Alexa tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam. Tanpa pilihan, ia harus menikah dengan Angkasa-pria yang nyaris asing baginya. Bukan karena permintaan keluarga, bukan pula karena cinta, tetapi karena sebuah alasan yang tak bisa dijelaskan.
Alexa terjebak dalam kehidupan yang tak pernah ia inginkan, tapi semakin ia mencoba memahami pria itu, semakin banyak hal yang tak masuk akal dalam pernikahan mereka.
Di balik sorot mata tajam Angkasa, ada sesuatu yang tersembunyi. Sebuah kebenaran yang perlahan mulai terungkap. Saat Alexa mulai menerima takdirnya, ia menyadari bahwa pernikahan ini bukan sekadar ikatan biasa-ada janji yang harus ditepati, ada masa lalu yang belum selesai.
Namun, ketika semuanya mulai masuk akal, datanglah pilihan: bertahan dalam pernikahan yang penuh teka-teki atau melepaskan segalanya dan menghadapi konsekuensinya.
Di bawah langit yang sama, akankah hati mereka menemukan jalan untuk saling memahami? Atau pernikahan ini hanya menjadi awal da
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vin97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 - Kebohongan dibalik Tuduhan
"Nak, kakakmu gak pulang lagi ya ?" Tanya ibu.
Alexa tertegun, entah alasan apalagi yang harus ia berikan pada ibunya agar ia tak cemas.
Namun tak selang berapa lama pintu rumah terbuka, Nabila masuk tanpa mengucapkan salam.
"Ya Tuhan.. ada apa dengan wajahmu nak ?" Ibu bangkit dan begitu terkejut melihat wajah Nabila.
Nabila tak menggubris dan berjalan menuju kamarnya, sang ibu lalu menahan Nabila dan melihat lukanya lebih dekat.
"Ada apa dengan wajahmu nak ?"
"Sudah kamu obati ?" Tanya Ibu.
"Tidak apa-apa" ucap Nabila mendorong ibunya agar tidak menghalangi jalannya.
Alexa bangkit dan menahan ibunya agar menjauh dari Nabila.
"Tidak apa-apa Bu, kak Nabila hanya terjatuh kemarin." Ucap Alexa.
"Kamu bertemu dengan kakakmu semalam ?" Tanya Ibu.
Alexa terdiam, ia tampak terkejut karena jawabannya tampaknya membuat ibunya curiga.
"Tidak mungkin terjatuh membuat luka seperti itu."
"Beritahu ibu dengan jujur nak, apa yang terjadi pada kakakmu ?" Tanya Ibu.
Alexa terdiam.
"Benar Bu, kakak hanya terjatuh dan wajahnya terbentur."
"Kak Nabila yang memberitahu Alexa" ucapnya berbohong.
"Yasudah Bu, ayo kita makan lagi."
"Alexa harus kembali bekerja" ucapnya.
Alexa berusaha mengalihkan perhatian sang ibu pada hal lain agar ibunya tak menjadi beban pikiran.
--
Seorang wanita yang terlihat cantik itu duduk menghampiri temannya yang berada dikursi lain menunggungnya.
"sorry ya.. kalian udah nunggu lama ya ?" tanyanya.
Namanya Elisabeth, gadis berusia 23 tahun ini menghampiri teman-teman sebayanya yang sedang menikmati cemilannya.
"nggak ko. buat si cantik elisabeth mah kita tungguin sampai mall tutup juga nggak apa-apa" goda teman lainnya.
"haha.. beneran ni?" tanya Elisabeth membalas godaan temannya.
"iya dong.."
"kamu mau pesan apa? pesan dulu gih.." ucap lainnya.
"oke.. sebentar ya" Elisabeth lalu berjalan menuju kasir,
dipertengahan ia bertemu dengan seorang yang tak jelas wajahnya dan menabraknya.
"Sorry" ucapnya .
Dengan pakaian jaket hitam itu ia lalu pergi meninggalkan cafe tersebut.
Elisabeth kemudian menuju kasir dan memesan menu yang ingin ia nikmati.
Ketika hendak membayar, Elisabeth sadar dompet miliknya hilang.
Elisabeth kemudian kembali kemejanya, dan bertanya pada temannya apakah ia melihat dompet mini miliknya, namun mereka tidak tau dan membantu elisabeth mencarinya.
"tadi aku liat kok kamu bahkan bawa dompet itu ke kasir" ucap temannya dengan yakin.
Saat itu Elisabeth sadar bahwa wanita yang menabrak dirinya mungkin saja dirinya telah mencuri dompet itu.
Elisabeth pun mencoba mencari keberadaan orang itu dengan meminta bantuan security.
seorang wanita yang elisabeth curigai adalah pencuri yang sedang duduk di sebuah kursi panjang dimall. Melihat dia disana, elisabeth lalu menghampirinya.
"hei kamu !!! kamu mencuri dompetku kan ?" tanyanya
Nabila terlihat bingung. "apa maksudmu ?"
"kau tadi menabrakku, kau kan yang mencuri dompetku ?" tanya elisabeth dengan nada curiga.
"kau menuduhku mencuri dompetmu ? yang benar saja" Nabila tampak kesal.
"dan juga kapan kita bertemu ?" tanyanya
"kau yang menabrakku. aku ingin jelas jaket yang kau kenakan ini, sama seperti yang menabrakku" ucap Elisabeth.
"kau punya bukti itu aku ?" tanyanya
"bagaimana kalau kita memeriksa CCTV di ruang keamanan ?" tanya Security yang tak melihat akhir dari masalah ini.
"silahkan ! aku sangat yakin bahwa wanita ini yang mencuri dompetkuu" ucap Elisabeth penuh dengan keyakinan.
Sementara Nabila hanya diam, dengan yakin ia bukan orang yang dimaksud elisabeth.
Mereka kemudian sampai diruang keamanan milih cafe tersebut. Beberapa putaran akhirnya sampai dimana Elisabeth dan seorang wanita itu saling menabrak.
Namun bisa dilihat postur tubuhnya tampak berbeda, walau wajahnya juga tidak terlihat sama sekali.
"tapi kelihatannya tidak sama seperti Mbak satu ini" ucap staf yang berada disana.
Nabila dengan percaya diri menatap Elisabeth seolah menantang dirinya karena terlihat jauh berbeda dengan wanita yang terekam di cctv itu.
"tidak terlihat juga orang itu mengambil dompet anda" sambung security itu.
"saya sangat yakin itu dia" ucap Elisabeth tak ingin kalah.
Tak lama ponsel Nabila berdering, ia mengambil ponsel itu dari saku celananya dan melihat panggilan itu dari Alexa.
"hallo?"
"kakak dimana ?" tanya nabila ditengah istirahatnya.
"dimall" singkat Nabila.
"oh..luka kakak udah diobati ?" tanya Alexa.
"heh !! kita ini belum selesai, mudah banget kamu terima telepon ditengah pembahasan kita" ucap elisabeth.
Mendengar hal itu Alexa terkejut dan kemudian bertanya pada nabila apa yang sedang terjadi.
"apa yang terjadi kak ?"
"ada orang aneh yang menuduh ku mencuri dompetnya" ucap Nabila dengan matanya yang sama sekali tak ia lepaskan dari Elisabeth.
"aneh ? aku yakin sekali kau yang mencuri dompetku"
"kak.. kalian dimana ? aku akan kesana"
"tidak perlu. untuk apa kau kemari?" ucap Nabila.
"kak..tolong" alexa memelas dibalik telepon itu.
"aku dimall X" ucap nabila.
"oke, aku akan kesana" ucap Alexa.
"oh.. kamu minta orang untuk datang membantumu ?"
"kenapa kau takut kan ? tuduhanku benar kan ?" tanya elisabeth.
"kenapa aku harus takut ?"
"cctv ini adalah bukti bahwa itu bukan aku." ucap Nabila.
"kau pasti punya komplotan kan?"
"pak, cek cctv disemua mall ini, saya yakin mereka pasti bertemu diluar cafe ini " ucapnya
"bagaimana kalau kami memeriksa tas anda untuk melihat apakah ada dompet wanita ini" ucap petugas.
"bagaimana kalau tidak ada ?" tanya Nabila.
"berikan saja."
"kalau bukan kau yang mencurinya, kenapa harus takut ?" tanyanya.
Nabila diam, dan kemudian tak lama ia melepaskan tasnya dan ia berikan pada petugas untuk memeriksa tas tersebut.
Setelah pemeriksaan, tidak ditemukan dompet atau hal yang mencurigakan dalam tas itu.
"bagaimana ? masih kurang bukti ?" tanya Nabila.
Elisabeth tampak terdiam, ia tak melihat hal apapun didalam tasnya, namun ia yakin wanita yang menabraknya adalah Nabila.
Elisabeht lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"hallo kak.."
"tolong bantu blokirkan kartu aku semua dong"
"dompetku hilang !" pinta Elisabeth
"aku juga tidak tau. aku yakin seseorang mencurinya" pandangannya sama sekali tak lepas dari Nabila.
"kakak ada dekat sini ?"
"oke..oke"
"jadi bisa saya tinggalkan tempat ini ?" tanya nabila.
"iya silahkan" ucap penjaga itu.
"tidak. tunggu sampai saudara saya datang" ucap elisabeth.
"kenapa saya harus menunggunya ? aku tidak punya banyak waktu untuk menemui saudaramu" ucap Nabila.
Namun hanya selang beberapa saat saja, Alexa datang dengan tergesa-gesa menemui nabila. Ia melihat tempat itu sudah dipenuhi orang-orang yang tampak penasaran dengan apa yang terjadi.
"kak.. gimana ? masalahnya sudah selesai?" tanya alexa.
"saudaramu ini sudah mencuri dompetku" ucap elisabeth
"sudah berapa kali ku bilang, aku tidak mencuri dompetmu"
"bukti cctv sudah jelas sekali , kau masih menuduhku ?" tanya Nabila.
"kenapa ? kamu lapor polisi atas tuduhan ini? silahkan."
"kita bisa lihat siapa yang salah" ancam elisabeth
"kau pikir aku tidak mau melakukannya?"
"aku akan melakukannya, tapi sepertinya hukum diNegara ini sangat tidak bagus"
ucap Nabila dengan sindirannya menatap elisabeth.
"kak" alexa mencoba menahan amarah nabila, sebelum dirinya akan mengalami kasus yang lebih rumit.
Tak lama seorang pria dengan pakaian rapi masuk kecafe itu, pandangan orang - orang disana mengarah kearahnya, mereka tampak terpesona karena pria itu tampak begitu tampan dan berwibawa. Ia berjalan mendekati Elisabeth.
Disaat itupun Pria itu menatap Alexa, ia tampak diam menatapnya sementara Alexa tampak cemas , ia hanya sesekali melempar pandangan pada pria itu.
To be continued..