Lariessa gadis yang putus asa setelah kehilangan saudara kembarnya, ia tidak memiliki semangat lagi. namun kedua orang tuanya berusaha membuat ia bangkit lagi, memberinya semangat dan motivasi, tapi semua itu tidak berhasih. Tapi kedatangan Sahabat lama lah yang perlahan membuat hidupnya kembali berwarna, Ethan adalah sahabatnya dari dia kuliah dulu. Tanpa Lariessa sadari Ethan menaruh hati padanya.
Namun disisi lain Keluarganya sudah menyiapkan seseorang untuknya, seorang lelaki bernama Finn Harisson seorang asisten CEO, yang di tuntut untuk menikah, namun sang kekasih yang juga wanita karier selalu menunda-nunda dengan banyak alasan agar ia bisa menunda sebuah pernikahan. Apakah pernikahan Finn dan Lariessa akan berjalan dengan semestinya? dan bagaimana dengan Ethan yang menaruh hati pada lariessa dan Kekasih Finn, Victoria yang di tinggal menikah oleh Finn karena paksaan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22. Keadaan yang mengancam
#Rumah Fin & Lariessa
Malam pun menjelang, kini Finn yang selesai mandi, mulai berjalan menuju kamarnya, tapi saat ia membuka pintu kamar, tiba-tiba Finn berbalik dengan wajah yang sangat syok.
“O-oke…oke apa maksudmu semua ini, kenapa kau memakai lingerie seperti itu?” ujar Finn yang super gugup sambil memegangi dadanya.
Tapi tak ada jawaban apa pun dari Lariessa yang berada didalam kamar. Sementara Finn yang masih ada diambang pintu mencoba untuk memperkuat imannya.
“Finn Harison, sabar! Kau harus bisa menahannya, okey? Dia mencoba untuk menggodamu saja oke, tenang!. Relaks Finn, dia hanya—“ ujarnya pada dirinya sendiri.
Finn langsung memegang kepalanya.
“Victoria, Matilah aku, dia terlalu mengancam. Tidak Finn kau harus kuat, kau pasti bisa” gumamnya pada dirinya sendiri.
Setelah perhelatan dalam hati dan fikirannya Finn pun memberanikan untuk masuk dengan menutup matanya sampai ia tiba ditempat tidur, tepat disamping Lariessa. Tapi saat Finn membuka mata, ia sudah mendapati Lariessa yang tertidur dengan selimut yang menggulung tubuhnya.
Tapi tiba-tiba Lariessa bangun dan menatap Finn yang mulai masuk kedalam selimut. “Kakak benar tidak menginginkan aku malam ini?” tanya Lariessa.
“T-tidak mau.” ujar Finn seraya memalingkan pandangannya.
“Oke, good night.” ujar Lariessa lalu Kembali tidur dan memunggungi Finn
Finn menarik nafas dalam- dalam, mencoba untuk tenang, tapi matanya tidak bisa berbohong. Finn menoleh pada Lariessa dan perlahan mendekatinya.
“Kakak tidak perlu berpura-pura tidur. Aku tidak marah jika kakak ingin melihatnya.” Ujar Lariessa.
Nyali Finn langsung menciut dan langsung tidur memunggungi Lariessa. Tapi hatinya tidak tenang sampai ia mengambil bantalnya dan ia simpan ditengah, dan Finn memilih untuk meringkuk disamping tempat tidur.
...○...
Keesokan harinya.
Finn dan Lariessa baru saja pulang dari supermarket setelah membeli beberapa barang untuk dapur dan beberapa bahan makanan untuk pengisi kulkas. Lariessa menaruh semuanya di meja dan begitu juga dengan Finn.
“ Kenapa kau terlihat begitu antusias?” tanya Finn
“Istri sejati, memang selalu antusias Ketika membeli barang-barang dapur.” Tutur Lariessa sambil mengeluarkan satu persatu yang ia beli.
“Tapi kalau kekasih sejati, Hanya antusias membeli tas, dan hal hal yang tidak ada sangkut pautnya dengar rumah, hanya mementingkan dirinya sendiri.” Sindir Lariessa.
“Kau tau kan, kita belanja ini lebih dari 1 juta?” tanya Finn. "Ya aku tau,” pungkas Lariessa.
“Sekarang ini kita hanya hidup berdua dirumah ini, tapi kau membeli banyak barang-barang ini untuk apa?” tanya Finn sambil melipat kedua tangannya di dada.
“Wajar saja lah, kak. Coba kakak lihat ukuran dapur kakak itu seperti apa? Kabinet saja besar tapi kosong melompong tidak ada apa pun.” ujar Lariessa.
“Kau tau kan, dulu aku hanya hidup seorang diri saja disini. Kakak tidak pernah masuk dapur, kakak selalu makan diluar.” pungkas Finn
Lariessa terlihat tersenyum dan menatap Finn dengan lembut dan penuh perhatian. “Tapi sekarang ini, kakak sudah menikah sudah berbeda, kan.” ujar Lariessa.
Finn menarik nafas Panjang.
“Riss, kakak rasa ini akan membuang waktu kita, kau tidak perlu memasak. Kalau kita lapar, tinggal pergi ke restoran sajalah. Seperti malam ini.” pungkas Finn.
“Ohh... Malam ini. Pantas saja kakak ajak aku pulang lebih awal.”
“Tidak. Kakak ajak kau pulang lebih awal karena kau mau menghabiskan semua uang kakak.”
Lariessa pun hanya tertawa manis dihadapan Finn, dan Finn sendiri tersihir oleh senyuman dan tawa Lariessa yang super manis.
“Cantik sekali jika dia seperti ini” Batin Finn.
“Aku tau, kalau aku cantik. Istri siapa dulu?” Ujar Lariessa lalu pergi sambil meninggalkan senyuman.
Finn hanya mematung kebingungan, lalu ia pun pergi ke ruang tamu dan duduk disofa. “Kenapa, sekarang ini dia seperti tau semua yang ingin aku ucapkan kepada dia?”
gumam Finn kebingungan.
...○...
#Rumah keluarga Harison
Lili sang anak pertama yang kebetulan sedang mampir kerumah ibunya, terlihat santai duduk Bersama diruang depan.
“Ya tuhan, Lariessa ini sudah Cantik, pintar memasak, pintar berdandan.” Puji ibu Lurin.
“Bagaimana Ibu tau?” tanya Lili.
“Lihat lah ini, dia membagikannya disosial medianya,” ujar sang ibu sambil memperlihatkan ponselnya pada Lili, memperlihatkan perubahan rumah Finn sebelum dan sesudah di bereskan oleh Lariessa.
“Memangnya sebelumnya seperti apa, rumah ini?” tanya Lili.
“Seperti Gudang. Banyak debu, tidak bisa bersih-bersih si finn itu, tidak bisa masak.
Dapurnya tidak pernah terisi apa pun” ujar Ibunya Lili pun hanya mengangguk angguk saja, sambil tersenyum.
...○...
#Rumah Finn & Lariessa
Siang itu Finn sibuk bertelpon dengan Ria diruang tamu.
"Ria, kau mau apa lagi? aku sedang mengusahakannya sekarang ini, Oke?" tanya Finn.
"Usaha? tidak terlihat seperti sedang berusaha. "tutur Ria dalam telpon "Ria aku tau. Sekarang ini aku sangat bosan dirumah, Ria " ujar Finn "Bosan atau malas? kau jangan main-main Finn." kecam Ria dalam telpon "Apa bedanya? Dua-duanya seperti orang mati, kau tau?" ujar Finn "Jangan-jangan kau dengannya sudah—“
"Ria, kau ini bicara apa, huh?" tanya Finn
"Pastikan jika dia tidak menyentuhmu meskipun hanya sehelai rambut! mengerti?" ujar Ria.
"Iya aku mengerti!" ujar Finn.
"Jangan melihatnya juga!" ujar Ria.
"Aku tidak melihatnya, aku tida—“ ujar Finn lalu menoleh kebelakang, dan ia melihat
Lariessa yang tengah tersenyum kepadanya, lalu Lariessa pun pergi. "Tidak, aku tidak melihatnya." lanjut Finn.
To Be Countinue...