" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
“ Jadi kamu tahu?” tanya Damian.
“ Lalu? Jika aku tidak tahu,apakah aku akan begitu percaya dan menceritakan banyak hal kepadamu?” Clara bertanya balik sambil mengangkat sebelah alisnya. Damian sedikit berdeham canggung
“ Jadi memang benar pemilik villa disebelah adalah kamu?” tanya Damian yang penasaran.
“ Mm ..” jawab Clara santai.
Meskipun Damian sudah tahu, ia tetap tidak bisa untuk menahan desahan kagumnya kepada Clara.
“ Kamu begitu berubah,” ucap Damian tanpa sadar. Membuat Clara sedikit mendongak menatapnya.
Tidak bisa dipungkiri jika Clara merasa sedikit bersalah saat mendengar apa yangdi ucapkan oleh Damian. Nyatanya memang ia sudah berubah. Clara yang dulu sudah tiada, digantikan oleh jiwanya.
“ Berubah bagaimana?” tanya Clara sambil tersenyum miring. Ia tidak akan mengungkapkan kebenaran mengenai identitasnya kepada Damian. Entah jika nanti.
“ Yaa. Aku hanya merasakan jika ada begitu banyak perubahan dalam dirimu,” ucap Damian. Tatapannya menerawang jauh ke depan.
“ Haaah. Semua orang akan berubah,seiring berjalannya waktu,” jawab Clara kepada dirinya sendiri.
Damian setuju dengan ucapan Clara. Bagaimanapun ia memang baru mengenal Clara dan itu malah menjadikan penyebab setiap kecelakaan kepada Clara,hingga ia akhirnya berubah seperti ini.
“ Jadi? Kamu hanya ingin mengkhawatirkan aku begini?” tanya Clara mengubah topik pembicaraan.
“ Ehm, ya” jawab Damian singkat merona. Clara sedikit tercengang mendengar jawaban Damian.
“ Ey, jangan bilang jika tuan muda ini suka kepadaku,” goda Clara dengn bergaya centil lagi.
Damian sedikit tersipu dan tidak segera menjawabnya pertanyaan Clara. Ia malah memandang Clara dengan lekat membuat Clara menjadi salah tingkah.
Hei ini bercanda kan?
“ Tidak bisakah?” gumam Damian lirih. Tetapi Clara jelas masih mendengarnya. Matanya membola kaget.
Keduanya tersipu malu dan terjebak dalam suasana canggung hinnga bel sekolah yang menandakan pulang sekolah berbunyi.
“ Ak .. aku akan mengambil tasku dan pulang,sampai jumpa,” pamit Clara sedikit tergagap dan langsung pergi keluar. Meninggalkan Damian yang masih tenggelam dengan rasa tersipunya.
...****************...
Clara memasuki Villanya dengan keadaan masih linglung. Wajah merona Damian begitu membekas di ingatannya. Betapa lucunya..
Clara terkekeh sendiri dan menepuk – nepuk pipinya karena ia juga memerah. Bisa – bisanya ia yang sudah berumur 22 tahun (jiwa Claren) malah terpesona dan bahkan merona dengan wajah bocah 16 tahun? Ck ck sungguh berbahaya! Tapi entah kenapa Clara menyukai sensasi geli di perutnya ini.
Setelah membersihkan dirinya, Clara menuju ke kandang kuda untuk melihat kuda – kuda nya sekalian memberi mereka makan. Ia mengelus surai kuda jantan yang sedang asyik makan rumput hijau yang diberikan oleh Clara.
Clara sedang berpikir, kini apa yang harus ia lakukan untuk Kimberly. Apa ia harus bermain sebentar lagi atau langsung mengirimkan hasil investigasinya kepada kliennya. Dengan bukti korupsi yang dilakukan oleh ayah Kimberly, ia bisa dengan mudah membalaskan dendam kepada Kimberly. Tapi nantinya ia tidak akan bisa bersenang – senang dengan melihat raut wajah Kimberly yang memerah karena amarah. Itu terlihat menyenangkan.
Clara kembali terkekeh saat mengingat bagaimana reaksi muak Kimberly saat ia membalas satu persatu ucapannya. Tampak di wajahnya jika ia sangat terkejut dengan perubahan di dalam diri Clara.
Clara memutuskan untuk berjalan – jalan sore ketika ia bingung dengan langkah apa yang ia lakukan nantinya. Siapa tahusetelah ia jalan – jalan santai,ia bisa menemukan inspirasi lagi untuk membalas Kimberly.
Clara siap dengan mengenakan kaos putih yang dibalut dengan Hoodie tebal. Ia juga mengenakan tudung hingga menutupi hampir sebagian wajahnya.
Celana jeans berwarna navy dengan aksen robek – robek menjadi outfitnya kini. Dipadukan dengan sepatu Sneaker putih menampilkan Clara yang kasual tetapi masih memiliki aura berandalan.
Tas selempang kecil yang nampak sederhana berisi ponsel dan juga dompet kecil juga tidak lupa ia bawa. Ia harus menarik sejumlah uang cash karena ia tidak bisa melakukan semua pembayaran dengan menggunakan e-wallet.
Clara keluar dari pintu gerbangnya. Ia mengendarai sepedanya dan memtuskan untuk berjalan menuju ke pusat kota.
Lumayan kan? Sekalian olahraga!
Setelah hampir 1,5jam ia mengendarai sepedanya dengan santai, Clara nampak memarkirkan sepedanya di sebuah tempat khusus sepeda yang sudah tersedia. Ia melanjutkan dengan berjalan kaki menelusuri jalanan alun – alun kota yang dipenuhi dengan jejeran streetfood yang begitu menggoda matanya.
‘ Uhh, salah aku memutuskan pergi kesini,’ batinnya yang ikut ngiler ketika melihat beberapa makanan pinggir jalan dari berbagai daerah dan negara.
Clara memutuskan untuk membeli air mineral terlebih dahulu setelah bertarung cukup lama dengan hati nuraninya yang menyuruhnya untuk jajan. Untung saja pikirannya lah yang masih menang sehingga ia masih belum maju untuk membeli satupun makanan ringan.
Mata Clara melihat pada sebuah food truck yang nampak sangat sepi. Bukan lagi sepi, tetapi memang tidak ada yang mendekatinya. Clara sedikit mengernyitkan dahinya ketika memikirkan ini. Seharusnya food truck ini juga bisa melihat peluang bisnis di pusat alun – alun kota ini. Tetapi malah tampak tidak pernah di datangi oleh satupun konsumen.
Clara melihat jika ada dua orang yang berada di sana.
Salah satunya tengah mengelap meja yang berada di sayap mobil truck itu sementara satu lainnya sedang melamun. Clara bahkan bisa melihat aura frustasi dari seorang pemuda yang mungkin lebih tua beberapa tahun darinya.
Clara tertarik, selintas bayangan ide lewat di kepalanya. Bagaimana jika kita mencobanya, pikir Clara.
Clara berjalan menuju ke arah food truck itu dengan santai tanpa hambatan karena kawasannya tidak dipenuhi dengan orang yang berdesakan. Ketika ia semakin dekat dengan gerai tersebut, Clara menjadi tahu apa penyebab food truck itu sepi.
Food truck dengan nama Chicken dan fries itu tampaknya menyediakan Burger dan juga Ayam Goreng krispi dan tak lupa Kentang Goreng. Dekorasi yang kurang menarik dan juga tidak menyediakan kursi untuk singgah pelanggan menambah nilai minus pada food truck tersebut
Tidak ada yang salah dengan menunya, tetapi tepat di belakang mereka ada sebuah restoran fastfood yang juga menyediakan menu yang sama dengan mereka.
Bangunan restoran itu nampak masih baru. Pikiran liar Clara malah menerka jika restoran itu bahkan sengaja di bangun di tempat yang biasa food truck itu parkir.
Jika ada sebuah tempat makan yang nyaman,dengan dilengkapi oleh meja kursi dan juga Ac,siapa yang tidak akan memilihnya? Belum lagi restoran itu juga menyediakan fasilitas wifi yang semakin menambah daya tarik konsumen.
Memiliki menu yang sama, tetapi lebih baik dalam fasilitas maka konsumen akan mulai membandingkannya dan mau tidak mau food truck tersebut harus mengakui jika mereka kalah dalam bersaing.
Clara juga menilai jika food truck ini pasti hanya di dirikan oleh mahasiswa yang sedang mengumpulkan uang sampingan. Jadi tentu saja kurang akan perencanaan.
“ Bagaimana ini? Tempat lain juga sangat sepi. Jika seperti ini maka kita akan bangkrut,”
“ maaf menyela, tetapi aku bisa membantu ...”