NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berbagi cerita

Umar keluar dari rumah dengan tergesa-gesa, dia sangat khawatir dengan keadaan istrinya yang berada dirumah. Walau dia tahu jika istrinya akan aman bersama sang ibu.

Setelah dia mendapatkan obat dari apotik sesuai resep dari sepupunya, dia bergegas kembali ke rumahnya.

"Makan dulu ya nak, biar ummi yang menyuapi mu, biar sedikit saja". Bujuk Shofiyah kepada menantunya itu.

Shifa mengangguk karena tidak enak menolak apa yang diberikan mertuanya.

Shofiyah bergegas membantu sang menantu untuk duduk, agar lebih memudahkannya makan.

"Kamu jangan terlalu banyak pikiran nak, kamu bisa berbagi pada ummi jika kamu tidak keberatan". Shofiyah berucap sambil menyuapi makan sang menantu.

" Tidak apa kok ummi, hanya sakit biasa saja, tidak perlu khawatir". Ucapnya dengan sungkan.

"Apapun masalah kalian, kalian harus belajar menghadapi nya karena bagaimanapun kalian sudah menikah!! ". Nasehat Shofiyah kepada sang menantu.

" Ummi bisakah aku bertanya sesuatu?? Tanya nya dengan ragu.

"Tentu nak, apa itu??

"Bagaimana jika kita memiliki kekasih yang sangat kita cintai kemudian dinikahkan dengan orang lain karena orangtua kita lebih memilih orang lain?? ". Tanyanya dengan menunduk.

Shofiyah mengangguk mulai mengerti. " Kamu harus tau dan mengerti terlebih dahulu, apa alasan orangtuamu tidak menyukai kekasihmu dan menjodohkanmu dengan orang lain". Shofiyah berucap lembut agar menantunya mengerti.

Seperti firasatnya sebelumnya ternyata menantu pertamanya ini memiliki kisah yang sama dengannya, hanya saja dirinya langsung menerima keputusan orangtuanya sedangkan menantunya terpaksa.

"Kenapa seperti itu ummi?? Tanya Shifa dengan kening mengkerut.

" Kamu tahu nak, setiap orangtua terutama ayah kita ingin yang terbaik untuk anaknya terutama anak perempuannya. Kenapa?? Kamu tahu alasannya?? Tanya Shofiyah lembut.

Shifa menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu dan tidak mengerti.

"Karena kelak, ketika dia menikah dan dibawah oleh suaminya, dia akan mendapatkan keluarga baru yang belum tentu menyayanginya seperti kedua orangtuanya, seorang perempuan yang menikah akan menjadikan suaminya satu-satunya tumpuan dan perlindungan sebagai manusia bukan lagi keluarganya. Jadi sebagai seorang orangtua, dia hanya memilihkan lelaki yang baik untuk menjaga anaknya ketika dia bersama keluarga suaminya".

"Maksud ummi??

" Lelaki yang baik itu akan menjaga istrinya dari siapapun sesuai tanggung jawabnya, sekalipun harus bertentangan dengan keluarganya sebagai bentuk tanggung jawab telah menikahi anak perempuan orang. Tapi jika suami saja tidak bisa menentang keluarganya untuk melindungi istrinya bagaimana bisa seorang perempuan akan merasa terlindungi sedangkan dia jauh dari keluarganya??

"Aku mengerti ummi". Ucap Shifa menunduk.

" Dulu, ummi juga memiliki kekasih bahkan kami menjalin hubungan sejak ummi masih sekolah SMA kelas 1 hingga kuliah semester akhir, tapi takdir Allah memilihkan ummi dengan perantaraan orangtua ummi dan alhamdulillah, kami baik-baik saja sampai kini".

"Ummi memiliki kekasih selama itu?? Dan akhirnya tidak direstui?? Tanyanya dengan nada tak percaya.

" Itu benar nak, bukan karena lelaki itu tidak baik, tapi karena keadaan ummi yang berbeda dengannya". Shofiyah tersenyum melihat reaksi menantunya itu.

"Maksudnya?? Tanyanya dengan tidak mengerti.

" Apa kekasih ummi pengangguran atau bagaimana, ummu berbeda bagaimana??

" Kamu bisa melihat ummi bukan??, ummi mengenakan jilbab besar dan menutup aurat saat ummi kuliah semester akhir. Waktu itu kekasih ummi memiliki segalanya, dia mapan dan berpenghasilan baik dan juga keluarga intinya sangat menyayangi ummi tapi orangtua ummi tidak merestuinya".

"Ih kenapa bukannya itu bagus??". Serunya dengan heboh.

Shofiyah tersenyum kecil melihat reaksi anaknya itu.

" Dilihat dari manapun memang tidak ada salahnya, tapi dia memiliki kekukarangan yaitu tak akan bisa melindungi dan menjaga ummi dari keluarga besarnya nanti. Ummi yang notabennya memakai jilbab besar dan akan memakai cadar pasti akan memiliki banyak pertentangan dikeluarga yang kental dengan adat dan norma daerah, orangtua ummi tidak mau jika nanti kami menikah, jilbab serta yang ada pada ummi itu akan menjadi permasalahan dan perdebatan dikeluarga besarnya dan lelaki itu tak bisa membela ummi".

"Sebegitu penting kah itu ummi, ketika cinta yang sudah lama kita tanam malah tidak bertuan??

" Itu penting nak, ketika kita menikah cinta itu hanya 30 persen dari pernikahan, tapi komunikasi, kebersamaan dan rasa menghormati dan menghargailah yang menjadi tonggak utama dan yang paling penting adalah agamanya".

"Apakah seperti itu??

" Itu benar nak, pernikahan itu tidak mudah, tapi lebih tidak mudah lagi jika yang menjadi pasangan kita tidak bisa menjadi pemberi rasa aman, nyaman, dan tidak bisa memenuhi sandang dan papan kita, terlebih lagi ketenangan jiwa raga kita. Menikah itu tidak hanya tentang cinta karena cinta itu bisa memudar dengan tidak adanya rasa tanggungjawab dan perbuatan tidak baik". Shofiyah menjelaskan dengan rinci apa yang menjadi alasan utama ketika ayahnya menikahkannya.

"Terus maksud ummi dengan keluarganya??.

" Tentu saja itu berpengaruh nak, menikah itu kita harus siap dengan situasi lingkungan pasangan kita, jika keluarganya itu bisa menerima kita dengan baik tanpa cela itu bagus, tapi bagaimana dengan keluarga besarnya yang menjadi penentang dan suka ikut campur dan orang yang seharusnya menjadi tameng tidak bisa melindungi kita?? Bagaimana menurutmu dengan itu??

Shifa menunduk memahami penjelasan sang mertua. Apakah ini alasan utama sang ayah menentang keras hubungannya dengan kekasihnya dan lebih memilih Umar yang telah memiliki segalanya dan juga memiliki keluarga yang menyayanginya sepenuh hati??.

"Jika seperti itu, mengapa ummi memilihku sebagai pendamping hidup anak ummi, padahal aku bahkan tak memakai jilbab??

" Karena kamu pilihan anak ummi, anak ummi adalah anak laki-laki dan dia seorang pemimpin, dia akan bertanggungjawab penuh dengan apa yang dia pilih untuk dirinya". Shofiyah melebarkan senyumnya setelah mengatakan hal itu.

"Maksudnya bagaimana ummi?? Aku tidak mengerti??

" Ummi mendidik anak ummi menjadi lelaki bertanggungjawab dan akan menjalani resiko atas pilihannya dan kamu adalah pilihannya, tugas ummi hanya menyayangi kamu seperti anak sendiri bukan mengatur kalian dalam berumahtangga, karena itu adalah urusan kalian".

"Apa ummi tahu alasan Umar meminang ku??

" Ummi hanya tahu alasan utamanya adalah Umar telah bersentuhan denganmu karena insiden itu serta dia tahu jika keluarga kita saling mengenal sejak lama. Yang lainnya ummi tidak tahu, Kamu bisa bertanya kepadanya nanti".

"Iya ummi".

Shifa berusaha mencerna percakapan mereka tanpa merasa digurui oleh mertuanya. Dia baru menyadari jika mertuanya ini sangat bijaksana.

" Apa ummi tidak malu jika menantu ummi tidak memakai hijab apalagi cadar seperti ummi??

"Tidak nak, untuk apa malu, ummi juga dulu tak memakai hijab seperti mu, tapi hidayahlah membuat ummi memakainya bukan karena mendengar atau bahkan melihat orang lain. Terus mengapa ummi harus memaksakannya kepadamu??

" Terima kasih ummi, maafkan aku jika aku belum menjadi menantu yang baik untuk keluarga ummi". Ucap Shifa menunduk malu.

"Tidak perlu terburu-buru nak, kamu memiliki waktu yang cukup panjang untuk semua ini". Shofiyah mengelus kepala sang menantu.

Dia hanya bisa berharap rumah tangga yang dibina anaknya itu akan langgeng dan baik-baik saja.

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!