NovelToon NovelToon
Misi Berdarah Di Akademi

Misi Berdarah Di Akademi

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Identitas Tersembunyi / Light Novel
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Garl4doR

Akademi Debocyle adalah akademi yang paling luas, bahkan luasnya hampir menyamai kota metropolitan. Akademi asrama yang sangat mewah bagaikan surga.

Tahun ini, berita-berita pembunuhan bertebaran dimana-mana. Korban-korban berjatuhan dan ketakutan di masyarakat pun menyebar dan membuat chaos di setiap sudut.

Dan di tahun ini, akademi Debocyle tempatnya anak berbakat kekuatan super disatukan, untuk pertama kalinya terjadi pembunuhan sadis.

Peringatan : Novel ini mengandung adegan kekerasan dan kebrutalan. Kebijakan pembaca diharapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garl4doR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Robot Penjaga

Langkah-langkah mereka bergema di koridor sempit yang dipenuhi reruntuhan dan dinding yang berlumut. Cahaya senter dari menjadi satu-satunya penerangan, menciptakan bayangan panjang yang menari di dinding. Mereka bergerak dengan hati-hati, menyadari bahwa tempat ini bisa saja menyimpan bahaya yang belum mereka ketahui.

Setelah melewati beberapa ruangan kosong, lorong berliku, dan tangga menurun kebawah yang panjang akhirnya mereka tiba di sebuah aula luas dengan langit-langit yang tinggi. Di tengahnya, berdiri sebuah struktur raksasa berbentuk melingkar dengan pola simbol-simbol asing yang berpendar samar dalam kegelapan. Portal itu tertanam di dalam bingkai logam hitam yang kokoh, seperti gerbang menuju dunia lain, tetapi saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda aktif.

"Ini… portal?" gumam Latania, memegang senapannya lebih erat. Matanya menyapu setiap sudut ruangan, mencari sesuatu yang mencurigakan.

"Sepertinya begitu," sahut Bu Ruby. "Tapi tidak aktif."

Shally, yang sejak tadi diam, melangkah lebih dekat. Tangannya terangkat, nyaris menyentuh permukaan logam portal sebelum Bu Ruby menghentikannya dengan tatapan tajam.

"Tunggu," kata Bu Ruby. "Kita belum tahu apa yang menyebabkan ini mati atau… siapa yang terakhir kali menggunakannya."

Vella mengerutkan kening dan berjongkok di dekat lingkaran simbol di lantai. "Ada energi di sini… tapi sangat lemah. Rasanya seperti sesuatu pernah menghisapnya habis."

Alvaro menatap portal itu tanpa ekspresi, tetapi pikirannya berpacu. Jika ini benar-benar portal, ke mana tujuannya? Dan mengapa ada di dalam penjara ini?

"Apapun itu," kata Alvaro akhirnya, "kita harus cari tahu apakah ini bisa diaktifkan. Bisa saja ini jalan keluar… atau mungkin petunjuk ke sesuatu yang lebih besar."

Mereka bertukar pandang, lalu mulai mengelilingi portal, mencari tanda-tanda mekanisme atau sesuatu yang bisa memberi petunjuk tentang kegunaannya.

Cahaya merah tiba-tiba menyala di sudut ruangan. Sebuah suara mekanis terdengar, berat dan bergema.

"Intrusi terdeteksi. Protokol eliminasi diaktifkan."

Dari balik bayangan, sebuah sosok raksasa melangkah maju. Robot itu hampir setinggi empat meter, tubuhnya dibungkus logam usang dengan goresan tajam di seluruh permukaannya—saksi bisu pertempuran yang telah dilaluinya. Matanya bersinar merah, penuh dengan kecerdasan buatan yang masih aktif.

"Unit keamanan aktif. Target terkunci."

Tanpa peringatan, lengannya yang berbentuk meriam bergetar, mengisi daya. ZZZTT! Semburan listrik melesat cepat ke arah mereka.

Bu Ruby bergerak lebih dulu. Aegis Dome! Sebuah perisai energi berbentuk kubah melindungi mereka, menahan listrik yang menyambar seperti petir.

“Bentuk pertahanan otomatis,” kata Alvaro sambil mencabut dual dagger-nya. Mata birunya berkilat tajam. “Kita buat dia menjadi rongsokan.”

Latania langsung mengokang senapannya. “Beres!” Deadeye Nova! Dengan presisi mematikan, ia menarik pelatuk, melepaskan tembakan sinar berakselerasi tinggi yang menembus sisi logam robot itu. DZZT! Sebagian armor bahunya pecah, tetapi tidak cukup untuk menghentikannya.

Robot itu berbalik ke arah Latania. Matanya berkedip, lalu—

BOOM! Ledakan energi melesat dari larasnya, menghantam dinding di belakang mereka.

“Cepat pecah formasi!” seru Bu Ruby.

Alvaro menghilang seketika dalam kilatan samar. Phantom Step! Ia bergerak transparan, menghindari deteksi robot. Dalam sekejap, ia sudah di sisi lawan.

Infernal Surge! Daggernya menyala dengan api, menyayat lutut robot dalam kilatan merah-oranye.

"Wow! Itu skill baru Al!" Seru Latania memuji tampak takjub.

Vella merentangkan tangannya. Abyysal Chains! Bayangan berkelebat, rantai gelap menjerat kaki robot, memperlambat gerakannya.

Shally melangkah ke tengah. Sanctuary Blessing! Aura suci menyelimuti timnya, meningkatkan refleks dan ketahanan mereka.

Robot itu tidak tinggal diam. Ia meretas sistemnya sendiri, membebaskan kakinya, lalu mengarahkan laras senapan energinya pada Vella.

"Target terkunci."

Tetapi sebelum sempat menembak—

Bullet Tempest! Latania melepaskan tembakan beruntun, membuat robot itu terguncang.

“Sekarang, Vella!” seru Alvaro.

Abyssal Bolt! Vella mengangkat tangannya, menembakkan semburan energi hitam langsung ke inti robot. BOOM! Ledakan gelap menyelimuti ruangan, membuat robot itu kehilangan keseimbangan.

Kesempatan terakhir.

Alvaro berlari cepat, melompat, lalu menancapkan kedua daggernya ke bagian kepala robot. Lightning Blade! Kilatan petir menjalar melalui bilah senjatanya, merusak sirkuit internal lawan.

ZZZZT!

Robot itu bergetar hebat, mata merahnya berkedip beberapa kali—lalu padam.

BRUGGGH!

Tubuh besarnya jatuh, tak bergerak lagi.

Hening.

Latania meniup ujung laras senapannya.

Shally menghela napas lega. “Kita menang.”

Vella menatap portal raksasa di belakang robot. “Kalau ada penjaga seperti ini… berarti ada sesuatu yang benar-benar penting di sini.”

Alvaro mengangguk, menatap portal yang masih tidak aktif. Jika ada rahasia besar di dalam penjara ini, maka mereka baru saja membuka jalannya.

Asap masih mengepul dari tubuh robot yang roboh. Namun, sebelum ada yang sempat menarik napas lega—

"Unit keamanan… rebooting."

Mata merah itu menyala lagi.

"Mode eliminasi… prioritas maksimum."

CLANK!

Tubuh logam yang seharusnya tak bergerak lagi kini bangkit dengan gerakan brutal. Retakan dan goresan akibat pertarungan sebelumnya tampak semakin dalam, tetapi itu tidak mengurangi ancamannya.

Dari dadanya, panel terbuka, memperlihatkan inti energi yang bersinar menyilaukan.

"Overload Mode diaktifkan."

Tiba-tiba, robot itu mengangkat lengannya dan—

BOOM!

Ledakan energi menghantam mereka, menghancurkan sebagian dinding di belakang. Gelombang kejutnya membuat mereka terpental ke segala arah.

Bu Ruby mengerang, lalu segera menancapkan tonfa-nya ke lantai untuk menahan diri. “Bersiap! Dia masih bisa bertarung!”

Robot itu mengamuk, bergerak lebih liar dari sebelumnya. Salah satu pukulannya menghantam lantai, menciptakan celah yang membelah ruangan. Tapi yang lebih buruk—

Hantaman itu juga mengenai portal raksasa yang ada di belakang mereka.

CRACK!

Retakan menyebar di permukaan portal yang tidak aktif. Cahaya aneh berkedip-kedip dari dalamnya.

Vella tersentak. “Tunggu—kalau dia menghantamnya lagi, portal itu bisa—”

Terlambat.

Robot mengangkat lengannya yang berat dan melepaskan tembakan listrik langsung ke portal yang sudah rapuh.

"Eliminasi total."

BOOOOM!!!

Ledakan luar biasa terjadi. Fragmen energi berhamburan ke segala arah, menghantam tubuh robot sendiri dan meledakkan sebagian torso logamnya. Tapi itu belum cukup untuk membuatnya jatuh.

Sementara itu, dampak dari portal yang hancur menciptakan efek aneh di udara. Distorsi ruang berputar liar, angin kencang menyedot ke arah bekas portal.

Latania memaki. “Sial, kita bisa tersedot kalau terlalu dekat!”

Alvaro memutar dual dagger-nya, matanya tajam mengamati situasi. “Kita harus menjatuhkan dia sebelum semuanya ambruk.”

Vella mengepalkan tangan. “Abyssal Chains!”

Rantai bayangan melesat, melilit kaki robot untuk menghentikan pergerakannya.

Latania menyeringai. “Kalau begitu, ayo kita habisi dia sekarang.”

"Bullet Tempest!"

Peluru bertubi-tubi melesat dengan daya hancur tinggi, menghantam titik-titik lemah robot. Bagian armor yang sudah retak semakin rusak, hingga memperlihatkan inti energi yang berkedip tidak stabil.

Alvaro melesat cepat, Lightning Blade menyelimuti daggernya. Ia melompat ke tubuh robot yang sudah goyah, lalu menusukkan daggernya tepat ke dalam retakan inti.

CRACK!

Sistem robot mendadak terguncang hebat. Lampu merah di matanya berkedip cepat, sebelum akhirnya—

BOOOM!!!

Ledakan besar mengguncang ruangan.

Pecahan logam beterbangan. Robot itu akhirnya jatuh, tak akan bangkit lagi.

Tapi ledakan itu juga memberikan efek fatal—seluruh tempat itu mulai runtuh.

Shally segera mengaktifkan Sanctuary Blessing, memperkuat pertahanan timnya dari reruntuhan.

Alvaro melihat sekeliling. “Kita harus keluar dari sini. Portal sudah hancur, tempat ini tidak bisa dipertahankan lebih lama lagi.”

Mereka berlima segera berlari menuju satu-satunya jalan keluar, meninggalkan sisa-sisa portal yang kini hanya menjadi puing-puing tak berguna.

Mereka terus berlari menaiki tangga, dengan guncangan hebat yang menggema dari bawah. Dinding di sekitar mereka bergetar, menandakan bahwa kehancuran belum berakhir. Suara gemuruh reruntuhan bercampur dengan desingan logam yang pecah, seolah menandakan kemarahan terakhir dari robot penjaga yang telah mereka hancurkan.

Di tengah kepanikan, Latania tiba-tiba tersandung. "Sial!" tubuhnya hampir terjerembab ke lantai yang berguncang. Namun, sebelum ia benar-benar jatuh, sebuah tangan sigap meraihnya.

Alvaro.

"Bangun! Kita harus terus bergerak."

Tanpa ragu, ia menarik Latania kembali berdiri. Gadis itu mengangguk cepat, menekan rasa sakit di kakinya, lalu kembali berlari bersama yang lain.

Lorong tangga itu panjang, namun untungnya cukup luas untuk mereka berlima berlari beriringan. Nafas mereka memburu, tetapi tak ada yang bisa berhenti sekarang—bukan saat sebagian tempat ini berada di ambang kehancuran.

Saat akhirnya mereka mencapai puncak, langkah-langkah mereka terhenti.

Dari ketinggian, mereka menyaksikan debu dan asap mengepul dari bawah, menyusul mereka dengan perlahan. Keruntuhan aula portal telah mencapai klimaksnya. Batu-batu besar berjatuhan, tiang-tiang penyangga patah satu per satu, dan suara gemuruh memenuhi udara.

Mereka hanya bisa diam, menyaksikan bagaimana tempat yang baru saja mereka tinggalkan berubah menjadi puing-puing.

Saat debu mulai mereda, Vella menghela napas, masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. "Jadi… hanya aula itu yang runtuh."

Shally mengangguk pelan. "Untungnya, kehancurannya tidak sampai ke atas."

1
jinnie_girl💜
huftttt, bacanya sedikit ngos ngosan😁😆 negri euhhhh
Garl4doR: Wkwk.. Selamat membaca kak😁
total 1 replies
jinnie_girl💜
oke, baca paragraf awal saja enak. tulisannya sangat bagus
Garl4doR: Terima kasih/Smile/ Kalau ada kurang juga bilang aja yaa/Joyful/
total 1 replies
Syari Andrian
next part
Garl4doR: Siap/Determined/ Terimakasih sudah baca :3
total 1 replies
Syari Andrian
menegangkn/Toasted/
Syari Andrian
sibuk nangkap orang. padahal situasi gentingnya malah gak ditangani. gimana sih ni orang/Curse//Curse//Curse/
Syari Andrian
dari banyak visual. cwe ini lumayan... terkesan lusuh tapi sesuatu/Blush/
Syari Andrian: yeah,😄😄
Garl4doR: Terima kasih, kalau ada "sesuatu" di sini, mungkin itu bukan sekadar tampilan tapi cerita di baliknya./Proud/

–Heather
total 2 replies
Syari Andrian
ternyata/Scream//Scream//Scream//Curse//Curse//Curse//Curse/
Syari Andrian: wkwkwk
Garl4doR: Nah loh, wkwk😁
total 2 replies
Syari Andrian
aku malah fokus sama pwrmasalah sebenarnya. hmmm

misteri? keqnya masih org dalam kan. hmmm
Garl4doR: Atau mungkin sesuatu yang lebih rumit?/Skull/
total 1 replies
Syari Andrian
pahlawan tanpa jasa.. hmmm

mumgkin katanya aja kebetulan, aslinya memang sengaja /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Syari Andrian: wkwkwkwkw gak habis fikri/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Syari Andrian: wkwkwkwk gak habis fikri/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
Syari Andrian
dari sini aku masih bingung karakter nya gimana.. Alvaro pendendam? sisi lain membela teman yang lemah, atau gimana?... hmm otak ku sakit mikirimnya/Scream//Scream//Scream//Scream/.....

ok next
Syari Andrian: hmmmm... keq kata orang bijak aja.. padahal sok gak peduli aslinya peduli....


pm..
Garl4doR: Hidup nggak sesederhana itu. Aku memang pendendam, tapi bukan berarti aku nggak punya hati. Ada orang yang pantas dihancurkan, ada juga yang berhak dilindungi.

-Al
total 2 replies
Syari Andrian
keqnya seru ini
Syari Andrian: aman.. kalau baca pasti like kok
Garl4doR: Seru di like gak seru kasih masukan, kak/Determined/
total 2 replies
Luna de queso🌙🧀
Dialog yang autentik memberikan kehidupan pada cerita.
Garl4doR: Baguslah kalau kamu suka :3 Trims buat apresiasinya ya :) stay tune untuk bab² selanjutnya/Grin/
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Aku terpukau dengan keindahan kata-kata yang kamu gunakan! 👏
Garl4doR: Terima kasih/Smile/ Author ini jadi semangat karena komen mu/Smirk/ Terus berkembang adalah prinsip mimin/Applaud/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!