NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pria Belok

Terpaksa Menikahi Pria Belok

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Aluna terpaksa harus menikahi seorang Pria dengan orientasi seksual menyimpang untuk menyelamatkan perusahaan sang Ayah. Dia di tuntut harus segera memiliki keturunan agar perjanjian itu segera selesai.

Namun berhubungan dengan orang seperti itu bukanlah hal yang mudah. Apa lagi dia harus tinggal dengan kekasih suaminya dan menjadi plakor yang sah di mata hukum dan Agama.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Baca terus ya, semoga suka! Dan maaf jika cerita ini agak kurang mengenakkan bagi sebagian orang🙏

Warning!

"Ini hanya cerita karangan semata. Tidak ada niat menyinggung pihak atau komunitas mana pun"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Sebuah kesempatan

Luna berbaring menatap kosong langit-langit kamarnya, entah mengapa bibir Dean seakan masih menempel di bibirnya, sial itu benar-benar menggangu hatinya.

Argghh... Jeritnya tertahan bantal yang ia sengaja ambil untuk menutupi wajahnya beberapa detik yang lalu.

Saat itu jantungnya berdetak dengan kencang, hawa panas dingin di tengkuknya selalu terasa saat dia mengingat momen itu.

“Luna dengar, lupakan oke! Itu hanya sebuah ciuman, heh semua orang juga pernah melakukannya mengapa kau mempermasalahkannya. Lagi pula bibirnya hanya menempel saja, itu bukan ciuman yang sebenarnya, ia bukan,” gumam Luna pada diri sendiri.

Dia menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya, berusaha untuk menenangkan diri.

Suasana di bawah sana begitu hening, tak biasanya ini terjadi. Luna turun dari ranjang dan mengintip keluar, perlahan dia membuka pintu kamarnya kemudian berjalan keluar. Jeff dan Dean sudah tak ada disana, dia menghela nafas lega.

“Sepertinya aku yang terlalu khawatir, mereka pasti baik-baik saja.” dia meyakinkan diri.

***

Hari pun berganti.

Luna mendapati Dean tengah memanggang roti di dapur. Dia mencomot satu roti tersebut dan menyuapkan ke mulutnya, aneh Dean tak bereaksi sama sekali. Biasanya dia akan bising dan marah-marah dan bilang roti itu hanya untuk kekasihnya Jeffrey.

Luna mengambil untuk yang kedua kalinya, namun Dean masih tetap diam saja.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Luna karena dia merasa aneh melihat wajah Dean.

Seketika Dean menghentikan aktivitasnya, “Jeff mendiamkanku,” lirihnya.

“Ah, bukankah kalian sudah bicara semalam? Aku pikir karena suasana begitu hening kalian berdua sudah berbaikan,” tanggap Luna.

Dean menggelengkan kepalanya sambil menunduk, “haish, Jeff pasti sangat kecewa padamu.”

“Tolong bantu aku sekali lagi Luna, bicaralah lagi padanya. Semalam dia mau bicara denganmu tapi denganku dia bahkan tak mau melihatku sama sekali,” keluhnya, saat ini dia benar-benar tampak menyedihkan.

“Baiklah-baiklah aku akan bicara dengannya. Lagi pula rumah ini tidak akan terasa nyaman jika kalian perang dingin terus menerus seperti sekarang,” ujar Luna sembari berlalu menuju kamar Jeffrey.

“Jeff!” panggil Luna sambil mengetuk pintu.

“Apa kita bisa bicara?” tanyanya lagi, namun tak ada sahutan dari sang pemilik kamar.

“Ayolah Jeff, masalah tidak akan selesai jika kau terus bersikap begini. Aku benci melihat kalian berdua saling mendiamkan begini.” Bujuk Luna. Namun lagi-lagi Jeff hanya diam, kamar itu begitu hening bak tak berpenghuni. Karena rasa penasaran Luna mencoba memutar gagang pintu dan membukanya perlahan.

“Jeff!” panggil Luna lagi, namun kamar itu memang hening, Luna membukanya sedikit lebar kemudian masuk kedalam dan benar saja kamar itu memang kosong sang pemilik benar-benar tidak ada disana.

“Ck, dia memang tidak ada disini,” keluh Luna sambil melihat sekeliling.

Tring...

Notifikasi ponselnya berbunyi tanda pesan masuk. Dia lekas melihatnya barang kali ada hal penting dari Tuan Adiyasa tentang perusahaan.

Namun saat Luna membukanya, ternyata itu bukan dari Tuan Adiyasa atau pun Mytha, itu dari nomor tidak dikenal.

‘Luna, aku beri kamu satu kesempatan tolong gunakan dengan baik, mungkin kedepannya tidak akan ada lagi hal semacam ini. Sampaikan pada Dean, aku pergi keluar kota selama beberapa hari untuk urusan pekerjaan jadi tidak usah khawatir, aku juga ingin menenangkan diri sebentar. Semoga berhasil.’ Isi pesan tersebut yang ternyata dari Jeffrey.

Luna terdiam seketika, jantungya berdetak kencang, sesuatu seakan menggelitik perutnya juga.

‘Sial, kenapa ini begitu tiba-tiba. Aku sama sekali belum siap,’ keluh Luna dalam hati. Dia menghembuskan nafas kasar, mencoba menenangkan hatinya.

Luna keluar dari kamar Jeff, alangkah terkejutnya dia saat Dean muncul tepat di depan wajahnya.

“Sial kau ini! Kenapa muncul tiba-tiba,” kesal Luna, sembari menarik diri kebelakang.

“Apa katanya?” dia sama sekali tidak peduli reaksi Luna sama sekali yang dia pedulikan hanya apa yang Jeffrey katakan.

“Dia tidak ada disini.”

“Apa? Apa dia kabur?!” tanyanya panik.

“Tidak, dia pergi untuk urusan pekerjaan.”

“Bagaimana kau bisa tahu?” tanyanya menyelidik.

“Dia mengirim pesan padaku. Dia bilang dia pergi keluar kota untuk beberapa hari, jadi jangan mengkhawatirkannya,” jelas Luna.

Dean tampak ragu, “biar aku tanyakan sendiri padanya, aku sama sekali tidak percaya padamu,” ujarnya.

“Terserah kalau begitu. Aku hanya memberi tahu apa yang aku tahu, jika kau tidak percaya itu masalahmu sendiri,” kesal Luna sembari melenggang pergi.

“Sial, dia tidak mengangkat telponnya,” rutuk Dean.

“Dia bilang dia ingin menenangkan diri, jadi jangan ganggu dia,” ucap Luna sembari duduk di sopa.

“Jika begitu aku semakin mengkhawatirkannya, aku takut Jeff melakukan hal-hal bodoh,” ucap Dean dengan nada cemas.

“Kau menganggap Jeff itu apa? Jeff pria dewasa yang punya pemikiran rasional, hanya masalah sekecil ini tidak akan membuatnya patah arang, kau harus lebih memahami tentangnya lagi,” ucap Luna sambil memakan buah anggur dari mangkuk yang ada di meja.

“Kau tahu apa tentang dia?! Apa kau lebih mengenalnya dari pada aku?!” ucap Dean dengan nada kesal.

“Terserah saja kalau begitu, percuma bicara dengan orang yang sedang khawatir jalan pikirannya menyempit,” ujar Luna memilih tak peduli.

1
Adinda
jeff sama mitha teman luna aja thor
Adinda
jeff sama mytha aja thor
Nur Adam
lnju
Abel_alone
ada yg panas dingin tp bukan dispenser
wkwkwkwkwk
partini
lanjut Thor asik nih KLW Luna perginya lama ada yg bikin hati dean fanassss
Nur Adam
lnjut
partini
kamu tuh yg tergoda
Sri Astutik
alur ceritanya bagus
Whidie Arista 🦋: Terimakasih, semoga betah baca sampai tamat ya kak🙏😊
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Dewi kunti
nah loooo bs patah hati jeff
Dewi kunti
Dean lihat perut aj dah ngiler ap LG lihat bawah perut pasti radarnya langsung konek
Dewi kunti: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Whidie Arista 🦋: awok2 dia mah liat pant*t aja ngiler 🤣🤣✌️
total 2 replies
pinksoldiers
aku suka gayamu luna 🤣. lepas aja dah sekalian bajumu. biar dean keringatan wkwk
Whidie Arista 🦋: jangan dulu kak belum waktunya 😆
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
partini
Dean belum pernah lewat lobang depan sih ha ha ha ha
Whidie Arista 🦋: ya ampun kak, komenmu itu loh bikin ngakak🤣🤣✌️
total 1 replies
Dewi kunti
sama2 menyukai wanita yg sama🤭🤭🤭
pinksoldiers
itu halal buatmu dean. jgn cari yg belok 😂
Whidie Arista 🦋: belokan itu lebih menantang kak😆🤣🤣
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
partini
aduhh ,ini makin penasaran jangan" jangan deh
jadi ingat dulu pernah baca hubungan poliandri tahun 2019
Whidie Arista 🦋: gak bakal jadi cerita poliandri ko kak tenang aja 😁
total 1 replies
Adinda
buat dean bucin sama luna thor
partini
akoh penasaran ini yg lurus ga bengkok duluan siapa yah
apa cuma satu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!