Di hari pernikahan nya dan hanya tinggal. satu jam lagi akan ijab kabul, Damera mendengar kenyataan yang amat pahit di dalam toilet.
kekasih yang sudah ia percayai malah selingkuh dengan Adik nya sendiri, bahkan mereka berniat untuk mengambil warisan milik nya.
Bagai mana perjalanan hidup Damera?
langkah apa yang akan Damera ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Juna beraksi
Juna menatap pria yang sudah lama ingin ia hajar habis habisan, sayang nya selama ini tertahan saja oleh Damera yang selalu bersikap bodoh dengan kecurangan nya Danil. sekarang sudah terbuka semua nya, tinggal Juna yang ambil kesempatan untuk melampiaskan semua rasa kesal dan juga dendam yang sudah lama bersarang di dalam hati.
Tidak akan ia biarkan begitu saja Danil yang banyak tingkah, sebab Juna awal nya juga reka melepaskan Mera asal kan wanita yang ia cintai bahagia bersama dengan pria pilihan nya. namun tak lama kemudian dia malah tau fakta yang menyakitkan, sial nya Mera tidak peduli dan tetap cinta mati.
Baru setelah ketahuan Danil punya hubungan gelap dengan adik nya, Mera patah hati dan percaya dengan yang Juna katakan sebelum nya. memang tidak bisa mau menasehati orang yang lagi jatuh cinta, karena tidak akan mereka dengarkan sedikit pun, nanti kalau sudah patah hati baru lah percaya dan mulai menangis.
Setelah melewati masa yang cukup lama dan aksi balas dendam sudah tiba untuk Juna, Mera juga tidak tau bahwa yang akan menghajar Danil itu adalah Juna sendiri. dia tau nya memang Danil akan di hajar, sebab itu lah Juna jabarkan kemarin saat mengatur rencana bagus ini, hanya saja tidak bilang bahwa Juna lah yang akan turun tangan.
"Bisa kau sebelum nya main main dengan ku, sekarang waktu nya untuk bermain." seringai Juna.
Buaaaak, Buaaaak.
"Aaghhhkk!" Danil yang terjatuh langsung menggerang kesakitan.
"Ayo bangun, lawan aku bila kau memang bisa." Juna sudah geram sekali.
"Ini ulah mu? apa kau yang sudah menculik Hanzel!" teriak Danil menatap Juna.
Duaaaaak.
"Makan kaki ku! memang nya kenapa bila aku yang menculik anak mu?" Juna tertawa kencang.
"Kau!" Danil menekap mulut nya yang habis kena tendang barusan.
"Anak itu memang tidak salah, kau juga tidak usah cemas soal hidup dan mati nya! anak mu akan ku buka semua tubuh nya lalu ku jual organ organ nya itu." Juna menyeringai.
"Gila kau!" Danil mencengkeram kemeja nya Juna yang hitam.
Bukan nya takut dengan geraman Danil, Juna justru tertawa terbahak bahak seolah mengejek perbuatan Danil yang ada di tangan nya. tapi Danil sama sekali tidak tau siapa pria yang ada di hadapan nya ini, yang ia tahu Juna hanya lah asisten nya Damera saja.
Sejak dulu Danil juga kurang suka pada nya, sebab Juna seolah curiga dan Mera pernah cerita bahwa Juna keram memfitnah diri nya. sangking bodoh nya Mera, hal seperti itu saja ia ceritakan balik pada kekasih nya soal nasehat yang Juna berikan.
"Dari mana kau tau soal Hanzel?!" Danil mengguncang Juna.
Wuuttt.
Braaaak.
"Aaaaghhhk!" Danil menggerang memegangi pinggang nya.
"Tidak usah kau tau soal itu, lebih baik kau pikirkan saja nasib mu." Juna mengusap tangan nya.
"Bajingan! kau jahanam, Juna." teriak Danil begitu marah karena Juna lebih hebat.
Dieeeeek.
Pak, Pak.
Tangan Danil menepuk kaki nya Juna yang menginjak leher nya, rasa sakit tidak bisa ia katakan lagi karena leher seolah mau patah di buat nya. mau bergerak geser saja sudah tidak bisa, bila di memaksa untuk geser maka leher Danil pasti terluka akibat gesekan sepatu nya Juna.
"Kau sakiti dia yang begitu baik dan siap melakukan apa saja untuk mu! Mera mencintai mu mati matian, tapi kau tidak tau diri dan malah melukai hati nya!" geram Juna.
"Jangan sampai mati, Tuan." Jordi ada di sana dan mengingatkan.
"Bangsaaat!" Juna geram sendiri karena dia ingin membantai Danil sampai tuntas.
"Bila dia mati maka akan berubah rencana, akan lebih baik bila dia menderita saja sampai nanti mati sendiri." bujuk Jordi.
"Kau benar juga, lebih baik di buat cacat saja." Juna menyeringai iblis.
"Tidak boleh juga!" Jordi menggeleng kan kepala memberi kode pada Juna yang selalu kebablasan apa bila menghajar.
"Jadi boleh nya apa?!"
Daaaak.
Kepala Danil yang sudah ada di lantai malah di pijak kuat dengan hentakan keras karena Juna naik darah, membunuh tidak boleh dan membuat cacat juga tidak boleh. Jordi yang hanya bisa menarik nafas berat, kalau sudah mengasuh Tuan nya maka akan perlu kesabaran.
Dreeeet, Dreeeet.
"Kau urus di dulu, aku mau mengangkat telefon." Juna keluar dari ruangan ini.
"Astaga ini saja sudah setengah mati." keluh Jordi melihat keadaan Danil.
"To...long..tolong aku." Danil menggapai gapai dengab mata yang blur.
"Mudah saja menolong mu, tapi kau harus setengah mati dulu baru ku tolong." sahut Jordi menuangkan alkohol di luka pelipis nya Danil.
Bahkan karena sangking sakit dan juga mau pingsan ini, Danil sudah tidak bisa lagi mau berteriak kesakitan, cuma bisa kejang kejang dan tak lama kemudian pingsan akibat tidak kuat menahan sakit, Jordi tersenyum puas dan memberi kode pada anak buah nya agar membawa Danil kerumah sakit.
...****************...
"Kamu di mana, Jun?" Mera bertanya pelan pada asisten nya.
"Sedang ada urusan sebentar, Nona. tampak nya juga malam ini saya tidak pulang, esok pagi baru pulang." jawab Juna.
"Eh sekarang saja sudah jam tiga pagi, Jun." Mera melihat jam nya.
"Sebentar lagi pagi, saya akan sampai rumah sekitar pukul tujuh." jelas Juna.
"Empat atau lima jam lagi kau pulang nya." lirih Damera.
"Apa ada yang Nona butuhkan?" Juna bertanya lembut.
Tidak tau bahwa di sebrang sana Damera menelan ludah nya susah payah setelah mendengar nada yang sangat lembut, bibir nya juga tertarik sebuah senyuman. namun begitu sadar dia langsung membuang senyum, tidak ingin larut terlalu dalam.
"Ada sesuatu yang ingin Nona makan, kenapa belum tidur juga?" ulang Juna.
"Hemmm tidak kok, aku cuma mau tau soal Hanzel saja." ujar Damera.
"Kita bahas esok pagi ya, bukan kah suah sayang bilang tadi." Juna tersenyum miring.
"Ya sudah lah kalau begitu, besok aku tunggu kau pulang." Damera mematikan ponsel nya.
"Tunggu lah aku pulang, maka setelah itu kita akan bersama." Juna masuk kedalam gudang lagi untuk melihat Danil.
"Sudah pingsan dia, Tuan! akan saya bawa kerumah sakit saja, cukup acara penghajaran nya." Jordi memberi tahu Juna.
"Kau apa kan dia sehingga cepat pingsan? kau sengaja kan!" sengit Juna.
Jordi menggeleng kan kepala nya tanda dia tidak berbuat apa apa pada Danil, anak buah yang di perintahkan sudah membawa nya masuk kedalam mobil dan menuju rumah sakit sekarang juga, bahaya bila sampai terlambat karena nyawa Danil bisa melayang.
Jangan lupa like dan comen nya ya guys.
pasti berasa mau lompat itu ginjal nya 🤭