SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. KOK MAKIN PANJANG
Aku berusaha berdiri, tapi beberapa kali kucoba selalu terjatuh, rasanya lemes sekali. Cak Jo sampek heran dan menawarkan bantuan untuk mengantar aku ke kosan.
“Gak usah cak, aku bisa balik ke kosan dewe kok”
“Ok Ji, aku tak berkemas sik Ji”
Cak Jo mengemasi tikar untuk lesehan, sementara itu aku coba untuk berjalan ke kosan. Rasanya sakit sekali di bagian belakangku.
Dengan susah payah akhirnya aku bisa jalan meskipun baru beberapa meter dari tempat cak Jo menuju ke kosan.
“JI, TUNGGU JI”
“Ada apa cak”
“IKI LHO ADA DARAH DI TIKARKU JI!”
Ada darah di tikernya cak Jo, waduh….
Tadi juga cak Jo bilang kalau bau ababku busuk. Sebenarnya apa yang terjadi sama diriku.
Bukan, itu bukan darahku. Aku nggak tau itu darah siapa, mosok cuma tidor aja aku berdarah.
Aku yakin itu bukan darahku, cumak yang aku rasakan adalah badanku sakit semua, terutama bagian belakangku.
Tapi kan dari siang tadi bagian belakangku udah saket.
Eh sik sik….tapi kok rasanya ada cairan di syeletku ya, kayak ada basah-basah di bagian itu. Dan rasanya kayak lengket dan sakit sekali.
Reflek kupegang bagian belakangku yang basah.
Mak Deg….
Ini darah?
Apa aku berdarah?
“KAMU BERDARAH TA JI?” teriak cak Jo
“Nggak cak Jo, nggak tau getihnya siapa yang di tikarmu itu cak”
“Aku balik ke kosan sik cak, kebelet ngeseng aku cak”
“Yo wes Ji, jangan lupa waaik Ji”
Aku nggak mau bilang kalau darah itu dari syeletku, nggak enak sama cak Jo rek.
Aku buru-buru masuk ke area kosan, aku nggak peduli cak Jo ngomong apa lagi, daripada aku dituduh kalau aku yang berdarah.
Eeegh dibuat jalan rasanya saket sekali, tapi ya harus kupaksa untuk balik ke kosan.
“Tak butak, dari mana ente” teriak celenk tiba -tiba dari depan kamarnya
Lho celenk ada di kamarnya, tak kira dia pulang, biasanya akhir pekan dia kan pulang ke rumah ortunya.
“Dari cak Jo Lenk, awakmu nggak balik ke rumah ta?”
“Nggak Ji, lho tadi aku juga dari cak Jono, ente nggak ada disana Ji”
“Aku ada disana Lenk, tidor di lesehan cak Jo”
“Ngawurmu tak butak, aku lho disana sama Wildan, duduk disana, awakmu lho nggak ada!”
“Kamu digoleki Wildan, jarene mau diajak ngopi, tapi tadi hapemu gak aktif ngono Ji”
Lho aku nggak ada di tempat cak Jo, kok aneh ya, padahal dari tadi aku ada disana. Tadi cak Jo kan juga bilang kalau aku tidur di lesehannya.
Apa tadi cak Jo nggak perhatikan aku ya, apa tadi aku memang nggak ada disana?
Atau apakah karena tadi cak Jo tadi banyak pesanan, dan nggak perhatikan aku.
Tapi nek aku nggak ada disana, lalu aku tadi ada dimana, mosok tadi ada yang nyulik aku, kemudian aku dikembalikan lagi ke tempat semula.
“Ayo Ji ngopi nang bawok saiki yok”
“Nggak Lenk, aku mau tidor aja, awakku nggak enak”
“Yo wes Ji”
“Eh Ji, ente lagi bawa belut ta, itu di antara kakik ente kok ada belutnya?”
Yancok opo maneh ini yang diliat si celenk, pasti karena kuntilaku yang sebesar terong ungu. Tapi kan udah aku tutupi sarung, masak si Celenk bisa lihat.
“Oh ini ta, ini kayu buat nyogrok kopengmu Lenk hehehe, wis ah aku mau ke kamar dulu Lenk”
“Oke Ji, tapi kok cara jalanmu aneh gitu Ji, koyok ada yang ngganjel di antara syelangkanganmu hihihih”
“Iki keceret cok, kamu mau tak gabrus kecepiritku asyu”
“Cok, nggilani Ji, wis sana jhilatono dulu seletmu asyu!”
Huff akhirnya aku sampai juga di kamarku, asyuuuu sakit sekali sih syeletku uuugh.
Perlahan aku lepas sarungku, dan kuperiksa bagian belakang sarungku. Ternyata benar, ada bercak darah basah dan berlendir di sarungku. Dan bau darah itu busuk sekali.
“Eh ini ada lendirnya juga. Uuuufffff bau sekali lendir ini. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada diriku”
“Eh yancok…”
“Kontilaku kok makin panjaang!”
“Opo-opoan ini”
“Bener kata Celenk tadi”
“Aduh apa yang tadi terjadi sama aku sih”
Pantesan tadi celenk bilang aku bawa belut, yancok….
Sekarang kontilaku menggelatung gondal-gandul sepanjang lutut di atas mata kaki. Kalau tadinya kan cuma sebesar terong ungu.
Asyu, kenapa bisa sepanjang ini ya, padahal tadi siang cuma mungkin sepanjang 30 cm saja. Waduuh apa yang harus aku lakukan!.
Waduh, aku iki kenapa ya, pasti ada yang bikin aku kayak gini.
Gimana caranya aku sembunyikan kontila ini. Aku nggak mungkin masuk kuliah kalau keadaan kontilaku kayak gini.
Aku harus cari dukon, aku harus tau apa yang sedang terjadi dengan diriku. Aku yakin ada yang lagi ngerjain aku. Nggak mungkin kalau nggak ada yang ngerjain aku jadinya kayak gini.
Udah jam 01.30. Aku nggak berani tidor, aku takut kalau tiba-tiba ada lagi yang terjadi pada diriku.
Sisa malam ini harus kuhabiskan untuk berpikir bagaimana caranya menyembunyikan kontilaku, sampai aku tau solusi yang harus aku lakukan dengan benda ini.
Eh coba aku wa Antok, dia pasti belum tidor juga, aku suruh dia kesini saja. Temen-temenku jam segini biasanya belum tidur, mereka biasanya sedang ngopi di warkopnya bawuk.
Terpaksa Antok harus aku kasih tau soal komtila ini, dia sahabatku,siapa tau dia ada solusi.
*****
Koyoke Antok udah datang, aku dengar suara motor RX King punya Antok yang berisik.
Sering aku suruh dia untuk jual aja motor berisiknya, beli yang metik dan nggak berisik suaranya, tapi katanya RX King itu motor kesayangan bapaknya waktu dulu bapaknya jadi pembalap jalanan.
“JI…..” panggil Antok dari luar pintu kamar kosanku
“Masuko Tok”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣