Dunia hitam bukanlah tempat bagi mereka yang lemah. Hwang Angel, seorang gadis polos yang terjebak dalam lingkaran mafia, menjadi kepemilikan seorang pria yang tidak mengenal belas kasihan. Kim Taehyung. Kejam, dominan, dan penuh obsesi, Taehyung menjadikannya milik mutlak, mengikatnya dengan kekuatan dan ketakutan.
Namun, di balik kekerasan dan gairah yang membakar, muncul konflik yang lebih rumit. Jeon Jungkook, seorang pria misterius yang selalu hadir dalam bayangan, bertekad melindungi Angel dengan segala cara. Sementara itu, Yoon Bomi, sang ratu mafia, memiliki rencana tersendiri yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan semuanya.
Saat cinta, kekerasan, dan pengkhianatan saling bertaut, Angel harus memilih tetap menjadi milik sang mafia atau melawan takdir yang sudah digariskan untuknya. Namun, bisakah seseorang benar-benar lepas dari jeratan seorang pria yang memiliki segalanya, termasuk jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka yang Masih Berdarah
Langit masih gelap ketika Taehyung, Angel, dan Jungkook akhirnya sampai di tempat persembunyian mereka. Sebuah vila megah di atas bukit yang dikelilingi hutan lebat, jauh dari jangkauan musuh.
Angel masih merasakan tubuhnya gemetar, meskipun Taehyung sudah menggenggam tangannya erat sejak mereka keluar dari gudang neraka itu. Perasaan takut dan trauma masih melekat, terutama setelah hampir kehilangan Taehyung.
Saat mereka masuk ke dalam vila, seorang dokter pribadi sudah menunggu. Taehyung tidak berbicara sepatah kata pun, hanya memberi isyarat agar Angel diperiksa terlebih dahulu.
Namun, Angel menolak.
“Taehyung, kamu juga terluka.” ucap Angel
Taehyung menggeleng.
“Aku baik-baik saja. Kamu duluan. Aku senang kamu memperhatikanku” ucap Taehyung
Angel menggigit bibirnya, tapi ia tahu pria itu tidak akan mengalah. Dengan enggan, ia membiarkan dokter memeriksa tubuhnya. Beberapa luka lebam terlihat di pergelangan tangannya akibat ikatan kasar, dan ada goresan kecil di pipinya yang berasal dari kejadian di gudang.
Sementara itu, Taehyung duduk di sudut ruangan, menatap kosong ke arah jendela. Jungkook berdiri di sampingnya, melipat tangan di dada.
“Kamu tidak bisa membiarkan Bomi hidup lebih lama” ujar Jungkook serius.
Taehyung menghela napas dalam.
“Aku tahu.” ucap Taehyung
Jungkook menatapnya tajam.
“Dia akan kembali. Dia tidak akan berhenti sampai dia menghancurkanmu.” ucap Jungkook
Taehyung mengepalkan tangannya.
“Aku ingin dia merasakan kehilangan yang sama seperti yang dia ingin aku rasakan. Aku ingin dia menderita. Setelah aku menyelamatkannya dirinya semakin meraja rela dan mengancamku” ucap Taehyung
Jungkook mengangguk, memahami maksud Taehyung.
Angel yang baru selesai diperiksa mendekati mereka, matanya penuh kecemasan.
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?”tanya Angel
Taehyung menatapnya, lalu menariknya ke dalam pelukannya. Angel bisa merasakan ketegangan serta kehangatan di tubuh pria itu.
“Kita akan mengakhiri ini,” bisik Taehyung.
Di tempat lain, Yoon Bomi sedang duduk di dalam sebuah ruangan gelap, merasakan rasa sakit yang menjalar dari luka di bahunya. Salah satu anak buahnya membalut lukanya dengan hati-hati, sementara ia menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan penuh amarah.
Taehyung telah mengalahkannya. Lagi.
Bomi mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Ia tidak akan membiarkan ini berakhir seperti ini. Ia tidak akan kalah.
“Sampai kapan kamu akan terus membiarkan Taehyung menang?” tanya Chanyeol
Sebuah suara berat terdengar dari sudut ruangan. Seorang pria bertubuh besar melangkah keluar dari bayangan, matanya tajam menatap Bomi.
Bomi mendengus.
“Aku tidak butuh ceramah darimu, Chanyeol” ucap Bomi
Chanyeol tertawa pelan.
“Aku hanya mengatakan fakta. Taehyung semakin kuat, dan kau kehilangan banyak pasukan. Jika kamu ingin menang, kamu harus melakukan sesuatu yang lebih besar.” ucap Chanyeol
Bomi menatapnya dingin.
“Kamu pikir aku tidak tahu itu?” sinis Bomi
Chanyeol mendekat, menatapnya penuh arti.
“Kalau begitu, mungkin sudah waktunya kamu menyerang titik terlemahnya.” ucap Chanyeol
Bomi terdiam sejenak, lalu perlahan tersenyum.
Angel.
Pagi itu, Angel terbangun dari tidurnya dan mendapati Taehyung duduk di sisi tempat tidur, menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak.
“Kamu sudah bangun” suara Taehyung terdengar lembut.
Angel mengangguk pelan.
“Kamu tidak tidur?” tanya Angel
Taehyung tersenyum tipis.
“Aku tidak bisa tidur.” jawab Taehyung
Angel menghela napas dan menggenggam tangannya.
“Kamu harus istirahat, Taehyung. Aku tidak ingin melihatmu lelah seperti ini.”ucap Angel sambil mengelus pipi Taehyung, Taehyung memegang erat tangan Angel. Taehyung menatapnya dalam-dalam.
“Aku tidak peduli seberapa lelahnya aku, selama kamu aman.” ucap Taehyung
Angel merasakan dadanya menghangat. Ia tahu Taehyung bukan pria yang mudah mengungkapkan perasaannya, tetapi setiap kata dan tindakannya selalu berbicara lebih banyak daripada kata-kata manis.
Taehyung menarik Angel ke dalam pelukannya, membiarkan keheningan berbicara di antara mereka. Namun, di balik ketenangan sesaat itu, mereka berdua tahu bahwa badai belum berakhir.
Dan kali ini, mereka harus siap menghadapi perang yang lebih besar.
Pagi yang seharusnya tenang di vila itu terasa penuh ketegangan. Taehyung masih memeluk Angel erat, seakan memastikan bahwa gadis itu benar-benar ada di sisinya. Namun, pikirannya terus berputar, membayangkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Jungkook masuk ke kamar tanpa mengetuk, wajahnya penuh kewaspadaan.
“Kita punya masalah,” ucap Jungkook serius.
Taehyung segera melepaskan Angel dan menatap Jungkook tajam.
“Apa?” tanya Taehyung suaranya penuh kewaspadaan.
Jungkook melemparkan sebuah amplop cokelat ke atas meja. Taehyung mengambilnya dan menarik keluar isi amplop tersebut. Matanya menyipit saat melihat serangkaian foto dan catatan yang ditulis dengan tinta merah.
"Aku akan mengambil milikmu seperti dia mengambil milikku. - Yoon Bomi."
Angel yang ikut melihatnya merasa tubuhnya membeku. Perutnya terasa mual saat melihat salah satu foto dirinya yang diambil secara diam-diam mungkin saat mereka masih dalam perjalanan ke vila ini.
“Dia sudah tahu kita di sini,” gumam Angel, suaranya bergetar.
Taehyung meremas kertas itu dengan geram.
“Aku sudah menduga ini akan terjadi” gumam Taehyung dingin.
“Bomi tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia mau.” lanjut Taehyung
Jungkook menghela napas dalam, menyandarkan tubuhnya di dinding.
“Kita harus bergerak sebelum dia bertindak lebih jauh,” ucap Jungkook.
“Kalau tidak, Angel yang akan jadi targetnya.” sambung Jungkook
Angel menggigit bibirnya, ketakutan mulai merayap di hatinya. Namun, ia meneguhkan diri. Ia tidak ingin menjadi kelemahan Taehyung.
“Apa yang bisa kita lakukan?” tanya Angel mencoba terdengar tegar.
Taehyung menatapnya dalam, lalu membelai pipinya lembut.
“Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu lagi,” bisik Taehyung lalu menoleh ke Jungkook.
“Siapkan pasukan. Kita tidak bisa terus bersembunyi.” titah Taehyung
Jungkook mengangguk dan segera pergi untuk memberi perintah kepada anak buah mereka.
Angel menatap Taehyung, hatinya dipenuhi kecemasan.
“Kamu yakin ini keputusan yang tepat?” tanya Angel.
Taehyung menarik napas dalam, matanya penuh keteguhan
“Kita tidak punya pilihan lain, sayang.” jawab Taehyung
Di tempat lain, Yoon Bomi menatap ponselnya dengan senyum penuh kemenangan. Ia baru saja mendapat kabar bahwa pesan yang ia kirimkan sudah sampai ke tangan Taehyung.
“Bagus,” gumam Bomi
Chanyeol yang berdiri di sampingnya menyeringai.
“Dia pasti akan terpancing,” ucap Chanyeol
Bomi tertawa kecil, lalu meletakkan ponselnya di atas meja.
“Dan saat itu terjadi, aku akan menghancurkannya. Kali ini, tidak akan ada lagi belas kasihan.” ucap Bomi
Chanyeol mengangguk, lalu bersandar di kursi dengan santai.
“Tapi kamu tahu kan, Angel bukanlah gadis biasa. Dia sudah terbiasa dengan dunia Taehyung.” ucap Chanyeol
Bomi mendengus, tatapannya meremehkan.
“Semua orang punya titik lemah, Chanyeol. Dan Angel adalah kelemahan terbesar Taehyung.” ucap Bomi
Tatapan Bomi berubah dingin dan tajam.
“Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan mereka berdua.” lanjut Bomi
Sementara itu, di vila, Taehyung sedang berdiri di balkon, mengamati hamparan hutan di sekeliling mereka. Ia bisa merasakan badai yang semakin mendekat.
Angel mendekatinya pelan, lalu memeluknya dari belakang.
“Kita akan baik-baik saja, kan?” bisik Angel
Taehyung menoleh dan menatapnya dalam.
“Aku akan memastikan itu,” jawab Taehyung tegas.
Angel tersenyum tipis, meski hatinya masih diliputi kecemasan. Ia tahu, perang ini belum selesai.
Dan kali ini, semuanya akan dipertaruhkan.