Maharani Qirani putri yang di buang kedua orang tuanya karena terlahir sebagai wanita, kedua orang tuanya berharap memiliki anak laki laki.
Bagaimana dengan kehidupan Maharani setelah ini yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Keesokan harinya
setelah pulang sekolah Rani tidak langsung pulang, ia sudah meminta izin pada keluarganya untuk tidak pulang siang ini tapi malam karena ada perlu.
Awalnya mommy dan Daddy tidak mengizinkan tapi setelah Rani menceritakan semuanya akhirnya, Rani pun di izinkan pergi.
Tanpa mengganti pakaian sekolah nya Rani menuju bandara untuk menjemput seseorang disana. Sesampainya di bandara Rani menuju pintu keluar para penumpang.
Dan kebetulan sekali orang yang ia tunggu sudah datang dan sedang mencari jemputan untuknya.
Rani yang melihat itu pun tersenyum lalu mendekati orang itu.
"Selamat datang tuan samudra maaf sudah membuat anda menunggu lama, saya baru pulang sekolah, mari kita duduk disana ada satu lagi yang harus saya jemput sepertinya beliau belum keluar jadi mohon tunggu" ujar Rani dengan ramah
Samudra yang melihat wajah cantik Rani dan melihat betapa ramahnya Rani membuat samudra kagum.
"jadi nona yang menghubungi saya semalam?" tanya samudra masih kaget
"Benar, nanti akan saya jelaskan setelah tamu saya satu lagi datang" ujar Rani santai lalu duduk
Samudra terus memandangi Rani dan itu membuat Mila dan Lisa kesal
"Tuan bisa berkedip dulu, jangan pandangi nona kami, jangan jadi pedofil" ujar Mila kesal
"Eh... Pedofil? apa maksudnya, aku bukan pria seperti itu, aku hanya kaget saja ternyata yang menghubungiku adalah nona muda" ujar Samudra menjelaskan
"Alasa.... Sudah ayo cepat duduk disana jangan banyak tanya" ujar Lisa lalu duduk di samping Rani begitu juga Mila, sedangkan samudra duduk di depan mereka.
"Maaf tuan kedua kakak saya ini hanya ingin menjaga saya, jangan di ambil hati ya. Dan tuan maaf jika saya mengajak ada bertemu di bandara ini, itu karena saya harus menjemput seseorang dulu baru kita menuju tempat saya dan akan kami ceritakan semuanya." ujar Rani
"Tidak masalah nona, saya mengerti. Tapi saya tidak bisa lama karena saya harus mencari tuan muda saya yang pergi entah kemana" jawab samudra
"Tidak perlu khawatir" jawab Rani tidak lama terlihat seseorang yang keluar dari pintu penjemputan.
"Nona... biar aku yang menjemput anda tunggu sini saja" ujar Lisa
"Baiklah kak, terima kasih" ujar Rani lalu Lisa pergi mendekati seseorang yang mereka tunggu.
"Selamat datang tuan Xavier, mari ikuti saya karena nona kami sudah menunggu anda disana" ujar Lisa sopan tapi terlihat dingin.
Tuan Xavier yang di jemput pun kaget dan bingung tapi tetap mengikuti Lisa karena memang ia sudah punya janji dengan seseorang yang menelponnya kemarin.
Sesampainya di depan Rani tuan Xavier kaget saat melihat Samudra disana begitu juga samudra yang kaget melihat kedatangan tuan Xavier.
"Tuan Xavier... Samudra!" seru mereka berdua bersamaan.
"Mohon tenang akan saya jelaskan nanti, dan tuan Xavier saya Maharani orang yang menelpon anda kemarin. Mari tuan kita pergi dari sini sebelum ada yang melihat kita" ujar Rani lalu pergi dari sana di ikuti mereka semua walau ada kebingungan di wajah tuan Xavier dan juga samudra.
Sesampainya di depan mobil milik Rani mereka tertegun, mereka kira Rani gadis biasa tapi saat melihat mobil milik Rani mereka berpikir jika Rani bukan gadis biasa.
Di sepanjang jalan mereka terdiam tapi Rani mulai membuka pembicaraan disana.
"Tuan apa selama di luar negeri anda mendapatkan kendala?" tanya Rani
"Benar nona saya mengalami banyak Kendala yang membuat saya sulit pulang, tapi Alhamdulillah kepulangan saya ini sangat mudah" jawab tuan Xavier penuh syukur
"Syukurlah jika begitu, lalu tuan samudra saya turut berduka cita Atas meninggalnya ibu and, semoga anda tambah menghadapinya dan ibu anda di tempatkan di surganya Allah, aamiin" ujar Rani
"Aamiin terima kasih nona" jawab samudra
"Tunggu dulu, samudra ibu siapa yang meninggal, ibu kandung kamu atau ibu angkat kamu?" tanya tuan Xavier mulai merasa tidak enak
"Ibu kandung say tuan, ibu susu tuan muda" jawab samudra
Mendengar itu tuan Xavier sangat shock, dan hampir pingsan.
" Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, tapi samudra kenapa tidak ada yang memberi tau saya dan bagaimana bisa ini terjadi bukanya beliau baik baik saja, dia hari lalu ia sempat memberi kabar jika Virendra terlihat semakin pucat, saya mau pulang tapi tidak bisa" ujar Yuan Xavier yang masih shock
"Tuan tenang jangan sampai anda sakit, anda harus kuat demi putra anda. Anda dan putra anda serta orang terdekat anda sedang dalam bahaya, jadi tenang dulu aku akan memberi tau semua yang aku tau" jelas Rani.
"Mohon sabar sebentar lagi kita akan sampai tuan" ujar Mila yang menyetir.
Tiga puluh menit kemudian akhirnya mereka pun sampai di rumah singgah milik Rani.
Pintu gerbang di buka lebar olah paman Sugeng dan setelah itu mobil mereka masuk.
"Sudah sampai nona" ujar Mila yang akan bersikap formal jika ada orang lain yang baru di kenal.
"Terima kasih kak" jawab Rani
"Tuan ayo silahkan turun kita bicara di dalam" ujar Rani
Mereka pun turun dan melihat lingkungan rumah Rani yang sangat asri
Mereka mengikuti Rani masuk, "Tuan silahkan duduk saya akan masuk kedalam dulu" ujar Rani.
"Baik nona silahkan" jawab mereka lalu Rani pun pergi tidak lama bibi Ratmi datang membawakan kue dan juga minuman.
"Silahkan tuan, permisi" ujar bibi Ratmi lalu pergi
Sedangkan Rani saat ini masuk kekamar tamu yang di tempati oleh Virendra,
Tok... Tok... Tok....
"Masuk" jawab dari Virendra pelan tapi dapat di dengar Rani.
"Assalamualaikum mas.... Selamat siang, bagaimana keadaan mas hari ini, apa sudah minum obatnya?" tanya Rani sembari duduk di kursi sebelah tempat tidur Virendra
Sedangkan Virendra terpana dengan melihat Rani yang masih menggunakan seragam sekolah
Rani yang tidak mendapatkan jawaban pun menyentuh lengan Virendra pelan,
"Mas.... Mas Eza, kok diem aja? Apa ada yang sakit?" tanya Rani heran
Virendra pun tersentak saat melihat wajah Rani yang sudah dekat dengan nya, tiba tiba wajahnya memerah sampai ke telinga.
"Mas kenapa kok jadi merah wajahnya?" tanya Rani lagi
"Ah... tidak, tidak apa apa, aku sudah merasa baikan bahkan aku tidur nyenyak semalam" jawab Virendra
"Oh begitu, Bagus jika begitu" jawab Rani
"Kamu baru pulang sekolah?" tanya Virendra
"Iya, baru pulang sekolah, lihat masih pakai baju Sekolah" ujar Rani.
Oh iya mas sudah makan belum?" tanya Rani begitu perhatian
"Belum, tadi bibi Ratmi datang mau membawakan makanan tapi belum lapar" jawab Virendra
"Baiklah nanti kita makan bersama, mas tunggu disini dulu ya, Rani mau keluar sebentar" ujar Rani lalu bangkit dari duduknya dan keluar kamar.
Virendra yang melihat kepergian Rani merasakan sesuatu yang asing tapi entah apa.
Sedangkan Rani saat ini pergi menuju ruang tamu untuk mulai bicara pada tamunya.
Bersambung
gila banget dah tuh virendra, udah ditolongin malah gak tau Terima kasih...
jauhkan Rani dari Virendra thor...
penasaran sama lanjutannya, semangat dan sehat selalu kak thor
kalo sampai celakain rani kebangetan jadi orang gak tau terimakasih
hewan aja tau balas budi /Smirk/
nkah aja sna,asl jgn ngusik rani lg....
tau sndri bodyguardnya bnyak....