NovelToon NovelToon
Rumah Iblis Bersemayam

Rumah Iblis Bersemayam

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Rumahhantu / Matabatin / Iblis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Rijal Nisa

Sebuah rumah besar nan megah berdiri kokoh di tengah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Rumah yang terlihat megah itu sebenarnya menyimpan banyak misteri. Rumah yang dikira biasa, nyatanya malah dihuni oleh ribuan makhluk halus.
Tidak ada yang tahu tentang misteri rumah megah itu, hingga satu keluarga pindah ke rumah tersebut. Lalu, mampukah mereka keluar dengan selamat dari rumah tempat Iblis bersemayam itu? Ikuti perjalanan mistis Bachtiar Purnomo bersama keluarganya!k

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Bella mengikuti ke mana Lukman melangkahkan kakinya, ia terkejut saat tahu kalau Lukman sedang memegang selembar surat keterangan dari dokter.

Surat itu berisikan informasi tentang kesehatan Edo, ternyata Edo tidak bisa punya anak, alias mandul.

Plak!

Serasa ditampar oleh kenyataan, Lukman sangat menyesali apa yang sudah dilakukannya semalam kepada Mulan.

"Aduh, gawat! Gimana ini? Gimana kalau sampe si Edo tahu aku yang sudah tidur bersama istrinya?" Lukman menghela napas berat.

Ia jadi uring-uringan sendiri, bu Yati datang menghampirinya. Hampir saja kertas itu dilihat oleh sang kakak, kalau Lukman tidak buru-buru memasukkannya ke dalam kantong celananya.

"Kamu kok pucet gitu? Kayak ngelihat Setan aja. Ngapain di sini?" tanya bu Yati.

Untuk menghilangkan kegugupannya, Lukman segera mengeluarkan uang yang diberikan Edo semalam. "Mbak, ini uang yang Edo titipin sama aku. Dia minta supaya aku ngasih uang ini ke kamu," ujar Lukman.

Bu Yati menghitung lembar demi lembar uang tersebut, lalu dia tersenyum senang.

"Semoga rejeki Edo mengalir terus seperti ini," lirihnya sambil mencium uang tersebut, Lukman ikut tersenyum lega melihat sang kakak tidak curiga dengan tingkahnya.

Lelaki itu pergi menjauh dari sana, dia mencari tempat yang lebih aman.

Surat yang menjelaskan tentang kesehatan Edo ia temukan di depan teras rumah. Sepertinya surat itu terjatuh saat Edo berangkat semalam, untungnya dia yang menemukan surat tersebut, kalau Yati yang menemukannya, entah bagaimana jadinya nasib Mulan.

Sudah pasti Yati bakal mengatakan kalau Mulan tidur dengan lelaki lain. Kalau memang Mulan beneran hamil, Edo juga bakal curiga, memikirkan hal ini semakin menambah beban pikiran Lukman.

Pria dewasa itu tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Dua hari kemudian, Edo kembali ke kampungnya. Ia punya berita bagus, Mulan akan ikut ke kota bersamanya, dan dia tidak perlu gelisah lagi memikirkan Mulan yang tinggal berdua dengan ibunya.

Saat dibawa ke kota, disitulah Edo mengalami kecelakaan. Dia berusaha menyelamatkan istrinya dari sebuah mobil yang melaju kencang, pada akhirnya dia meregang nyawa di sana.

Hal ini membuat Yati semakin benci terhadap menantunya, Lukman ikut sedih melihat hal buruk yang menimpa keponakannya. Namun, saat mengetahui Mulan hamil, dia merasa ada baiknya Edo meninggal, kalau dia masih hidup, pasti Mulan sudah diceraikan.

Setelah menyaksikan semua kisah hidup Mulan, perlahan-lahan Bella melihat kemunculan cahaya putih berkilau di depannya. Ia dipaksa masuk ke dalam cahaya tersebut, Mulan tersenyum padanya, ada pesan dari senyuman perempuan itu.

Mulan menginginkan Bella mengatakan semuanya pada Lukman, kalau anak mereka masih hidup.

Ternyata ini tujuannya, Mulan cuma ingin sang anak bertemu dengan ayah kandungnya itu.

Di alam nyata, bi Iren masuk ke kamar Bella. Wanita tua itu berjalan pelan, sangat berhati-hati supaya keberadaannya tidak ada yang mengetahui.

"Huh, bagus juga. Mereka semua sedang sibuk di bawah, aku bisa mengambil kalung itu dari Bella. Dengan begitu, tidak ada yang bisa menyelamatkan anak ini dari dirasuki roh jahat. Bachtiar, aku pastikan kamu dan keluargamu akan menjadi pewaris dari semua kekayaan ini," ujar bi Iren tersenyum miring.

Bi Iren pikir rencananya tidak akan gagal, namun dia salah total. Mbah Ijan ada di sana, dan dialah yang akan terus melindungi Bella sampai sukmanya dikembalikan.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Mbah Ijan dingin.

Deg!

Bi Iren tersentak kaget, kedatangan mbah Ijan tidak pernah disangka sama sekali.

"Sial! Kenapa dia di sini? Argh! Aku hampir saja berhasil, tapi si tua bangka ini menggagalkan rencanaku," bisik hati bi Iren.

"Ngapain kamu di sini? Jawab!" sentak mbah Ijan sambil menghentakkan tongkatnya ke lantai.

Bi Iren terkejut dengan perubahan wajah lelaki itu, beliau tidak menjawab apa-apa dan langsung pergi dari sana.

Di ambang pintu, bi iren malah berpapasan dengan Anggun dan Bachtiar.

Mereka menatap bi Iren dengan tajam, sedangkan bi Iren dengan santainya melenggang pergi dari sana, tanpa peduli dengan tatapan tajam kedua majikannya itu.

"Ada apa, Mbah?" tanya Bachtiar.

Mbah Ijan dengan wajah menampakkan kemarahan berkata kepada mereka. "Hati-hati dengan bi Iren, ada yang tidak beres dengannya, aku melihat aura jahat di seluruh tubuhnya."

Tidak tahu apa yang ada di sekitar wanita itu, yang pasti ini sangat berbahaya. Mata batin mbah Ijan bahkan tidak bisa melihat sosok kegelapan dalam tubuh bi Iren.

Kalung batu delima merah itu menyala, Bella menggerakkan tangannya perlahan.

Anggun sangat bahagia begitu melihat bulu mata Bella bergetar.

Anaknya sudah sadar, Bachtiar juga tak kalah bahagianya.

Beberapa kali gadis itu mengedipkan matanya, berharap kalau yang dia lihat saat ini adalah kenyataan, bukan lagi bayangan semata.

"Bella, kamu sudah sadar, Nak." Anggun merangkul Bella, memeluknya erat.

"Syukurlah, dia kembali lebih cepat dari yang kita bayangkan," ujar mbah Ijan.

"Ma, aku sudah tahu semuanya. Aku tahu alasan mbak Mulan melakukan semua ini."

"Benarkah? Apa alasan dia?" tanya Dewi begitu tiba di kamar Bella.

Bella langsung menceritakan apa yang dilihatnya selama Mulan membawa sukmanya dalam tiga hari ini.

"Kalau ngomong kau yang bener toh, Jal. Jangan asal bunyi gitu, entar kalau didengar sama anaknya pak Danang, bisa mati kau." Agus menyumpal mulut temannya dengan bakpia yang tinggal setengah itu.

"Ya elah, Mat. Sama teman sendiri kau tak percaya, aku serius loh, Mat." Ijal mengunyah dengan lahap bakpia yang dimasukkan Mamat ke mulutnya tadi.

Pos ronda pagi itu masih sepi, belum ada teman-teman mereka yang berkumpul di sana.

"Jal, kamu enggak lagi nipu aku kan? Enggak lagi bercanda juga kan?" tanya Mamat memastikan.

Ijal menggeleng. "Aku ini ngomong apa adanya, anaknya pak Danang itu titisan Setan," ucap Ijal sambil berbisik.

"Hus." Mamat memukul bibirnya Ijal. "Kalau ngomong, ya dilihat-lihat dulu keadaan di sekitar, Jal."

"Masa bodo aku, kayaknya pak Danang sengaja membuat kampung kita seperti ini," ucap Ijal kesal.

Kepala desa adalah pak Aji, tapi yang memegang kendali adalah pak Danang.

Pak Danang orang yang cukup berpengaruh di desa mereka, sedangkan pak Aji hanya memiliki status saja, tapi semua keputusan berada di tangan pak Danang.

Warga di sana juga tidak berani komplain apa-apa. Meski mereka merasa setiap peraturan yang berlaku di desa itu ada kejanggalannya, mereka cuma bisa pasrah.

Di kediamannya, pak Aji sedang duduk mengobrol sambil ngopi dengan kedua tamunya.

"Saya ingin menanyakan sesuatu, Pak."

Anggi mulai menerka-nerka kalau Andini ingin menanyakan perihal semalam.

"Apa dia melihat anaknya pak Danang ya?" batin Anggi.

"Soal peraturan di desa ini?"

"Iya, tepat sekali. Kami merasa ini semua aneh, pasti ada sesuatu," jawab Sisi mewakili Andini.

Andini melihat Anggi yang duduk dengan rasa takut sekaligus khawatir terlukis di wajah ovalnya.

"Ini peraturan yang dibuat oleh pak Danang, semua harus tunduk dan patuh pada peraturan ini, jika ada yang melawan, maka hukumannya adalah mati di dalam hutan jati," ucap pak Aji.

Sisi bergidik ngeri mendengarnya, dia tidak sanggup membayangkan bagaimana jadinya kalau mereka digantung di pohon tersebut.

"Bapak yang kepala desa, tapi kenapa dia yang membuat aturan?" tanya Andini heran.

"Dia punya pengaruh kuat di desa ini, jadi dia bisa membuat peraturan sendiri." Bu Santi datang sambil membawa pisang goreng dan teko berisi teh, beliau ikut bergabung bersama mereka.

"Di sini, bapak hanya memiliki status saja sebagai kepala desa. Kalau urusan wewenang, dia tidak punya, semua warga juga tidak bisa berbuat apa-apa. Pak Danang itu orangnya sangat kejam," ucap Anggi dengan berbisik.

Ijal yang baru pulang dari pos ronda, berjalan melewati rumah pak Aji. Pemuda berwajah tampan itu terpana melihat gadis cantik di rumah pak Aji, siapa lagi kalau bukan Sisi.

Niatnya mau pulang ke rumah, eh malah berdiri mematung sambil terus memandangi kecantikan Sisi.

"Cantiknya anak orang, wih .... Pasti itu gadis dari kota," ujar Ijal sembari mengusap peluh di keningnya.

Mamat yang datang dari arah belakangnya merasa heran melihat temannya berdiri di depan rumah pak Aji.

Mamat mempercepat langkahnya, sesampainya di dekat Ijal, dia langsung menepuk pelan punggung Ijal.

"Woi! Serius amat, ngapain bengong di sini kamu, Jal?" tanya Mamat.

"Noh! tunjuk Ijal, "kau lihat itu ndak? Dua gadis itu kayaknya dari kota deh," ucap Ijal.

Pak Aji tahu kalau Ijal dan Mamat terus menatap ke arah mereka, akhirnya beliau pun memanggilnya.

"Ngapain kalian bisik-bisik di sana?" tanya pak Aji dengan penuh wibawa.

"Kami berdua penasaran aja, Pak. Kok bisa ada gadis secantik ini di desa kita, wajar toh kalau saya dan Mamat penasaran." Ijal mengerling ke arah temannya.

"Asem benar punya teman, namaku ikut dibawa-bawa lagi," batin Mamat kesal.

Pak Aji dan bu Santi mengajak Mamat dan Ijal untuk berkenalan dengan Sisi dan Andini.

Dari cerita Andini lah mereka baru tahu kalau makhluk misterius yang meneror desa mereka ternyata adalah anaknya pak Danang. Ijal juga ikut membenarkan, karena semalam dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau Andi berjalan menuju kandang binatang ternak warga, dan memangsa binatang ternak mereka.

1
Aksara L
Luar biasa
Aksara L
Biasa
Kakak Author
lanjut .. bagus banget ceritanya .../Pray/mampir ketempat aku dong /Ok/
🎧✏📖: semangat, kalo boleh baca ya judul baru 🤭
🥑⃟Riana~: iya kk
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!