dan Claudya sudah sama-sama sepakat untuk menerima perjodohan ini. Bahkan Claudya memiliki keinginan untuk segera menikah dengannya.
Lagi pula Claudya wanitanya sudah cukup dewasa. Sangat berbeda jauh dengan Alexa yang masih kekanak-kanakan.
Ngomong-ngomong soal Alexa, sebenarnya Boy tidak paham, mengapa tadi jantungnya berdebar-debar tidak karuan ketika Alexa menempelkan telapak tangannya di dada Boy. Pria itu pun segera memegang dadanya sendiri.
"Ada apa dengan jantungku? Padahal aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung." gumamnya dengan pelan.
Tapi apa perlu Boy memeriksa jantungnya ke dokter, siapa tahu jantungnya sedang bermasalah?
Boy pun menggelengkan kepalanya. Dia sangat yakin sekali bahwa dirinya benar-benar sehat. Dia selalu disiplin dengan waktu, harus tidur tepat waktu dan makan tepat waktu. Bahkan dia selalu berolahraga setiap hari. Dan dia pun setiap hari selalu mengkonsumsi makanan bergizi. Tidak sembarangan makanan bisa masuk ke dalam perutnya.
Lebih baik Boy melupakan tentang Alexa. Boy memutuskan untuk membalas pesan dari Claudya. Tapi tiba-tiba ponselnya berdering kembali, rupanya dia telah mendapatkan pesan dari Alexa. Seakan-akan gadis itu tahu bahwa sedari tadi Boy sedang memikirkannya.
Boy pun segera membaca pesan yang dikirim oleh gadis yang selalu membuat onar itu.
[Boy, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Dia adalah pemilik sapu tangan yang sudah kamu temukan. Dia ingin bertemu denganmu malam ini. Bisa kan?]
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁