Pintu Rahasia Dua Dunia

Situasi semakin memanas, sebab ada seorang wanita yang mencoba menerobos antrian. Lulu sudah bertugas di Kasir melihat para pelanggan nya membeli beberapa roti.

"Hei... Antri lah lady, apa kau tak tau aturan disini!" teriak salah satu dari mereka yang tak terima saat lady tersebut menerobos antrian.

Lady itu berjalan dengan angkuh dan sorot mata nya menatap tajam ke arah orang yang berani menentang nya.

"Siapa kau yang berani menentang seorang lady?" ucap diana dengan angkuh nya.

"Seorang lady pun harus mengantri. Karena pembeli adalah raja disini, jadi jangan menerobos antrian." teriak yang lainnya.

"Betul.... Kembali lah kebelakang!"

"Iya... Kembali saja ke belakang!"

pekikan itu terdengar oleh yang lainnya, paman Roger berusaha untuk menenangkan nya, tapi lady tersebut malah semakin menentang mereka.

"Aku seorang bangsawan, jadinya kalian tak berhak untuk menghardik ku disini."

"Tenang semua nya.... Jangan pada ribut!" teriak paman Roger yang berusaha menertibkan para pelanggan.

Lady Diana berdecak sinis, baginya dia tak perduli dengan orang orang bodoh tersebut, dia ingin merasakan juga roti itu. Tapi mereka malah menghina nya seperti ini.

"Kalian tau, aku adalah anak selir dari kerajaan Arce, berani berani nya kalian menentang keputusan ku!"

Mereka terdiam, saat mendengar kerajaan Arce. Hal itu tak bisa membuat mereka berpikir. para bangsawan ini selalu bertindak seenaknya.

"Ada apa ini?" tanya Lulu dan Tia yang keluar saat mendengar suara ribut ribut di depan toko nya.

Lady Diana menoleh ke arah gadis cantik itu. bahkan dia sempat terpana dengan wajah dari gadis asing ini.

"Nona, kau bilang bahwa disini tak memandang status sosial kan. Tolong suruh lady Diana itu untuk antri terlebih dahulu. kami sudah menunggu terlalu lama, tapi dia malah menerobos seenaknya!"

"Bener nona, kamu yang selalu bilang bahwa kita disini sama."

Mendengar ucapan mereka membuat Lulu mengangguk kepalanya dengan nada puas. Dia tak menyangka akan jadi seperti ini.

"Tenang dulu semuanya.... Saya sebagai pemilik toko ini, sangat membenarkan apa yang diucapkan oleh paman itu. Jadinya tolong lady, silahkan mengantri ke belakang. Karena memang mereka sudah menunggu dari pagi."

"Tidak... Apa kau menentang seorang lady ha?"

"Bukan sperti itu lady, kalian semua disini adalah pembeli, dan pembeli itu adalah raja. Jadinya kami memiliki aturan SOP yang harus dipatuhi. Mohon untuk kembali ke belakang."

"Kau.... Lihat saja, berani berani nya kalian berbuat seperti ini kepada seorang lady. Aku tak terima penghinaan ini!" bentak nya dengan tatapan tajam.

Tanpa mereka sadari ada seorang pangeran daren disana yang ikut mengantri. Dia menatap tajam ke arah lady Diana yang tak lain saudara nya itu. Dia menatap muak ke arah drama yang diciptakan oleh anak selir ayah nya itu.

"Dasar ga tau malu, bisa bisa nya dia sok berkuasa." ucap jendral Josh yang berdiri di belakang pangeran daren.

"Hmm.. Dia bener bener ga punya harga diri." celetuk pangeran daren dengan tatapan sinis nya.

Tapi pemuda itu beralih menatap kagum ke arah Lulu. gadis itu begitu tegas saat melihat kericuhan di toko nya. dia bangga dengan hal tersebut

"Maaf lady... Kalau kau tidak mau mengantri, sebaiknya pergi dari toko ku ini. aku tak terima pelanggan angkuh seperti mu!" ucap Lulu dengan sorot tajam nya.

Lulu itu orang nya tegas, ga suka neko neko. kalau suka ya suka. Kalau engga ya engga. lihat saja wajah lady Diana langsung merah padam mendengar penghinaan ini. Dia akan balas suatu hari nanti.

dia pergi dengan tatapan kesal nya. Tak peduli sorakan meraka yang senang. Meraka memang kurang menyukai sifat lady Diana. karena menurut nya angkuh dan sombong. apalagi sok berkuasa seperti pangeran dan putri kerajaan Arce.

Hu..... Akhirnya."

"Gila... Lo berani banget lu, keren sih ini." bisik Tia dengan bangga nya.

"Harus Berani. Sebab gue udah terlatih mental baja." kekeh Lulu kepada sahabat nya.

Antrian juga sudah membaik, mereka satu persatu maju dan masuk ke dalam toko rotinya dengan teratur.