NovelToon NovelToon
Suami Sewaan Nona Muda Arogan

Suami Sewaan Nona Muda Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: alya aziz

Warning! Area 21+ yang masih di bawah umur harap tidak membaca novel ini. 🙏😁


Seorang gadis bernama Elisa yang punya segalanya dalam hidup, ia cantik, populer dan kaya raya. Hidupnya begitu sempurna, namun tak banyak yang tahu jika ia mempunyai trauma masa kecil karena penghianatan sang ayah yang menyebabkan ibunya meninggal bunuh diri.


Lima belas tahun berlalu. Sebelum sang ayah meninggal, beliau menulis sebuah surat wasiat yang bertuliskan bahwa seluruh harta kekayaannya akan jatuh ke tangan sang putri tunggalnya. Dengan syarat Elisa harus menikah dan melahirkan keturunan penerus keluarga.


Elisa yang tak percaya dengan adanya cinta sejati mulai mencari cara agar ia mendapatkan warisan tersebut. Dan saat itulah seorang pria sederhana muncul di hadapannya karena meminta Elisa membatalkan penggusuran pemukiman tempat pria itu tinggal.



"Aku akan membatalkan penggusuran itu dengan satu syarat, menikahlah denganku, setelah aku hamil dan melahirkan kamu akan aku bebaskan." Elisa Eduardo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.2 (Surat wasiat)

Satu bulan berlalu.

Seorang pelayan berseragam abu-abu melangkah menuju sebuah kamar yang ada di lantai dua. Tangannya nampak bergetar saat hendak mengetuk pintu. Pagi ini ia di beri tugas untuk membangunkan Nona Muda yang akan mengamuk saat tidurnya terganggu, meski berat dan harus siap mental, ia tidak punya pilihan lain.

Tok..tok..tok.

"Pe-permisi Nona ... apa Nona sudah bangun?" Pelayan wanita itu, mulai berkeringat dingin, saat tak ada jawaban dari dalam sana, ia ingin mengulang lagi namun rasanya energinya sudah habis. Ia kembali berpikir sampai akhirnya--

Klek.

Pintu itu terbuka. Elisa muncul dari dalam, ia berdiri di ambang pintu seraya berpangku tangan, menatap pelayan yang nampak ketakutan saat melihat kemunculannya. "Apa kamu tau, ini masih jam tidur ku, oh kamu kemari karena memang sudah bosan hidup?"

Pelayan itu menundukkan kepalanya, tangan dan kaki bagai kebas tak lagi terasa. Semenjak kedatangan Elisa kembali di Mansion, peraturan-peraturan baru mulai di terapkan. Pelayan itu menelan saliva berkali-kali sampai akhirnya kembali angkat bicara.

"Maafkan saya Nona Muda ... sa-saya di perintahkan oleh kepala pelayan Nini untuk membangun Nona, karena hari ini pengacara Tuan besar akan datang."

Elisa yang tadinya nampak acuh dan menatap pelayan itu dengan malas, kini mulai terlihat serius dan antusias. Ya, akhirnya hari ini datang juga, hari dimana ia akan resmi memiliki seluruh harta kekayaan Edo Eduardo. "Cepat siapkan air mandi dan pakaian ku, hari ini aku harus tampil sempurna."

**

Dari ujung atas tangga, ia bisa melihat sang Tante yang bernama Eva sedang duduk di kursi ruang keluarga. Ia tahu tantenya itu datang hanya untuk mengetahui warisan yang akan di dapatkan. Lagi-lagi kenangan masalalu kembali berputar di ingatan Elisa, saat Eva memberi ide kepada sang Papa, agar mengirim ia keluar negeri dua belas tahun yang lalu.

Meski semua sudah berlalu, tetapi Elisa tak akan pernah lupa tatapan sinis yang di berikan Eva kepadanya. Sekarang ia bukan lagi anak kecil yang hanya bisa menangis tanpa bisa membela diri, kini ia ingin membuktikan kepada semua orang yang dulu tak menganggapnya ada, bahwa sekarang dialah satu-satunya orang yang berkuasa setelah kepegian sang Papa, Edo Eduardo.

Melihat Elisa turun dari lantai atas, Eva berdiri dari tempat duduknya, janda satu anak itu mengembangkan senyum dengan sempurna seolah begitu merindukan sang keponakan. Ia melangkah seraya merentangkan tangan dan langsung memeluk Elisa. "Apa kabar kamu hari ini sayang, semakin hari kamu semakin cantik saja, sama persis seperti Kak Arlita."

Elisa mencengkram erat kedua tangannya, ia sangat tidak menyukai sentuhan fisik dari seorang yang sangat ia benci, amarahnya kian membuncah saat sang tante menyebut nama sang Mama. Tanpa ragu ia mendorong tubuh Eva agar menjauh darinya. "Jangan pernah menyentuh ku, karena hubungan kita tidak sedekat itu."

Eva menyunggingkan senyum lalu mulai berpangku tangan. Isi kepala dan rongga dadanya terasa terbakar, saat melihat anak yang dulu berlutut padanya kini berani menatapnya dengan tajam. "Ck, setidaknya aku berusaha menjadi tante yang baik ... dua belas tahun bersekolah di Melbourne Australia, apa sikap ini yang kamu pelajari?"

Seperti dugaan Elisa, semua hanya pencitraan semata, hanya dengan satu penolakan darinya sikap asli Eva kembali seperti biasa. "Dua belas tahun sudah berlalu, aku tidak akan pernah melupakan semua jasa Tante, karena sudah memberi ide kepada Papa, untuk mengasingkan aku di luar negeri ... aku bukan anak ingusan yang tante kenal dulu."

Tubuh Eva bergetar hebat, ingin rasanya ia mendaratkan ratusan tamparan di wajah sang keponakan, namun ia masih ingin mendapatkan hak warisannya tanpa harus membuat masalah. "Kamu pikir, karena kamu keturunan satu-satunya kakak ku, kamu akan mewarisi segalanya? Tidak, kakak ku tidak pernah mengagapmu ada."

"Dasar rubah licik," gumam Elisa, ia hendak menggerakkan tangannya untuk menjambak rambut Eva, namun tiba-tiba saja--

"Nona Muda dan Nyonya Eva, pengacara sudah datang dan sekarang beliau menunggu di ruang tamu." Kepala pelayan Nini datang tepat waktu, kalau tidak bisa-bisa tante dan keponakan itu pasti sudah memulai perang dunia ketiga.

Eva berbalik lalu melangkah lebih dulu.

Sementara Elisa masih berdiri di posisinya seraya memandangi kepegian Eva. Ia mencoba mengatur napas dan meredakan emosinya yang sempat terpancing. "Kenapa aku harus mempunyai keluarga seperti dia, rubah jahat b*ensek!"

Mendengar pekikan Elisa yang nampak sangat kesal, Kepala pelayan Nini melangkah mendekat dan langsung menepuk pundak Elisa dengan lembut. "Nona, tahan emosi anda. Saya yakin sekarang Nyonya Eva tidak akan berani mengganggu Nona lagi seperti dulu."

Elisa menoleh kesamping. Tatapan matanya tiba-tiba saja menjadi sendu. Di antara semua orang, kepala pelayan Nini adalah satu-satunya orang yang ia percaya, sejak kecil yang selalu berusaha membela dan menyayanginya hanyalah wanita paru baya itu. " Bi Nini, setelah ini, jangan biarkan dia masuk ke area Mansion tanpa izin dariku.

**

Wajah Elisa dan Eva nampak sangat tegang saat sang kuasa hukum Edo Eduardo akan segera membacakan surat wasiat yang akan menjadi penentu segalanya. Harapan keduanya sama-sama tinggi, namun sebelum semua tersampaikan mereka belum bisa bernapas lega.

"Baiklah saya akan menyampaikan isi dari surat wasiat Tuan Edo Eduardo untuk Nona Elisa dan Nyonya Eva." Pengacara itu membetulkan posisi kacamatanya kemudian menatap selembar kertas yang ada di tangannya dengan serius. "Dalam surat ini, Tuan Edo menyampaikan, bahwa Nyonya Eva, selaku adik dari Tuan Edo berhak atas sepuluh persen dari saham yang di miliki beliau yang tersebar di sejumlah perubahan yang beliau miliki."

Mendengar hal itu, Eva langsung berdiri dari posisinya. Ia masih tidak percaya dari seratus persen, ia hanya mendapatkan sepuluh persen saja. "Pasti ada yang salah dengan surat wasiat itu, kenapa aku hanya mendapatkan sepuluh persen saja?"

"Masih untung nama tante ada di surat wasiat itu, setidaknya bersyukur saja." Wajah Elisa nampak sangat senang melihat ekspresi kecewa sang tante, dalam hati ia tertawa puas, meski ia belum tahu apa yang akan ia dapatkan dari surat wasiat itu.

"Hey bocah, aku tidak meminta komentar darimu." Eva nampak sangat kesal melihat ekspresi meledak yang tergambar jelas dari wajah sang keponakan.

"Saya mohon tenang." Pengacara itu menoleh kearah Eva. "Nyonya, silahkan kembali duduk."

Dengan berat hati Eva kembali duduk di posisinya.

"Untuk Nona Elisa, sebagai putri tunggal Tuan Edo Eduardo, Nona berhak atas sembilan puluh persen saham Tuan Edo yang tersebar di sejumlah perusahaan yang di miliki beliau."

Mendengar hal itu, Elisa terseyum lega. Meskipun selama ini ia tidak pernah sekalipun mendapatkan kasih sayang dari sang Papa, setidaknya sekarang, ia adalah pemegang kendali penuh atas seluruh harta warisan sang Papa. Ia menegapkan kepalanya, memandangi wajah tantenya yang kian memerah. "I'm a winner."

"Tetapi," sanggah pengacara itu tiba-tiba. Membuat Elisa dan Eva kembali menoleh padanya.

"Tapi apa?" tanya Elisa penasaran.

"Tetapi, seluruh harta peninggalan Tuan Edo tersebut akan resmi menjadi milik Nona Elisa saat Nona menikah dan melahirkan keturunan selanjutnya keluaga Eduardo," tutur pengacara itu.

"Apa!" Elisa berdiri dari tempat duduknya karena tak percaya dengan yang baru saja ia dengar.

Elisa adalah saksi nyata dari kisah rumah tangga Papa dan Mamanya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat sang Papa bermesraan dengan wanita berbeda-beda setiap hari dan ia melihat bagaimana sang Mama menangis dan akhirnya berakhir bunuh diri. Dari sana ia belajar bahwa cinta sejati itu tidak pernah ada.

Saat ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan pernah menikah seumur hidupnya, kini janji itu di patahkan oleh satu surat wasiat yang mengharuskan ia menikah dan memiliki keturunan. Lalu, apa Elisa mampu memenuhi permintaan terakhir sang Papa demi harta warisan yang tak akan habis tujuh turunan itu? Takdir baru mulai memainkan perannya, tanpa Elisa sadari Luka berbalut trauma masa kecil itu akan segera berakhir karena peran seseorang.

Bersambung 💓

Jangan lupa like komen vote n hadianya ya readers 🙏😊😍

1
Edy Sulaiman
gak di ajak sekalian Viola nya.
DG s
Luar biasa
Edy Sulaiman
Lucu si Elisa sdh di embatt masih takut dan malu meluhat si JONI...hhhh. .mntap
Edy Sulaiman
Reynald bagaikan dpt durian runtuh sebenarnya bila tdk terlalu gengsi...
Jamayah Tambi
Rq athur/Good/
Jamayah Tambi
Kenapa baik sangat 2 anak manusia ni.Sangat memaafkan.Maka itu tg terbaik./Drool//Drool//Drool//Drool/
Jamayah Tambi
Tak faham bahasanya mama Jack
Jamayah Tambi
Nasib baik Elisa masih ada perikemanusiaan.
Jamayah Tambi
Sakit oo cinta tak berbalas.Apa lagi cinta pandang pertama/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Manisnya mulut lelaki saat masih mencintai.Cuba klu selingkuh,manis itu utk selingkuhinya.
Jamayah Tambi
Kau yg pilih.Dulu masa Rey menyukai kamu buat tidak tau saja.Tp bila Reyvdah bersama Elusa kamu mau merebutnya kembali.Memang tak lah./Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Sifia berubah lah.Jangan dirayu pada yg tak sudi.Cuba pikir deh, kamu tak ada apanya berbanding Elisa.Jadi logoknya Reyctak akan meninggalkan Elisa demi kamu wp kamu cinta pertamanya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Ngaco,
Jamayah Tambi
Ah bahagianya mereka/CoolGuy//Tongue/
Jamayah Tambi
Tabungan utk masa depan.Gara2 ketahuan habis wang mu Jack/CoolGuy/
Jamayah Tambi
Enak ya dipeluk sama pacar.
Jamayah Tambi
Bijak kau Elisa/Good/
Jamayah Tambi
Bawa ke RSJ jer.Biar sembuh
Jamayah Tambi
Orang gila memang tidak pernah rasa bersalah.Wp dia memang salah.Dasar ular/Determined//Determined//Determined/
Jamayah Tambi
Sah2 memang otak sofia dah tak betul.Dasar sakit mental.Harap muka je cantik.Hati kotor/Puke//Puke//Puke//Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!