Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Jadi selama ini mereka berdua baru melakukannya Mi ?"
"Mungkin keduanya belum siap Abah, jangan suudzon. Doakan saja semoga kita bisa cepat menimang cucu Abah."
"Cucu ?" Abah Yusuf mengerutkan dahinya heran.
"Iya Abah, cucu. Nggak lama lagi kita akan punya cucu." kata Umi Nisa antusias menegaskan ucapannya.
***
Siang harinya..
Abah Yusuf kedatangan tamu dari jakarta. Sebuah kejutan yang luar biasa bagi Abah yusuf. Papa Adam dan Mama Vina datang ke Rumah Kiyai Yusuf Alhasan Mahmud. Dengan begitu terkejut nya Abah Yusuf dan Umi Nisa senang karena kedatangan besan.
"Assalamualaikum Yusuf. Gimana kabarmu ?" ucap papa Adam menyalami Abah Yusuf setelah berhadapan dengan sahabatnya.
"Waalaikumsalam.. Aku baik alhamdulillah, bagaimana denganmu ?" sahut Abah Yusuf sembari memeluk bahu papa Adam. "Mari-mari ayo silahkan masuk, kita ngobrol di dalam agar lebih santai." Abah Yusuf menggiring tamunya menuju ruang keluarga agar lebih santai. "Umi, panggil Aisyah dan nak Abi suruh mereka turun. Bilang ada tamu dari jakarta." kata Abah lagi dan langsung di angguki oleh Umi Nisa.
Kini Abah Yusuf, papa Adam dan mama Vina sudah berda di ruang keluarga kecuali Aisyah dan Abimana yang belum juga mau keluar karena Aisyah tidak di perbolehkan keluar oleh Abi. Saat Abi dan Aisyah sedang ngobrol santai di kamar. Lagi dan lagi pintu kamar di ketuk dari luar.
Tok..Tok..Tok..
"Aisyaah.. Nak Abi.." teriak Umi Nisa dari luar.
Abi dan Aisyah yang mendengar keduanya di panggil langsung diam dan saling pandang.
"Kenapa umi juga memanggilku ?" Abimana bertanya tanya dan Aisyah hanya menjawab dengan mengangkat bahunya tak tahu.
Tak ingin uminya menunggu lama. Keduanya pun beranjak melangkah menuju pintu untuk membukanya. Setelah pintu terbuka, umi Nisa masih berdiri menunggu keduanya keluar.
"Nak Abi, ada tamu dari jakarta. Kalian berdua di tunggu Abah di bawah." kata Umi Nisa sengaja tak memberi tahu siapa yang datang.
"Oh iya Umi, kita akan segera turun ke bawah." sahut Abi sopan tak menyadari bahwa kedua orangtuanya lah yang menjadi tamu saat ini.
"Jangan lama-lama.. Nanti Abah bisa marah." Umi Nisa menegaskan pada Abi agar tidak seperti kemarin.
"Iya Umi kita nggak akan lama." sahut Abi dengan senyum simpulnya sembari melirik Aisyah.
Umi Nisa pun berbalik dan kembali turun ke bawah. Sedangkan Abi menutup pintu kamarnya lagi lalu menanyakan keadaan Aisyah sekarang.
"Kamu gimana sayang ? Sudah bisa berjalan turun ke bawah ?" tanya Abi tak ingin Aisyah tersiksa.
"Aku sudah baikan mas, aku sudah bisa berjalan normal. Mas Abi saja yang nggak ijinin Aisyah keluar. Kan malu sama Umi sama Abah kalau mereka tahu." sahut Aisyah memajukan bibirnya membuat Abi ingin mengecupnya.
"Ya sudah jika memang sudah baikan, jangan sambil memajukan bibirmu juga. Aku nggak tahan lihatnya." kata Abi sengaja menjahili Aisyah.
Aisyah yang mendengar ucapan Abi memerah menahan malu dan langsung menenggelamkan bibirnya ke dalam.
***
Kini keduanya sudah menuruni tangga dengan pelan. Abi terus merangkul pinggang Aisyah dan menggandeng tangannya agar Aisyah tidak sulit menuruni tangga. Tingkah mereka berdua tak luput dari tatapan mama Vina yang sudah melihat kedunya di tengah langkahnya.
Saat Abi dan Aisyah berhasil menuruni tangga, keduanya mendadak diam terpaku dengan apa yang di lihatnya sekarang. Abi dan Aisyah saling pandang sejenak dan terkejut setelah melihat siapa tamunya.
"Mamah.. Papah.." Abi terkejut setelah melihat kedua orangtuanya dan langsung menghampiri kedua orangtuanya.
Abi menyalami kedua orangtuanya begitu juga dengan Aisyah.
"Mama sama papa kenapa datang kemari ? Kan besok Abah sama Umi yang akan ke jakarta buat berangkat Umroh bareng ?" Abi merasa heran kenapa keduanya harus datang.
Karena rencananya Abah dan Umi yang akan pergi ke jakarta lalu bertemu di bandara. Namun justru yang dari jakarta datang kemari tanpa memberi kabar membuat anak menantunya terkejut.
"Mama kangen sama Aisyah, karena kamu di hubungi ponselnya selalu nggak aktif. Jadi mama minta papa buat datang kemari, sekalian berangkat ke bandara bareng besok." jelas mama Vina sedikit kesal karena Abi tidak mengaktifkan ponselnya sejak kemarin.
"Em, maaf mah. Kemarin Abi sibuk." sahut Abi menggaruk tengkuknya tak tahu harus menjawab apa.
Umi Nisa, Abah Yusuf dan Aisyah hanya tersenyum melihat Abi yang salah tingkah.
"Sibuk..? Sibuk apa kamu ?" mama Vina dengan nada penuh selidik.
"Em, aku sibuk.. Itu, Aku.."
"Mas Abi sibuk mengurusku yang sedang sakit mah." kata Aisyah membuat mama Vina langsung menoleh menatap Aisyah di sampingnya.
Abi yang mendengar jawaban Aisyah langsung bernafas lega. Sehingga membuat dirinya terbebas dari tatapan maut sang mama.
"Sakit..? Aisyah sakit..?" terkejut mama Vina diangguki oleh Aisyah. Mama Vina mengusap punggung Aisyah lembut saat mendengar menantu kesayangannya jatuh sakit.
"Abi..! Kamu apakan menantu mama ? Kenapa Aisyah bisa sakit ?" tegas mama Vina menodong beberapa pertanyaan pada Abimana.
"Aku nggak ngapa-ngapain mah, aku cuma.."
"Mas Abi nggak salah kok mah, Mas Abi sangat menyayangi Ais." kata Aisyah lagi memotong penjelasan Abi menutupi apa yang sudah terjadi.
Jangan sampai Abi berkata jujur pada sang mama dengan apa yang sudah di lakukan dengannya semalam. Bisa malu seumur hidup Aisyah jika suaminya jujur dengan orangtuanya.
"Tapi bagaimana keadaanmu sekarang sayang ? Kamu sudah sehat ?" tanya mama Vina khawatir.
"Alhamdulillah Ais sehat mah.." sahut Aisyah lembut.
***
Kini ruang keluarga tengah ramai di penuhi dengan canda tawa yang hangat. Makan siang, sholat dzuhur dan sholat Ashar juga sudah mereka lewati berjamaah bersama hingga tak terasa waktu sudah hampir maghrib.
Papa Adam dan mama Vina juga sudah di sediakan kamar tamu untuk beristirahat. Suara adzan maghrib berkumandang. Semuanya sudah berkumpul di masjid pondok. Ibrahim yang baru selesai mengajar pun sudah berada di masjid.
Tak lama sholat magrib selesai. Kini waktunya makan malam untuk keluarga di rumah Kiyai Yusuf. Semua makanan sudah di siapkan oleh para pembantu disana. Seperti biasa akan selalu ada perbincangan di meja makan saat makan malam.
"Abi, papa sudah memerintahkan Bram untuk mengontrol perusahaan pusat. Dan kau juga jangan lupa, harus selalu memantau perusahaan cabang yang di kelola Ricko saat ini. Jangan sampai lengah, ingat ! Banyak yang ingin perusahaan kita jatuh tanpa sisa." ujar papa Adam namun keluarga Aisyah hanya menyimak saja tak mengerti arah pembicaraan antara Ayah dan anak.
"Iya Pah, kemarin Ricko juga sempat memberi kabar. Bahwa perusahaan Om Rama sedang mencari kesalahan kita agar tender bisa jatuh ke tangannya." sahut Abi sembari menyuap makanannya.
"Baiklah kalau begitu, jangan lengah. Ingat. Banyak yang ingin menjatuhkan kita, jadi kita harus bekerja sama." kata papa Adam.
***
Kini makan malam sudah selesai. Semuanya tengah berkumpul kembali di ruang keluarga. Mama Vina seakan tak mau lepas dari Aisyah dengan memberi banyak pertanyaan hingga membuat Aisyah bosan dengan pertanyaan itu.
Sedangkan Umi Nisa selalu tersenyum bahagia saat melihat mama Vina yang begitu sangat menyayangi Aisyah. Abah Yusuf yang sudah bertemu dengan teman lama, bernostalgia membahas masa mudanya dulu. Sedangkan Abi duduk di pojokan sembari mengutak atik layar laptopnya dengan wajah yang serius membuat Aisyah sesekali melirik menatap suaminya.
Di mata Aisyah, suaminya sangat sexy jika sedang serius seperti itu. Keduanya yang sangat serius dengan pikiran masing-masing sehingga tak mendengar obrolan orang tua mereka. Setelah mama Vina dan Umi Nisa selesai merencanakan sesuatu, lamunan Aisyah buyar saat mama Vina kembali menepuk bahu Aisyah.
"Ayo nak kita istirahat. Nanti kan harus bangun tengah malam karena akan melakukan perjalanan menuju bandara." ajak mama Vina dan di angguki oleh Aisyah.
Abah dan Umi Nisa sudah berada di kamarnya untuk istirahat. Sedangkan mama Vina mengajak Aisyah untuk tidur bersama. Abi yang sedari tadi fokus dengan laptopnya hanya mengikuti mereka yang sudah bubar dan tak tahu apa yang orangtuanya rencanakan. Saat Abi hendak akan masuk ke dalam kamar Aisyah, dadanya di tahan oleh mama Vina.
"Kau mau apa ?" ujar mama Vina dengan mata melotot.
"Aku, aku mau tidur sama Aisyah lah mah. Masa mau ngerumpi." sahut Abi sudah mulai curiga dengan tatapan mama Vina.
"Kamu tidur sama papa di kamar tamu. Mama lagi pengen tidur sama mantu kesayangan mama. Sudah sana..!" usir mama Vina membuat Abi tak tinggal diam.
"Loh mah. Nggak bisa gitu dong mah.. Istri papa kan mama, bukan aku. Aisyah kan istriku mah. Jadi aku yang harus tidur sama Aisyah." protes Abi yang sudah mulai kesal dengan kelakuan sang mama.
"Nggak ada penolakan. Malam ini Aisyah tidur sama mama titik !" tegas lagi mama Vina.
"Ih mama kenapa sih. Jangan bercanda deh mah. Nggak lucu tahu !" Abi terus berontak menarik tangan Aisyah agar berada di sebelahnya namun di tahan oleh mama Vina.
"Nggak bisa ! Suruh siapa kamu sudah bikin mantu mama yang cantik ini sampai nggak bisa jalan !"
DEG
Abi terdiam dan Aisyah membulatkan matanya. Siapa yang memberitahu mama Vina. Sedangkan Abi dan Aisyah tak sedikitpun bicara dengan orang lain.
"Mama.. Mama tahu dari mana ?" tanya Abi dengan nada lemas.
"Nggak peduli mama tahu dari mana. Mama nggak mau besok mantu mama nggak bisa jalan lagi karena ulah kamu. Jadi Aisyah tidur sama mama malam ini." tegas lagi mama Vina dan langsung menarik tangan Aisyah kemudian menutup pintu lalu menguncinya.
Brakk..
Abi tak bisa lagi berontak. Hanya bisa terdiam berdiri di depan pintu kamar Aisyah lemas. Mau tidak mau dirinya harus menuruti perintah sang mama untuk tidur di kamar tamu dengan papanya. Di tatapnya pintu kamar dengan lekat dan melangkah menuju kamar tamu.
...----------------...
Bersambung...
pahami juga dongg perasaan dan kemauan dr suami kamu 🤨😤
akibat kecerobohan kamu sihhhh 😝😤
terlalu manja dan keras kepala 😡