NovelToon NovelToon
Menikahi Ibu Susu Baby Zafa

Menikahi Ibu Susu Baby Zafa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Duda
Popularitas:70M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮

Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.

S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)


Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

💮Happy reading💮

Malam ini, Gerry sudah berada di klub malam milik Aldo. Ia masih memikirkan ucapan mamahnya yang akan mencabut hak ahli waris di keluarga itu jika ia menemui Selena. Ini bukan perkara ia takut miskin. Tapi jika ia benar² di coret dalam daftar ahli waris, apakah Selena mau kembali kepadanya? sedang sekarang saat ia bergelimang harta pun Selena sudah pergi menduakan dirinya.

Aldo datang bersama seorang wanita seksi. Tanpa permisi keduanya duduk di samping Gerry dengan posisi wanita itu berada di tengah² Aldo dan Gerry.

Aldo tersenyum miring melihat Gerry yang sudah setengah mabuk. Ia meminta wanita itu untuk mendekati Gerry.

"Tuan, bolehkah aku menuangkan minumanmu?" Gerry mengangguk, ia merasakan panas di sekujur tubuhnya saat wanita itu menggesekkan dadanya pada lengan Gerry. Karena sejak kedapatan hamil, Selena enggan di sentuh oleh Gerry. Namun selama ini pria itu bertahan karna rasa cintanya pada Selena. Dan sekarang saat Selena pergi dari hidupnya, gairah Gerry seakan lahir kembali.

"Siapa namamu cantik?" tanya Gerry.

"Viona, tuan." Ucap gadis itu dengan nada manja. Gerry kembali menenggak minumannya. Viona tampak biasa saja bergelayut manja di lengan Gerry. Gerry menatap Aldo, dan pria itu memberi isyarat untuk menikmati wanita di sampingnya.

Tanpa berpikir panjang Gerry melu*mat bibir Viona, namun saat Viona membalas perlakuan Gerry entah mengapa sekelebat bayangan Dian terlintas di benak Gerry sehingga Gerry menyudahi ciuman itu.

"Tuan, kenapa berhenti?" tanya Viona manja.

"Pergilah, aku benar² sedang tak berminat." Gerry kembali menenggak minumannya. Viona berdiri kesal, dengan wajah cemberut ia meninggalkan ruang VIP itu.

"Hei bro, ada apa denganmu? apa kau sudah kehilangan kemampuan?" sindir Aldo.

"Diamlah..! atau ku patahkan lidahmu agar tak banyak bicara." Ketus Gerry. Tak lama Didi datang dengan wajah tak kalah kusut.

"Ada apa dengan kalian? apa kalian sedang janjian untuk memasang wajah menyebalkan seperti itu?" ujar Aldo.

Didi yang masih kesal langsung menuang minuman Gerry ke gelas kosong dan menenggaknya.

"Apa menurut kalian wajah gue ini jelek?" pertanyaan itu membuat kedua sahabat Didi melongo.

"Kau sangat tampan, siapa yang mengatai dirimu jelek?" tanya Aldo.

"Gue tadi tak sengaja menyerempet seorang wanita, gue juga udah minta maaf, bahkan gue juga udah memberikan dia uang ganti rugi. Tapi dia justru berkata pada gue "Simpanlah uangmu baik² tuan. Lumayan untuk tambah² operasi plastik." Ucap Didi menirukan ucapan gadis yang tadi ia temui. Sontak saja kedua sahabat Didi terbahak² mendengar apa yang Didi katakan.

"Gue yakin, saat dia berkata seperti itu wajahmu benar² ... ha..ha..ha" Gerry tak melanjutkan kata²nya namun ia malah kembali tertawa. Gerry bisa menebak jika wajah Didi saat itu pasti memerah menahan marah.

Memang jika orang² yang baru sekali melihat Didi, mereka pasti mengira jika pria itu melakukan oplas. karna wajahnya yang sangat tampan.

"Sudahlah dude, bersenang²lah. Jangan seperti orang di sebelahmu itu." Ucap Aldo sembari memberi kode Didi untuk melirik Gerry yang sudah setengah mabuk itu.

"Ada apa lagi Ger? kau masih memikirkan istrimu itu?" tanya Didi ketus. Ia sejak awal memang tak pernah menyukai Selena.

"Gue cuma bingung, Zafa sepertinya sekarang tak dapat dipisahkan dari ibu susunya. Secara kalian tau batas anak menyusu itu hanya dua tahun, bagaimana jika wanita itu memutuskan berhenti setelah dua tahun. Gue kepikiran Zafa." kata Gerry menarik nafas dengan kasar.

"Kalo saran gue, nikahi ibu susu Zafa!" kata Aldo dan diangguki oleh Didi.

"Kalian gila ya, mana mungkin gue nikah ma cewek yang ga gue ngerti asal usulnya. Lagi pula gue .. "

"Masih ngarep Selena balik?" putus Didi, ia benar² tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

"Ya Lo tau kan bro, gimana gue ke Selena."

"Gue kasih tau Lo sebagai sahabat. Jika dia perempuan baik, apapun keadaannya dia ga akan mungkin ninggalin anaknya terlebih suaminya. Karena dia pasti tau janji yang diucap di depan Tuhan itu sakral dan suci." Kata Didi, Gerry hanya diam menimang² ucapan Didi.

"Tapi gue ga mungkin nikahin itu cewek." Kata Gerry.

"Soal cinta pikir belakangan bro, yang penting sekarang Zafa punya ibu. Lo mau anak Lo besar tanpa kasih sayang seorang ibu?" tanya Aldo, yang dari tadi diam mendengar percakapan dua sahabatnya itu.

Gerry kembali diam, kedua sahabatnya benar, saat ini prioritasnya haruslah pada Zafa bukan Selena.

"Gue balik dulu. Entar gue pikirin saran kalian." Jawab Gerry kemudian.

"Kalo Lo ga mau, gue juga ga nolak bro. Dia tipe idaman gue." Kata Didi menggoda Gerry.

"Si*alan Lo, tau banget ada yang bening." ucap Gerry.

"Lo tau betul, cewek kaya ibu susunya Zafa kalo Lo bawa keluar pasti banyak yang deketin. Wajahnya tu kaya seolah² butuh untuk dilindungi. Pasti banyak yang minat, percaya deh ma gue." Imbuh Didi sambil terkekeh melihat wajah Gerry yang geram karena Didi terus memuji Dian.

"Berisik Lo, gue pamit." Gerry keluar dari klub, saat ini jam menunjukkan pukul 12 malam saat Gerry tiba di rumah. Dian yang saat itu sedang membawa teko air menunduk saat Gerry menatapnya dengan tajam.

"Kenapa tidak panggil pelayan untuk mengambilkan minum?" tanya Gerry. Dian mengangkat wajahnya menatap pria itu.

"Maaf tuan, tapi di sini saja juga sama seperti mereka. Saya disini untuk kerja. Bagaimana bisa saya menyuruh orang lain." kata Dian lembut.

"Siapa yang bilang kau sama dengan mereka?" Kau berbeda dengan mereka. Bahkan statusmu lebih tinggi dari mereka." Ujar Gerry dingin.

"Tuan, ini kan sudah malam. Semua pelayan pasti juga sedang istirahat. Lagi pula saya masih memiliki tubuh yang sehat, saya hanya tidak ingin merepotkan yang lain," elak Dian.

"Terserah padamu. Sekarang kau ikut denganku. Ada yang ingin aku bicarakan." Kata Gerry meraih sebelah tangan Dian yang tidak memegang teko. Tangan Dian mendadak dingin, jantungnya seperti hendak keluar dari tempatnya.

"Ya Tuhan ada apa dengan tuan Gerry." batin Dian, karena Gerry membawa Dian ke kamar Gerry.

"Tuan, jangan di sini. Kita di kamar Zafa saja. Saya tak enak jika nanti ada yang melihat."

"Bukankah kau bilang jika semua orang sedang istirahat?" Gerry membalikkan ucapan Dian, tanpa sadar gadis itu gelagapan. Gerry meletakkan teko air yang dibawa Dian di atas nakas. Gerry membawa tubuh mungil Dian ke atas ranjang. Tangan Dian semakin dingin, ia takut jika Gerry berbuat macam² padanya.

"Tuan, jangan seperti ini." Ucap Dian dengan nada suara yang bergetar. Ia sungguh takut jika Gerry berbuat macam² apalagi Dian mencium bau alkohol dari mulut Gerry.

Gerry merasa gemas melihat tingkah Dian. Ia langsung menyentil dahi Dian. "Buang pikiran mesummu itu."

Dian mengelus dahinya yang memerah. "Sakit tuan." Ucap Dian dengan mata yang berkaca². Gerry pun merasa tak tega, tanpa sadar tangannya terulur mengelus dahi Dian.

"Maaf ya, apakah masih sakit?" wajah keduanya kini sudah semakin dekat. Saat tatapan mereka bertemu entah mendapat dorongan dari mana Gerry mencium bibir Dian. Dian yang terkejut mendapat serangan dari Gerry hanya diam terpaku dengan mata terbelalak. Bahkan tubuhnya seolah terkena sengatan aliran listrik.

🌟🌟🌟🌟🍂🍂🍂🍂🌟🌟🌟🌟

terimakasih yang sudah mampir.

jangan lupa Like dan komen.

jika kalian menyukai novel ini beri bunga mawar juga untuk Gerry dan Dian. 🌷😘😘

1
Cindy Cindy
Luar biasa
embun senja
oooohhh... tidak bisa...
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi
Putu Windha Krisna Dewi
Luar biasa
Putu Windha Krisna Dewi
bagus banget
Asih Sulastri
Luar biasa
Nay
kayaknya dulu pernah baca,selena adalah cewe masalalu suami dian
Yunitasari Ifani
Luar biasa
Warningsih Ningsih
ini bawang berapa kilo kenapa airmata ku ngalir terus 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Santimehasari Nst
Luar biasa
ros
ceritanya menarik 👍
Warningsih Ningsih
harusnya ini yg jadi dian 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️😭😭😭 thor gimana sih cerita mu cocok nya Barat
Warningsih Ningsih
nah ini baru cocok jadi gerry
Warningsih Ningsih
big no sorry thor,,, aku lebih suka yg Barat atau Timur
Sundari
lanjut dong
Warningsih Ningsih
kirain cowok Barat
Bola nasi
Luar biasa
Bola nasi
yaelah gimana mau ngrebutnya coba, herannn deh kenapa ada pikiran kyak begitu
Bola nasi
Luar biasa
Bola nasi
semua karyanya keren banget, dr awal coba baca yg jaceline lngsung coba baca yg lain masih berkaitan, sampe harus memilih harus baca yg mana mau cari yg awal mulanya dr mama dian dll /Joyful/
Arie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!