Lihana adalah seorang gadis yang berusia 23 tahun yang memiliki impian ingin ke negeri ginseng untuk bertemu sang idola, Hana memiliki porsi tubuh sangat imut, sehingga kadang orang mengira jika dia adalah seorang anak remaja, begitu pun dengan Dylan pria kaya raya yang merupakan seorang CEO, yang awalnya sangat senang menggangu hana dengan alasan menagih utang yang tak sengaja di lakukan oleh hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Hana kembali ke kost dan seperti biasa dia bercerita pada foto kedua orangtuanya dan juga kekasih standee nya itu, setelah matanya tertuju pada setumpuk coklat mahal itu pikirannya kembali bertanya sosok pengirim bingkisan
" Sebaiknya aku bagikan saja coklat ini pada teman-teman dari pada gak di makan" ucapnya membawa coklat itu setelah melihat para penghuni kost cewek tuh sedang berkumpul
" Wah terimakasih ya hana" ucap para penghuni kost
" Lihana.." teriak Bu Risti memasuki kost
" Hana, di panggil Bu Risti tuh" ucap Mira
" Iya Bu, ada apa?" Jawab hana keluar menemui Bu Risti
" Ini ada titipan lagi buat kamu" ucap Bu Risti memberi titipan pada hana
" Dari siapa lagi Bu?"
" Dari orang yang kemarin, ternyata dia bilang kalo dia itu pacar kamu, kenapa gak pernah bilang sih kalo kamu punya pacar ganteng dan baik kayak dia" tutur Bu risti
" Pacar? Siapa sih Bu? Mana orangnya?" Tanya hana celingak-celinguk mencari seseorang
" Baru aja pulang, dia buru-buru soalnya"
" Emang ibu belum tau namanya?"
" Iya mel, maaf ibu lupa" jawabnya berbohong karena telah berjanji pada dylan
" Ya udah deh mel ibu pulang ya, bilang sama pacar kamu terima kasih " ucap Bu Risti kembali ke rumahnya
Hana makin bingung dengan sosok pengirim apalagi saat ini dia telah mengaku sebagai kekasihnys
" Terserahlah, mungkin aja rezeki ku " ucapnya membawa masuk beberapa kotak martabak telur untuk di makan bersama yang lainnya
Sementara dylan telah kembali pulang setelah menitipkan martabak itu pada Bu risti, dengan penuh senyum dylan berbaring membayangkan wajah manis hana saat sedang tertidur tadi di ruangannya dan juga bibir mungil hana yang sangat menggoda membuat dylan menelan ludah
***"""
Seperti semalam, pagi itu ada sebuah titipan lagi untuk hana, beberapa kotak nasi rendang dengan lauk pauk yang lengkap, hana membagikan pada yang lainnya karena tak mungkin dia akan menghabiskan semuanya seorang diri
" Ya Allah siapapun yang memberikan titipan ini padaku, aku doakan semoga rezekinya lancar, dan sehat selalu serta tolong sampaikan rasa terimakasih ku pada nya ya Allah " ucap hana sebelum menyantap nasi rendang itu
" Han, enak ya kalo punya cowok royal" ucap Mira menghampiri hana
" Emang cowok siapa yang royal?" Tanyanya
" Cowok lu kan? Bu Risti bilang makanan semalam sama yang tadi dari cowok lu, diam-diam udah punya cowok lu ternyata " ucap Mira, dan hana hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Mira karena dia pun tak pernah merasa punya kekasih
********
Hana merasa bingung lantaran uang gaji yang dia terima hari ini hanya cukup untuk membeli keperluannya dan juga membayar biaya service motornya, sementara untuk membayar sewa kost uangnya tidak cukup
" Hhhhhmmmmm... Aku harus bagaimana? Apa sebaiknya aku bicara pada ibu Risti? Semoga saja Bu Risti bisa mengerti, lagian baru kali ini aku tak bisa membayarnya " gumam hana berjalan sembari memasukkan sepotong sosis bakar ke mulutnya dengan wajah yang sedikit lesuh
" Apa yang kamu makan itu? Apakah rasanya enak? Dan apa yang ada di dalam kresek jelekmu itu? Boleh aku mencobanya? " Ucap seorang pria yang ikut berjalan di samping hana
" Tuan dylan?" Ucap hana mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat wajah pria yang sedang berjalan di samping nya
" Ini tuan silahkan ambil saja sendiri" ucap hana menyodorkan kresek bening yang berisi berbagai makanan
" Tuan, tuan, aku bukan tuan mu, berhenti memanggilku seperti itu" ucap dylan mengambil salah satu makanan yang ada di dalam kresek
" Kenapa kamu mengikutiku? Apa kamu tak punya kerjaan? atau apa kamu menyukaiku?" Tanya hana sembari berjalan dengan sosis di tangannya
" Tidak, aku hanya takut orang berpikir kamu bocah dan menculikmu" jawab dylan ikut berjalan sembari memasukkan sosis di mulutnya
" Aku tidak segampang itu untuk di culik tuan"
" Oya? Kamu mau coba aku menculikmu?"
" Sudahlah tuan, jangan menggangguku, aku sedang banyak pikiran "
" Apa saja yang ada di pikiran mu itu?"
" Kenapa? Kamu mau aku membaginya untukmu?"
" Boleh "
" Sudahlah tuan berhenti mengikutiku lagi, pulang saja "
" Ini aku mau pulang "
" Kamu salah jalan tuan muda "
" Sudah ku bilang jangan memanggilku seperti itu"
" Iya.. iyaa... Bye tuan muda" ucap hana melambaikan tangan, dylan pun hanya tersenyum menatap kepergian hana dengan sosis yang masih berada di tangannya
