NovelToon NovelToon
ANAK MAMA

ANAK MAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Kehidupan di Kantor
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kata Kunci

Malam "panas" antara Danar dan Luna, menjadi awal kisah mereka. Banyak rintangan serta tragedi yang harus mereka lalui. Masa lalu mereka yang kelam akankah menjadi batu sandungan terbesar? atau malah ada hamparan bukit berbatu lainnya yang terbentang sangat panjang hingga membuat mereka harus membuat sebuah keputusan besar dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Kunci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15.

Malam itu...

Suara dentuman musik disko terdengar samar - samar dari sebuah pintu bangunan dengan cat berwarna gelap. 2 orang penjaga bertubuh besar, berotot binaraga dengan memakai setelan pakaian serba hitam terlihat berjaga dengan raut wajah datar serta dingin. Satu - persatu terlihat antrian orang yang ingin masuk diperiksa dengan teliti melalui kartu identitas mereka, jika tidak memenuhi syarat maka orang itu akan diusir begitu saja.

Luna berjalan kearah bangunan tersebut yang adalah sebuah klub malam, perempuan muda itu terlihat ragu karena langkahnya terhenti diseberang jalan, dengan memakai jaket lumayan tebal bertopi berwarna biru gelap terlihat dia menghembuskan napas panjang kemudian dengan langkah agak berat menyeberangi jalan dan sampai di antrian paling akhir klub malam tersebut.

Saat ada di antrian Luna juga terlihat memainkan gawai pintarnya, lebih tepatnya dia mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang. Dari mimik wajahnya dia ingin segera pesan itu dibalas namun yang ada hingga Luna hampir sampai kehadapan ke 2 penjaga gawai pintarnya bahkan tidak bergetar. Suara decakan agak kesal terdengar kemudian, helaan napas agak kasar keluar dari lubang hidung perempuan itu sambil menunjukkan kartu identitasnya.

"Tuhan, Gin...," panggil Luna ketika dia melihat sesosok perempuan sebaya dengannya terlihat agak tertidur di sebuah meja.

Gina, nama perempuan itu. Dia melambai dengan tawa dan senyum lebar khas orang yang sudah mabuk kearah Luna ketika perempuan manis itu sudah berada tepat disampingnya. Gina langsung memeluk dan sedikit bergelendotan di tubuh Luna, perempuan manis yang malam itu menggerai rambutnya langsung sedikit menghindar akibat aroma kuat dari minuman alkohol yang tercium dari sekujur tubuh temannya itu.

"Na - na, my best friend, hik...," ucap mabuk Gina sambil sedikit cegukan.

Luna hanya menggeleng - gelengan kepala lalu dengan sekuat tenaga diangkat tubuh Gina dan dibopong menuju ke arah toilet. Beberapa kali langkah Luna terhenti akibat harus bertanya ke beberapa orang letak toilet tempat itu.

Sesampainya disana, Gina dibuat berdiri dan bersandar di salah satu dinding bertegel dekat dengan wastafel. Luna menyalakan air dan langsung menyiramkannya ke wajah Sang Sahabat hingga beberapa kali Gina terkejut dan akhirnya cukup sadar.

"Ck, Na. Basah...," ucapnya agak kesal ketika kesadarannya memasuki angka 80%.

Luna tersenyum dengan tawa kecil terdengar jelas, sedangkan Gina mengusap bagian wajah juga pakaiannya yang basah.

"Bersihkan dan bereskan penampilanmu, aku tunggu diluar. Kita pulang...," ucap Luna yang langsung keluar dengan gelengan kepala sesaat setelah melihat penampilan Gina.

Diluar Luna bersandar di dinding dekat pintu toilet dengan memainkan gawai pintarnya, dia bukan hanya memakai topi jaketnya tetapi juga melindungi 1/2 wajahnya dengan masker mulut yang dibawanya. Setelah cukup lelah memainkan gawai pintar dan mengirimkan pesan pada Gina, dimasukkan benda canggih itu. Pandangannya menyisir tempat yang memiliki penerangan sangat minim itu, hingga bola matanya terhenti pada suatu sudut meja. Terlihat sepasang lelaki dan perempuan, situasinya sedikit berbeda karena suara mereka terdengar hingga telinga Luna dan ada pergerakan yang cukup membuat emosi perempuan manis itu sedikit bergejolak.

"Please, please, aku sudah nggak kuat. Stop ya, stop...," ucap Si Perempuan yang berpakaian sangat minim dan terlihat sangat seksi.

Perempuan seksi itu terdengar memelas dengan wajahnya yang memerah kehadapan seorang lelaki yang tidak begitu terlihat wajahnya dari kejauhan akibat pantulan lampu lantai dansa yang terus berputar juga berubah - ubah warna.

"Apa, nggak kuat and stop? Oh no, it's not enough. So, you must finished...," ucap dingin Si Lelaki yang tidak menerima penolakan dari Si Perempuan.

Lelaki itu terlihat kembali mengisi gelas yang sudah kosong dengan minuman beralkohol dari sebuah botol yang cukup besar dan tinggi. Saat sudah menyerahkan gelas itu dengan wajah memerah dan kesadaran rendah, Si Perempuan nampak meneguk salivanya, dia merasa ragu dan takut.

"Biar saya yang lanjutkan, sebaiknya Mbak nya pergi saja...," Luna tiba - tiba muncul dari arah belakang Si Lelaki, mengambil gelas itu dan kemudian meneguk nya hingga habis.

Si Lelaki terkejut dan posisi duduknya dari setengah condong ke depan berubah menjadi bersandar ke dinding sofa yang dia duduki dengan satu kaki yang menyilang naik ke kaki satunya. Ekspresi wajahnya pun berubah agak terkejut dengan satu alis yang naik.

Luna kemudian mengacungkan gelas yang sudah kosong bahkan membalikkan keatas kepalanya, sebagai bukti kalau dia meminum habis minuman itu.

"Seharusnya anda malu, sebagai lelaki yang memiliki porposi tubuh cukup bagus memaksa seorang perempuan yang bahkan sudah memohon untuk berhenti...," ujar Luna dengan wajah dingin dan judesnya.

Dia kemudian berbalik dan baru berniat pergi dari hadapan lelaki itu langkahnya terhenti oleh ucapan Si Lelaki,

"Urusan kita belum selesai cewek sok pahlawan. Jal*ng itu bertaruh satu botol ini bukan satu gelas itu atau harus membayar semua bill ini senilai 150 juta. So, keep in move baby...,"

Luna memutar bola matanya sekali sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket agak tebal yang digunakan, lalu dia berbalik kembali menghadap ke Si Lelaki.

"Habiskan atau bayar atau kamu mau masuk penjara? fyi this is my place. So choose now...," lanjut Si Lelaki yang kembali mencondongkan tubuhnya ke depan dengan nada suara mengintimidasi.

Masih diam, Luna mengambil botol minuman beralkohol itu menuangkannya kembali ke gelas tadi lalu diminum dengan tatapan tidak sukanya pada Si Lelaki.

Beberapa jam kemudian...

"Bos...," sapa seorang penjaga bertubuh besar kepada lelaki yang sudah terlihat menggendong tubuh tidak sadarkan diri Luna.

Lelaki yang menyuruhnya menghabiskan minuman beralkohol tadi keluar dari area klub malam dan masuk ke dalam sebuah sedan mewah.

Luna nampak benar - benar mabuk, lelaki itu terlihat sangat pelan membuat perempuan manis itu duduk di kursi penumpang depan lalu memasangkan sabuk pengaman. Disaat yang bersamaan tanpa sepengetahuan Luna, wajah mereka berdua berjarak sangat dekat dan Si Lelaki menatap secara detail, dia terpesona bukan karena wajah manis Luna tapi keberaniannya di dalam tadi. Senyum miring penuh makna lelaki itu terkembang.

Setelah menutup pintu mobil, lelaki itu lalu masuk ke sisi pengemudi dan menyalakan mesinnya. Sedan mewah itu berjalan cukup pelan dan berhenti ke sebuah bangunan megah. Si Lelaki terlihat lama ada diparkiran bawah tanah bangunan itu dengan satu tangannya memegang gawai pintar hingga suara tidak karuan keluar dari Luna hingga membuatnya menoleh. Lelaki itu berusaha membangunkan Luna sedaritadi untuk menanyakan alamat tempat tinggalnya namun yang ada perempuan manis itu terus mengeluarkan suara tidak jelas dan bahkan sesekali memukul wajah Si Lelaki.

"Apa boleh buat..," ucap singkat Si lelaki yang kemudian membuka pintu dan berjalan agak cepat lalu mengeluarkan tubuh Luna pelan lalu kembali menggendong nya memasuki gedung yang ternyata 1/2 supermarket dan 1/2 lagi kawasan apartemen mewah.

Mereka naik ke lantai yang lumayan tinggi, lelaki itu kemudian berjalan dilorong sepi dan berhenti disebuah kamar yang terletak diujung lorong. Setelah memasukkan kode kunci pintu yang ternyata adalah unit apartemennya itu, dia kemudian masuk dan membaringkan Luna di sofa cukup besar juga panjangnya. Saat akan melepaskan tangannya dari tubuh Luna, tiba - tiba saja kedua tangan Luna meraih kerah pakaian lelaki itu. Kedua matanya terbuka hingga mereka saling tatap dengan posisi tubuh seperti saling tindih.

"Pengecut si*lan, kamu yang baj*ngan. Beraninya sama cewek lemah...," ucap Luna dengan kondisi sangat mabuk.

Danar tersenyum dan sedikit tertawa lalu dielus pelan pipi kuning langsat Luna, dibenahi helaian rambutnya yang agak menutupi alis perempuan manis itu.

"Sebaiknya kamu tidur, besok kalau sudah sepenuhnya sadar, kita bicara lagi...," jawab lelaki itu.

Namun masih dengan menggenggam kedua kerah pakaian Si Lekai Luna menggelengkan keras kepalanya dalam posisi berbaring.

"Kenapa kamu nggak bisa lembut, heum? Sedikit aja, aku suka sama cowok yang lembut dan perhatian, heum...," ucapan tidak karuan Luna berlanjut dan kini tanpa aba - aba perempuan itu menarik kerah pakaian Si Lelaki hingga kedua bibir mereka menyatu.

Mata Luna terpejam dan nampak menikmati, namun mata Si lelaki membesar karena awalnya terkejut tapi kemudian sangat menikmati. Malam panas diantara keduanya tidak terelakkan lagi dengan dipimpin oleh Si Lelaki.

"Kamu harus ingat namaku, Danar Perkasa...," ucap berbisik Si Lelaki ke telinga Luna yang kini sudah tertidur lelap disebelahnya dalam balutan selimut tebal.

********

1
Mak e Tongblung
beberapa kali "mengangguk" kok "menganggur" , tolong diperhatikan thor
Kata Kunci: 🙇‍♀️🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!