kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.
Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.
Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagaimana Kalau Kita Langsung Nikah Aja..??!
Paginya Gagah membawa Bintang ke rumah sakit, sambil membawa makanan buatan amah ,untuk mereka yang sedang menunggui Langit dirumah sakit. Wajah Bintang nampak segar tak pucat lagi dan nampaknya dia sangat bahagia.
Lucu memang saat di mobil keduanya bisa bercanda layaknya ayah dan anak, bahkan Bintang yang biasanya paling pendiam kini malah berceloteh seperti Senja. Namun ketika turun dari mobil, keduanya malah sama-sama memasang wajah datar dan dingin tak tersentuh. Hal itu membuat orang-orang yang melihat mereka akan merasa segan.
Merekapun tiba dikamar rawat Langit, Bintang langsung menghambur ke ibunya yang tengah duduk menyuapi Senja bubur ayam karena dia harus minum obat sementara Langit sedang diperiksa oleh dokternya. Senja nampak ogah-ogahan sehingga Bintang ikut membujuknya.
Bintang menceritakan banyak hal, hingga Senja sangat antusias mendengarnya, bahkan ia sampai tidak sadar bahwa bubur ayamnya telah tandas dan masuk kedalam perutnya. Kay senang Bintang sudah paham perannya sebagai kakak bagi Senja.
Kini giliran Gagah yang membujuk Langit untuk minum obat, kembali jurus jitu ia keluarkan sehingga Langit pun bersedia minum obatnya. Tadi anak itu sempat mengeluh dan merengek bilang sakit kepada Gagah dan akhirnya Gagah membujuknya agar mau minum obat.
Setelah Langit tidur sehabis minum obat, Senja pun sama ia juga tertidur dipangkuan ibunya. Bintang kini menyuapi ibunya makanan yang tadi dibawanya namun baru dua suapan Kay sudah menolaknya. Gagah pun mulai bertindak dengan sedikit ancaman maka Kay menuruti perintahnya. Gagah menggantikan Kay memangku Senja yang sudah terlelap dan Kay mulai makan bersama Bintang dan suster Nancy.
Kay merasa heran melihat Bintang yang dulu sangat anti terhadap sayuran malah sangat lahap menikmati hidangan yang ada. Dia senang melihat perubahan anaknya karena dengan demikian Kay tak akan khawatir lagi dengan masalah kesehatan Bintang yang biasanya sering mimisan dan agak susah BAB karena kurang serat.
" Sementara nanti biar Bintang kembali ikut saya pulang, jangan khawatirkan dia, kalau Senja juga sudah pulih biar dia pulang juga, saya gak keberatan jaga mereka di rumah" Kata Gagah.
" Tapi pak, jadwal meeting bapak gimana, kalau bapak jaga mereka terus pekerjaan bapak? " Tanya Kay.
" Jangan khawatir nanti meeting bisa via virtual, karena anak-anak tak akan merepotkan saya, banyak yang akan menemani mereka main dirumah.. " Jawab Gagah enteng.
Kay masih belum tau kalau anaknya dibawa Gagah kerumahnya bukan ke apartement. Sehingga dia mengira yang dimaksud Gagah banyak yang menemani tadi adalah amah dan ummi. Senja terbangun dan sempat mendengar perbincangan mereka.
Tingkah lucu Bintang yang tiba-tiba mengajak Gagah pulang membuat Kay mengernyit heran, kemudian Senja yang sudah terbangun malah ikut-ikutan apa yang abangnya lakukan. Gagah pun membawa keduanya pulang didampingi suster Nancy. Kebetulan tadi Gagah membawa mobilnya sendiri dan meninggalkan mobil Kay dirumahnya, sehingga dia tidak kesulitan membawa mereka pulang.
*****
Tiba di kediaman Gagah, Bintang dan Senja langsung berlarian masuk, Bintang mengajak Senja ke area bermain. Di mansion mewah Gagah memang ada tempat khusus untuk bermain seperti play ground.
Disana terdapat prosotan, ayunan, kolam bola dan masih banyak lagi mainan yang tersedia. Dulu tempat itu dibangun saat Gagah baru pindah ke Singapura. Ayahnya sengaja membuat tempat itu agar putranya tidak bosan jika dirumah, karena kedua orang tuanya sama-sama sibuk bekerja.
" Mohon perhatiannya semua, tolong tinggalkan dulu pekerjaan kalian, mohon temani dulu anak-anak itu bermain, ehmm.. Suster kalo suster lapar, boleh langsung saja ambil sendiri di tempatnya berikut makanan buat anak-anak ya, saya permisi mau keruang kerja dulu.. " Kata Gagah memberi perintah pada para pelayan dirumah itu.
Para pelayan sangat senang karena merasa mansion besar itu akan kembali ramai, mereka langsung ikut bermain bersama kedua anak yang ternyata sangat lincah dan aktif. Seolah keduanya lupa kalau sedang kurang enak badan.
Bintang ternyata cukup disiplin meski dia baru berusia lima tahun. Dia tau jadwal dia dan adiknya minum obat. Ketika waktunya tiba dia akan meminta kepada pekerja yang ada didekatnya untuk membawakan makanan beserta obatnya. Suster Nancy cukup kaget ketika Bintang meminta obat, dia tidak tau kalau anak itu sedang sakit juga.
Bintang sadar keterkejutan suster Nancy, jadi dia pun menjelaskannya dan meminta agar merahasiakannya dari ibunya. Kedua anak ini ternyata bukan hanya bermain, mereka memanfaatkan permainan itu sebagai sarana edukasi.
Para pekerja disana cukup kagum dengan kepandaian keduanya. Entah karena memang lelah atau efek obat mereka, kedua anak itu akhirnya terlelap di mini bed yang ada di ruangan itu sambil menikmati video tentang nama-nama hewan dalam bahasa Inggris. Tadi keduanya diskusi dan saling menghafal hingga akhirnya tertidur.
Gagah masuk keruangan itu, melihat kedua anak itu tertidur, dia meminta agar keduanya diberi selimut dan bantal, serta meminta para pelayannya untuk beristirahat dan makan siang dulu termasuk suster yang mengasuh anak-anak itu. Amah pun menggandeng suster Nancy yang terlihat agak canggung untuk ikut bersama mereka.
Gagah tersenyum memandang wajah polos kedua anak itu. Dia teringat dengan masa kecilnya ketika bermain di tempat itu. Dulu dia juga suka mengajak semua pelayannya bermain disana hingga ketiduran, hanya saja dia dulu suka tidur dimanapun dia berada bahkan pernah didalam kolam bola hingga semua orang panik dikiranya dia menghilang.
Iseng Gagah mengambil ponselnya dan mengirimkan foto kedua anak itu pada Kay.
[ coba tebak mereka ada dimana? ]
[Bapak bawa mereka kemana, waduh kalau main terus bisa bahaya pak!!!] balasan Kay ditambah emotikon wajah merah bertanduk.
[Tenang mereka tau kok waktunya bermain, belajar dan juga istirahat, buktinya mereka tertidur sendiri kan?? ]
Tak berapa lama Kay melakukan panggilan video, Gagah membawa ponselnya menjauh dan mengangkat panggilan Kay. Terlihat wajah kesal Kay karena Kay mengira anak-anak nya dibawa ke playground dan pasti akan menghabiskan banyak uang.
Bukannya Kay pelit, hanya dia merasa sungkan karena sudah dibayarkan biaya perawatan Langit di rumah sakit , sekarang malah direpotkan dengan membawa kedua anaknya yang lain bermain di play ground. Sementara jadwal pekerjaan pria itu lumayan padat hari ini.
" Hay sepertinya kau memang sedang naik darah ya, apa mungkin sedang pms sehingga hobby banget ngomel-ngomel... Mereka tidak mengganggu pekerjaanku dan semua meeting sudah selesai.... Jadi jangan ngomel lagi, fokus aja jagain Langit, biar aku jaga Bintang Senja "
Kata Gagah langsung mematikan sambungan telponnya. Dia tertawa sendiri membayangkan bagaimana kesalnya wanita itu dirumah sakit.
***********
Setelah tiga hari dirawat kini saatnya Langit kembali ke rumahnya. Kebetulan sekolahnya juga sedang libur panjang jadi tak perlu ijin tidak masuk lagi. Gagah menjemput Langit dirumah sakit dan langsung membawanya kerumah pribadinya. Kay sempat protes dan menolak namun Gagah mengatakan kalau mobil Kay dia taruh disana, jadi gak mungkin dia bawa dua mobil.
Dasarnya memang Langit anak yang aktif jadi dia tak peduli lagi dengan lukanya, dia pun berlarian menuju ruang bermain mengikuti kedua saudaranya. Ketiganya sangat antusias. Seperti biasa para pekerja disana akan langsung menghentikan aktivitasnya dan menemani ketiganya bermain agar tak ada yang cedera.
" Mulai sekarang kalian tinggal disini sementara waktu hingga Langit pulih, aku ingin mereka bermain dan belajar bersama disini. "
" Ga bisa gitu dong pak... Saya juga punya rumah, terus pekerjaan kita bagaimana?!! "
" Siapa yang bilang kamu tuna wisma, aku hanya ingin membuat Langit ikut senang seperti Bintang Senja sampai dia benar-benar sehat, untuk pekerjaan kan kamu aspri saya, sedangkan saya pemilik perusahaan, jadi kita kerja dari sini juga tak masalah kan.. "
" Pokoknya tetep ga bisa pak, apa kata orang, kita hanya partner kerja terus kenapa tinggal satu rumah coba?! "
" Ya mereka ga akan tau kalau kamu ga ngomong, karena itu silent jangan bilang siapa-siapa beres kan.. "
" Bapak ngeyel banget sih.... Kan ini bisa menjatuhkan reputasi bapak..!! "Ucap kay kesal sendiri
" Gini aja, kalau kamu takut dengan pandangan orang, bagaimana kalau kita langsung nikah aja? "
Mata Kay mendelik, dengan entengnya pria dihadapannya mengajaknya menikah. Seolah tak ada beban bahkan tanpa pikir panjang dia langsung mengatakan itu.
" Bapak sudah gila ya.. Kenapa seenaknya saja ngomong kaya gitu?! "
" Iya Kay, aku sudah gila dengan pesonamu. Aku gila dengan rasa sayangku pada ketiga anakmu. Aku gila dengan semua yang ada dan terkait dengan dirimu. Jangan dijawab sekarang aku ingin kau memikirkan ucapanku "
" Tapi pak.. "
" Tak ada tapi, sekarang kamu boleh istirahat anggap ini rumah masa depanmu.. " Ujar Gagah sambil berlalu dan sempat mengerling nakal menggoda Kay.
Kay merasa kesal namun juga kaget mendengar pernyataan yang keluar dari mulut pria itu. Memang jauh dari kata romantis, mana ada nembak perempuan dengan cara seperti itu. Tapi yah begitulah gaya Gagah, meskipun kaku tapi Kay bisa melihat ketulusan dari ucapannya. Diapun menghela nafasnya dan masuk kedalam mansion mewah itu. Dia berdiri termangu ditengah ruangan mengagumi gaya arsitek minimalis modern didalam mansion itu. Jujur dia bingung mau kemana karena dia belum tau seluk beluk didalam mansion itu.