Kecelakaan tragis yang menimpa Dave di hari pernikahannya membuat XyRa merasakan patah hati hebat. Janji setia sehidup semati pun berganti dengan ucapan duka cita dan belasungkawa.
XyRa yang separuh jiwanya seakan ikut pergi bersama Sang calon suami sampai tak sadar jika sudah di nikahi oleh sepupu pria yang di cintainya tersebut.
Semua karna orang tua XyRa tak sanggup melihat kesedihan di wajah putrinya, terlebih acara pernikahan sudah siap di laksanakan..
"Saya Terima nikah dan kawinnya XyRa Rahardian Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar, Tunai"
Sebuah kalimat Ijab Qabul lantang di suarakan oleh Axel, duda beranak satu yang di tinggal selingkuh istrinya 4 tahun lalu.
Bisakan XyRa menerima pernikahannya dengan Sang suami pengganti?
Lalu, bagaimana ia harus menerima statusnya yang tak hanya menjadi istri melainkan langsung menjadi ibu sambung dari seorang anak kecil yang haus kasih sayang?
Ikuti terus kisahnya, sediakan kanebo buat air mata ya, 😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Dia ibu kandung, Sean," jelas Axel yang bagai petir di siang bolong bagi XyRa.
Ia tahu, suaminya memang seorang Duda cerai yang artinya Sang mantan istri masih ada tao XyRa tak menyangka jika wanita masa lalu itu ada di dekat mereka saat ini.
"Kamu serius? yakin jika dia--," ujar XyRa yang hatinya serasa tercubit sakit.
"Hem, dia Maya. Akupun sama terkejutnya denganmu, Sayang. Tapi aku bisa apa?"
"Aku paham, tak ada yang bisa di salahkan, aku baik-baik saja, Mas," ucap wanita itu yang peka dengan ke khawatirannya.
Bohong jika XyRa tak takut tapi rasa itu perlahan terkikis dengan kejujuran suaminya yang bicara di awal sebelum di tanya atau bahkan mungkin XyRa yang tahu lebih dulu. Entah Tuhan punya rencana apa untuk musibah ini yang jelas ia akan tetap berada di samping Axel yang kini sudah menjadi sandaran hatinya selepas Kepergian Dave untuk selamanya.
"Ku harap kamu tak berpikir yang macam macam, bukankah kamu tahu seperti apa pernikahanku dulu dengannya? tak lebih dari sebuah formalitas semata demi Sean," kata Axel yang di balas anggukan kepala oleh sang istri.
"Iya aku tahu, dia tak mungkin mengganggu rumah tangga kita kan? Ibu nya Sean wanita yang baik, aku yakin itu, Mas."
Axel kembali menarik tubuh XyRa, entah terbuat apa hati wanita halalnya tersebut hingga begitu pintar menyembunyikan rasa cemas nya, ia yakinkan hatinya sendiri dengan kata-kata baik dan pikiran positif hingga membuatnya jauh lebih tenang dan terbuka nantinya.
Keduanya pun bergegas ke ranjang namun Axel lebih dulu memakai bajunya, mereka merebahkan diri disisi kanan dan kiri Sean yang terlelap di tengah mereka.
.
.
.
Usai sarapan, Axel dan XyRa berencana ke rumah sakit tapi tidak dengan Sean yang akan tetap di rumah karna papihnya belum siap mempertemukan anak dan ibu tersebut mengingat ia juga belum bicara apapun pada Sang putra dengan kenyataan yang kini sedang mereka hadapi bersama.
"Tapi jangan lama-lama ya, Sean takut banget, Mamih," rengek Si anak tampan dalam pelukan ibu sambungnya.
"Iya, Sayang, Mamih janji habis semua selesai pasti akan langsung pulang," jawab XyRa merayu agar Sean mau di rumah menunggunya.
Sean pun mengangguk meski nyatanya berat melepas Mamih dan Papihnya untuk pergi karna ia takut mereka khususnya Mamihnya tak kembali lagi.
XyRa menciumi wajah Sean sampai berkali-kali, entah kenapa perasaannya kini jauh berbeda dari biasanya, terselip takut kehilangan yang selama ini tak pernah terbersit dalam dalam benaknya.
"Sudah, Sayang, ayo." Axel meraih tangan istrinya karna waktu tak banyak sebab ia harus ke kantor di waktu habis makan siang nanti.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit hanya obrolan kecil yang terjadi pada pasangan tersebut, selebihnya XyRa hanya melamun dan melempar pandangan jauh ke luar jendela.
"Sayang, sudah sampai," ucap Axel yang membuyarkan lamunan sang istri.
"Ah, iya. Ayo turun, Mas," jawabnya antusias sambil melepas seatbelt.
Keduanya turun dan berjalan bersama masuk kedalam rumah sakit dengan tangan saling menggengam, Axel terus mengeratkannya karna ia tahu XyRa tak sekuat yang di lihatnya.
"Ini ruang rawat inapnya, kita masuk ya."
XyRa mengangguk kan kepalanya pelan sedangkan Axel menunggu sampai XyRa benar-benar siap untuk masuk karna orang yang yang berada di dalam sana bukan hanya korban kecelakaan yang ia lakukan tapi juga mantan istri pria yang kini berdiri di sampingnya.
XyRa memejamkan kedua mata seraya menarik napas dan di buangnya perlahan, itu ia lakukan berkali-kali hingga dirasa perasaannya jauh lebih tenang.
Cek lek
Axel masuk lebih dulu satu langkah di depan XyrRa, ia tersenyum saat melihat Maya menoleh kearahnya.
"Selamat pagi," sapa Axel saat sudah berdiri tepat di sisi Maya.
"Pagi juga Axel," balas wanita yang baru saja di periksa oleh Dokter dan perawat.
"Hay, Aku XyRa." Ia mengulurkan tangan kanannya mencoba berkenalan.
"Aku Maya, senang berkenalan denganmu," jawab Maya dengan senyum terluas di ujung bibirnya.
"Maaf, aku benar-benar minta maaf. Ini semua salahku, aku akan bertanggung jawab, aku dan suamiku akan mengurusmu sampai sembuh," jelas XyRa.
"Terima kasih, aku sudah memaafkanmu sebelum kamu memintanya karna ini tak sepenuhnya salahmu, aku yang kurang hati-hati saat menyebrang jalan," balas Maya yang sebenarnya sama lalainya saat itu hingga musibah ini tak bisa di hindari, tapi apapun alasannya tetap si pengendara yang di salahkan.
.
.
Tapi, mana Sean? kenapa tak ikut dengan kalian?
Kesalahan besar kalo kamu niatnya bawa dia tinggal di rumah mu,Awas ya..
Mulai deh kompliknya,Baru juga Xyra ingin bahagia .huufff...🙇🙇🙇