MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 22
Anggitha duduk bersandar di kepala ranjang. Ia termenung mengingat pengakuan Felix padanya sore tadi.
"Maafkan aku" ucapnya lirih. Ia merasa bersalah kala melihat raut kekecewaan Felix padannya. Matanya jadi berkaca-kaca ketika mengingatnya.
"Gita" tiba-tiba ayah memanggil dari luar kamar. Ia buru-buru menghapus air matanya.
"Masuk ayah" sahut Anggitha.
Ayah masuk dengan mengintip sebentar hingga seluruh badannya tampak. Ia tersenyum kearah putrinya, lalu duduk di pinggir kasur.
"Kenapa gak turun makan?" tanya ayah.
"Gita belum lapar, ayah"
"Kamu ada masalah ?" Ayah tahu tengah terjadi sesuatu dengan putrinya itu. Ia melihat raut kesedihan di wajahnya saat pulang bersama Felix tadi. Ia hanya tidak tahu apa penyebabnya.
"Aku gak pa-pa, yah. Sungguh " Anggitha menyakinkan sang ayah.
"Ayah tahu kamu tangah ada masalah. Jika ada masalah, cerita pada ayah. Kamu akan sulit menemukan solusi jika kamu gak berbagi"
Gita diam berfikir. Ia ragu mengatakannya. Ia takut ayahnya akan marah, mengingat perjodohannya dengan Elvin di setujui oleh ayah.
"Tapi ayah harus janji sama Gita.....ayah gak boleh marah!"
"Ayah janji. Ayah gak akan marah. Ayah tahu putri ayah ini gak mungkin berbuat sesuatu yang besar hingga membuat ayah sangat marah"
Anggitha menggigit bibirnya. Ia mantap sang ayah yang sedang menunggunya berbicara. "Emm....ini tentang Felix ayah" ucap Anggitha pelan.
"Felix menyukai mu?" tebak ayah.
Mata Anggitha membulat. Ia tidak menyangka ayah akan menebak dengan dengan benar. Ia pun mengangguk membenarkan.
"Lalu kenapa? kamu gak menyukainya ? Dia memaksa mu?"
"Enggak ayah, enggak. Sebenarnya.....aku gak tahu apa aku juga menyukainya, tapi aku nyaman bersamanya. Felix memperlakukan dengan baik dan lembut, sama seperti ayah. Tapi....." Anggitha menggantung kalimat terakhirnya dengan menatap ayah ragu.
"Tapi kenapa?" ayah mengangkat alisnya menunggu perkataan Gita selanjutnya.
"Bagaimana dengan perjodohan itu. Bukan kah ayah setuju dengan itu ?"
Ayah menarik nafas perlahan. "Ayah memang setuju dengan itu, tapi bukan kah ayah bilang akan mengambilkannya ke kamu? Kalau kamu setuju dan mau menikah dengan Elvin , maka ayah setuju, tapi kalau kamu menolak, ayah pun juga akan menolak. Ayah gak memaksamu, nak____
"Kalau kamu menemukan seseorang yang kamu cintai, itu gak jadi masalah. Kita bisa mengatakannya pada mereka. Mereka pasti akan mengerti. Jangan sampai kamu menyesal nantinya "
Ayah tidak akan mempermasalahkannya. Baginya kebahagiaan sang putri adalah prioritas utamanya. Berbeda saat Clara dulu, ia benar-benar memaksanya untuk menikah dengan Elvin karena ada Anggitha yang harus ia rawat.
Dulu ia begitu yakin mempercayakan Clara pada Elvin karena kedua sama-sama belum memiliki pasangan. Berbeda dengan Anggitha sekarang, yang mana Elvin .asih begitu mencintai istrinya, yaitu Clara, putri keduanya.
Ia tidak ingin memaksa jika Anggitha tidak ingin, karena rumah tangga mereka nantinya pasti tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja berantakan jika salah satu dari mereka tidak ada yang bisa menerima dengan baik.
"Apa Tante Vika gak akan marah, Yah? Tante Vika sangat berharap dengan perjodohan ini" Anggitha memikirkan perasaan mommy(Vika) . Mommy begitu baik padannya. Ia tidak bisa membayangkan raut kekecewaan mommy padanya nanti.
"Sudah ayah bilang, mereka pasti akan mengerti, nak. Kita bisa jelaskan pada mereka dengan baik-baik " ayah meyakin putrinya.
Anggitha diam memikirkannya. "Sudahlah...gak usah dipikirkan. Biar itu menjadi urusan ayah. Lebih baik kamu makan, jangan sampai kamu sakit" ucap ayah.
Anggitha mengangguk. Ia pun turun dari kasur dan keluar dari kamar mengikuti ayah. Ayah memang belum makan, karena menunggu putrinya. Keduanya makan bersama dengan lahap.
Makana yang sederhana, namun sangat nikmat. Ikan kuah kuning dengan tumis kangkung. Tidak lupa juga ada tempe goreng krispi disana.
.
.
Sementara di bengkel yang ada di kota, ada Felix yang tampak melamun dengan duduk di kursi tunggu yang biasa di duduki pelanggan saat akan memperbaiki kendaran mereka.
Ia sesekali menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar. Teman-temannya heran melihatnya seperti itu. Terakhir kali mereka melihat Felix melamun seperti itu, saat Fara akan menikah dengan Kevin. Namun hari ini kembali terulang.
"Lo kenapa si? Ngelamun mulu dari tadi. Lebih baik Lo bantu kita perbaiki motor pelanggan sana" seru Zul seraya menghampiri Felix dan duduk di sebelahnya.
"Ckk...gue lagi bingung "
"Bingung kenapa lo?" Zul mengangkat alisnya menatap Felix heran. "Lo belum move on dari Fara?" tanyanya lagi.
"Ngaco lo!!" Felix melototkan matanya. "Yakali gue masih suka sama si Fara. Bentar lagi dia punya dua buntu. Apa lagi yang mau di harapin"
"Lah..terus lo ngapa? kayak orang lagi putus cinta "
"Emang"
Jawaban Felix membuat Zul kaget, bukan hanya dia tapi teman-temannya yang lain. "Lo ada suka sama cewek? Siapa? Kita kenal gak? Gimana ceritanya ? Dka gak suka sama lo karena kerjanya cuman di bengkel ?" Zul memberikan banyak pertanyaan.
"Banyak banget pertanyaan lo" Felix heran menatap teman yang satu itu. Entah kenapa Zul jadi begitu kepo.
"Gue penasaran egep" Zul memukul paha Felix karena sangat penasaran.
"Gue gak tahu Lo kenapa apa enggak, yang pasti dia kakaknya Queen "
"What?" pekik Zul. "Sejak kapan Queen punya saudara ?"
"Yaaa sejak dalam kandungan "
"Kok bisa?" Zul masih belum mengerti.
"Ckk...kenapa lo jadi kepo dah. Males banget mau cerita mulai dari bagaimana dia bisa ada"
"Baiklah -baiklah, tapi bagaimana bisa dia nolak lo?"
"Itu dia yang gue gak tahu. Gue emang baru dekat dengannya. Belum ada 3 Minggu malah, tapi gue benar-benar suka sama dia. Dia menolak gue gitu aja tanpa alasan. Dan gue yakin pasti ada sesuatu, karena dia sampai nangis"
"Kedekatan yang sangat singkat ternyata, tapi gue rasa mungkin dia hanya butuh waktu. Beberapa hari ini biarkan dulu dia berfikir, setelah itu temui dia kembali dan katakan tentang perasaan Lo lagi" Zul memberikan petuah.
"Gitu ya?" Zul mengangguk mengiyakan.
"Yaudahlah.... thanks saran lo" Felix berterima kasih sembari berdiri.
"Mau ke mana lo?" tanya Zul kala melihat Felix akan pergi dengan motornya.
"Balik. Gue capek" Felix mengenakan helmnya dan pergi.
"HEH!!! INI MOTOR BANYAK YANG BELUM SELESAI !!" teriak Zul, namun Felix tidak memperdulikannya.
"Dasar bocah itu. Gue juga pengen pulang kali, rindu ama ayang bebeb ini " Zul jadi merindukan kekasihnya juga. Ia pun melanjutkan pekerjaannya agar cepat selesai.
.
.
NEXT
smga Elvin menolak perjodohan nya.