NovelToon NovelToon
NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ikan yang Terpancing

Pasukan polisi yang bertahan di Grand Hotel saat ini mendirikan markas di lantai lima. Mereka beralasan bahwa keberadaan mereka di sana diperlukan untuk mencegah monster naik ke lantai yang lebih tinggi.

Elliot Mahendra, pemimpin pasukan elit kepolisian yang sebelumnya ditugaskan untuk menangkap buronan, kini terpaksa menunda misinya karena situasi yang berada di luar kendali.

Secangkir kopi yang sudah setengah diminum diletakkan di atas meja. Sambil bersandar, Elliot mendengarkan laporan dari dua anak buahnya yang baru saja kembali dari lantai teratas.

"Jadi, gadis itu berani menyerang polisi? Sungguh tipikal seorang kriminal," gumamnya.

Tatapannya jatuh pada berkas yang berisi informasi tentang Scarlett, penghuni penthouse di lantai teratas Grand Hotel.

Namun, informasi dalam berkas itu terasa kurang berguna di mata Elliot. Tidak ada yang menarik selain catatan bahwa Scarlett adalah orang kaya dan pernah mengaku sebagai seorang Hunter.

Memikirkan laporan bawahannya, Elliot menduga bahwa kekuatan Scarlett mungkin berasal dari sistem yang dia miliki.

"Tunda saja penangkapan untuk saat ini. Lagi pula, dia juga tidak mungkin kabur."

Pada akhirnya, Elliot memutuskan untuk menunda operasi. Dalam kondisi saat ini, baik polisi maupun buronan sama-sama terjebak oleh banjir dan monster.

Sementara itu, di lantai 50 yang kini menjadi markas geng Mafia Bloodhound.

Riccardo, sang pemimpin geng, duduk di sebuah restoran gelap dengan senyum lebar. Ia baru saja menerima informasi dari mata-matanya yang menyusup sebagai staf hotel.

"Dasar kurang ajar! Siapa yang berani tinggal di tempat yang lebih tinggi dariku dan menikmati semua kemewahan itu?"

Dengan emosi yang memuncak, Riccardo menenggak minuman langsung dari botolnya, lalu membanting botol kosong itu ke lantai.

Ia segera mempersiapkan anak buahnya untuk merebut penthouse Scarlett sekaligus mengamankan buronan berharga 500 juta sebelum pihak kepolisian bertindak lebih dulu.

"Helen bilang di sana ada gadis kaya yang gila. Hahaha! Aku ingin melihat segila apa dia di tempat tidur," ucapnya sambil tertawa penuh nafsu.

Di saat pihak kepolisian memilih untuk menunda operasi, geng Mafia Bloodhound justru mengambil langkah pertama.

Sebelumnya, Elliot begitu ngotot ingin menangkap buronan itu secepat mungkin. Namun, keputusannya untuk menunda operasi dinilai merugikan banyak polisi, karena itu berarti mereka kehilangan kesempatan mendapatkan bonus besar.

Meski begitu, ada alasan lain di balik keputusan Elliot. Ia dengan sengaja membiarkan Riccardo dan gengnya bergerak lebih dulu.

***

Setelah para tamu pergi, Scarlett duduk bersantai di depan televisi. Sebuah robot pelayan menghampirinya, membawa secangkir teh lemon hangat. Dengan nyaman, ia menikmati malam yang tenang sambil menonton berita.

Di luar sana, masih banyak kota yang berjalan seperti biasa. Negara-negara dengan kekuatan militer besar masih mampu menangani bencana akibat kemunculan monster.

Namun, keadaan itu tidak akan bertahan lama. Hanya soal waktu hingga mereka kehabisan sumber daya dan persenjataan.

Di layar televisi, seorang pembawa acara sedang menyiarkan berita tentang hasil penelitian air yang terkontaminasi. Awalnya, situasi tampak terkendali, tetapi semuanya berubah ketika suara tembakan dan jeritan terdengar tiba-tiba.

Pembawa acara itu berlari panik dari tempatnya, diikuti oleh belasan mutan yang mengejarnya. Salah satu zombie menabrak kamera yang masih menyiarkan keadaan studio secara langsung.

Kamera yang terjatuh memperlihatkan pemandangan mengerikan dimana orang-orang meregang nyawa saat tubuh mereka dimakan hidup-hidup oleh para mutan.

Hingga akhirnya, siaran terhenti, dan layar televisi hanya menampilkan tulisan "No Signal."

Melihat semua kengerian itu, Scarlett hanya menghela napas. "Itu cukup membosankan," gumamnya santai. Ia lalu mengganti saluran televisi, mencoba mencari siaran hiburan.

Namun, sebagian besar stasiun televisi tidak lagi beroperasi.

"Pasti karena kalah saing dengan YouTube," celetuknya sembari terus mengganti saluran.

Sayangnya, satu-satunya saluran yang masih aktif hanyalah berita keuangan yang membosankan. Akhirnya, Scarlett menyerah. Ia mematikan televisi dan beralih ke laptopnya.

Saat membuka media sosial, situasi tidak jauh berbeda dengan yang ia lihat di televisi—sebagian besar postingan hanya membahas tentang bencana yang sedang terjadi.

"Oh? Aku mendapatkan banyak balasan? Apa ini dari para buzzer?" gumamnya heran.

Sejak menghancurkan beberapa bisnis inti milik Oliman, Scarlett sudah tidak aktif menggunakan media sosial. Akun The Bot miliknya pun sudah lama tidak memperbarui unggahan.

Saat melihat isi balasan yang masuk, ia menemukan beberapa orang yang mengucapkan terima kasih karena telah terbantu oleh peringatan bencana besar yang ia unggah beberapa hari sebelum kejadian.

Senyum mengembang di wajah Scarlett. Ia merasa sedikit senang melihat banyak orang yang selamat berkat peringatannya.

Melihat banyak komentar di unggahan itu yang bertanya bagaimana ia bisa mengetahui bencana akan terjadi, Scarlett hanya memberikan jawaban jika ia hanya mendapatkan ilham dari mimpi.

Tentu saja, balasan itu langsung diserbu berbagai komentar dengan beragam reaksi, sebagian besar di antaranya tidak percaya mengingat The Bot merupakan dalang di balik keruntuhan perusahaan Oliman.

Melihat akun The Bot memiliki banyak pengikut, Scarlett merasa ia bisa memanfaatkannya untuk membangun sebuah komunitas.

Meskipun saat ini ia hampir memiliki segalanya untuk bertahan hidup, hidup sendirian tetaplah tidak menyenangkan.

Jika di masa lalunya, pada saat ini Sekar pasti sedang berada di ruang mayat, bersembunyi dari para monster sendirian selama berhari-hari, menunggu bantuan yang tidak akan pernah datang.

"Mungkin di luar sana ada yang mengalami hal yang sama sepertiku dahulu..."

Scarlett memikirkan hal itu sembari menulis sesuatu untuk diposting di akun The Bot.

"Tidak masalah memberikan bantuan, toh ini hanya sebuah hiburan untukku," gumamnya dengan senyum mengembang.

Tak lama setelah ia mengunggah panduan tentang cara efektif melawan monster mutan dan zombie, berbagai balasan mulai berdatangan.

Hatinya terasa lebih baik setelah membantu orang lain. Dalam benaknya, ia berpikir jika terus melakukan kebaikan, mungkin para dewa akan menyukainya.

"Ah, itu terlalu merepotkan," ujarnya, membuang jauh-jauh pikiran itu.

Scarlett yang mulai mengantuk berniat segera tidur di sebelah Crow. Namun, untuk kedua kalinya, tidurnya terganggu oleh kedatangan tamu lain.

Keningnya berkerut saat menyadari bahwa kali ini, para tamu tidak datang hanya untuk sekadar berkunjung.

"Baru saja aku menebar umpan..." Scarlett bergumam malas, seakan tidak peduli, lalu kembali merebahkan diri.

"...ikan bodoh sudah terpancing."

Crow bangkit dari tidurnya, bersiap menggantikan Scarlett untuk menangani para tamu yang tak diundang.

***

Pintu digedor dengan kencang, bel pintu dipermainkan.

Dengan dua katana yang terikat di pinggangnya, Crow membuka pintu masuk Penthouse.

Belasan wajah pria berbahaya langsung terlihat di sisi lain ruangan.

"Oh wow, lihat ini! Bukankah gadis kecil ini adalah buronan yang kita cari?"

"Lihat betapa mewahnya tempat ini. Kita jadi orang kaya, cuy!"

Dua anggota *Bloodhound* menatap Crow dengan tatapan tidak senonoh, seakan tidak sabar untuk melecehkannya.

Tanpa permisi, mereka mulai melangkah masuk, menganggap bahwa *Penthouse* mewah itu sudah menjadi milik mereka.

Akibatnya, suara hantaman menggelegar terdengar beberapa kali. Mereka yang telah masuk terpental, membentur rekan-rekannya di belakang dengan keras.

Tiga anggota *Bloodhound* tewas seketika dengan lubang berbentuk kepalan tangan di dada mereka.

"Kalian tidak diizinkan masuk ke rumahku," ucap Crow sambil melangkah keluar, perlahan menutup pintu yang menjadi satu-satunya sumber cahaya di lorong gelap itu.

Tatapannya begitu tajam, membuat bulu kuduk semua orang merinding. Perasaan takut mulai merayap, seakan dewa kematian siap menarik mereka ke neraka.

Klek!

Pintu itu akhirnya tertutup rapat, meninggalkan mereka dalam kegelapan total. Sosok Crow lenyap dalam bayang-bayang.

"Aku memberi kalian lima detik untuk kembali ke lantai bawah," ancam gadis itu.

"Gadis kecil, kau pikir apa yang telah kau lakukan? Kau berani membunuh—"

ZRAAT!

Suara tebasan halus terdengar di tengah keheningan. Seketika, suara tubuh jatuh diikuti aliran darah yang mengucur.

Meskipun mereka tidak tahu apa yang baru saja terjadi, mereka sadar bahwa satu lagi dari mereka telah menjadi korban.

"Empat..." suara Crow kembali terdengar, mulai menghitung mundur.

Ketakutan mulai menguasai pikiran mereka, memicu berbagai reaksi. Ada yang marah, ada pula yang menjadi pengecut.

Mereka yang marah langsung menembak ke segala arah sambil berteriak keras, sementara para pengecut bergegas berlari menuju tangga.

ZRAAT! ZRAAT! ZRAAT!

Tebasan katana terdengar seperti hembusan angin sepoi-sepoi, mengubah suara teriakan menjadi rintihan kesakitan. Mereka yang tadi berisik kini terkapar tak bergerak di lorong yang dipenuhi genangan darah.

Crow berdiri diam di tengah pemandangan mengerikan itu. Tatapannya tajam menatap seseorang yang mengintipnya dari tangga.

Riccardo tersentak kaget, jiwanya terasa lepas dari raga saat mata gadis berkacamata itu menatap ke arahnya.

Dengan ketakutan yang luar biasa, pria itu segera berlari, menjauh dari puncak yang ingin ia rebut.

"Sial, dia monster..."

Kekalahannya kali ini benar-benar tidak terprediksi. Ia terlalu meremehkan lawannya hanya karena mengira gadis itu hanyalah manusia biasa.

Sama seperti Elliot, Riccardo menduga bahwa kekuatan Crow berasal dari sistem. Karena itu, sebelum membalas dendam, ia berniat mempelajari lebih lanjut apa yang sebenarnya dimiliki oleh gadis mengerikan itu.

1
Sean71
lanjut thor 😁😁😁
Excellent_098™
tumben up 3 ch sehari, semangat thor
Sean71
lanjut thor🙏🏻💪🏻💪🏻
Sean71
thanks thor dah double up hehe😅😅
Dadang Eliz
luka parah kok hanya.. nunggu modhar dl kali ya
Sean71
dah ganti cover nih,,,,, semoga bisa lebih semangat lagi up nya thor🙏🏻🙏🏻
Sean71
thor tumben up 1 bab nih
Dadang Eliz
wiiiiiih... kena kau... wkwkwkw
Sean71
tumben nih blum up, knapa ya thor🤔🤔
Sean71
thor lanjut, kepo ni mo tau bagian pas bencananya gimana tuh🤔🤔
Sean71
ceritanya bagus, pen tau nanti pas lawan zombie asli Sekar dapet kekuatan elemen kaga ya atau cuma sistem play store doang
Sean71
thor lanjut hehe
Excellent_098™
saran aja thor, lanjut aja cerita dmyth, udah banyak ch nya juga
Orpmy: nggak sabar nunggu Wira tebar benih lagi kah 🤭
total 1 replies
Excellent_098™
baru awal udah ngeri gini
Thaib X IPS 2
tolong ya jang berhenti di tengah jalan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!