NovelToon NovelToon
3 IMPIAN

3 IMPIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir / Chicklit
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Tiga gadis desa yang memiliki pemikiran sama, tidak mau menikah muda layaknya gadis desa pada umumnya. Mereka sepakat membuat rencana hidup untuk mengubah citra gadis desa yang hanya bisa masak, macak dan manak di usia muda, menjadi perempuan pintar, santun, dan mandiri.

Nayratih, dan Pratiwi terlahir dari keluarga berada, yang tak ingin anak mereka menikah muda. Kedua orang tua mereka sudah berencana menyekolahkan ke luar kota. Terlebih Nayratih dan Pratiwi dianugerahi otak encer, sehingga peluang untuk mewujudkan citra perempuan desa yang baru terbuka lebar.

Tapi tidak dengan, Mina, gadis manis ini tidak mendapat dukungan keluarga untuk sekolah lebih tinggi, cukup SMA saja, dan orang tuanya sudah menyiapkan calon suami untuk Mina.

Bagaimana perjuangan ketiga gadis itu mewujudkan rencana hidup yang mereka impikan? ikuti kisah mereka dalam novel ini.
Siapkan tisu maupun camilan.
Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DRAMA NYONYA BESAR

Tyas merenung, duduk di balkon kamar sembari membawa gelas berisi wine. Menatap langit malam, tak peduli dinginnya angin menjalar hingga ke tulang. Nafasnya tertahan, ingin menangis namun air mata rasanya sudah kering. Baru kali ini sang suami tidak tidur di sampingnya, bukan karena perjalanan bisnis, melainkan menemani Mina di rumah sakit.

Tadi pagi Mina menelpon ia pusing tak tertahan, dan mual tak tertahan. Ia pun menunjukkan sebuah testpack yang menunjukkan garis 2.

Hati Tyas berkecamuk, melihat kenyataan Madunya belum satu bulan sudah diberi buah hati. Tangannya gemetar ketika membuka pesan Mina tadi pagi. Sejauh ini memang gadis itu jujur sekali, tak pernah sekalipun menghubungi sang suami. Mungkin ia tahu posisinya hanya sebagai istri pembuat anak.

"Padahal dia berhubungan hanya seminggu sekali, kenapa bisa langsung jadi!" gumamnya sembari mengelap air mata. Segera memberi tahu sang suami, dan sejak itu sang suami belum kembali.

Pikiran Tyas penuh dengan kecurigaan. Tak bisa membayangkan sang suami berdekatan sepanjang hari, dengan tangan yang saling bertautan. Sungguh, Tyas tak kuat. Berkali-kali meyakinkan diri bahwa sang suami hanya mencintai dirinya. Dia di sana sebatas menjaga calon buah hatinya.

"Kok di luar, Sayang?" tanya Bastian heran melihat sang suami datang tepat jam 12 malam. Sontak Tyas berdiri dan langsung memeluk Bastian erat. Benar apa kata orang di luar sana, tidak ada hati wanita yang rela dimadu.

Sangat sakit.

Bastian membalas pelukan sang istri, sangat paham betapa kacaunya hati sang istri sejak pagi. "Yakinlah, hatiku cuma untuk kamu!"

Tyas menatap bastian penuh damba, ia memegang pipi sang suami lalu menciumnya mesra. Bastian hanya tersenyum melihat tingkah manja sang istri.

"Aku pulang!"

"Dia sama siapa?"

"Dia sudah membaik, banyak perawat."

"Kalau dia butuh sesuatu?" Bastian menggeleng.

"Dia bukan tipe manja. Aku di sana saja disuruh pulang ke kamu."

"Baik ya, sepertinya tidak ada bibit pelakor."

"Dia hanya butuh uang saja saat itu, Sayang. Makanya mau mengambil resiko seberat ini."

"Besok aku ke sana!"

"Silahkan. Besok aku ke kantor, kalau diizinkan pulang baru aku jemput." Tyas mengangguk.

Sang suami pamit mandi, Tyas hanya menatap punggung Bastian yang semakin menjauh. "Mungkinkah kamu akan seperti ini selamanya?"

"Sampai kapan kamu tidak tertarik dengan istri keduamu?"

Tyas menutup mata, menarik nafas dalam. Menata hati menerima kenyataan bahwa sang suami ternyata mendapatkan anak dari rahim perempuan lain, ya meskipun itu juga istri sahnya.

"Kenapa gak adil? Aku sudah sesabar itu menunggu lama, tapi tak kunjung hamil?" protesnya sembari mengelus perut. "Tapi maduku sangat mudah mendapatkannya," ucapnya getir.

Sepanjang malam Tyas tak bisa tidur, lengan sang suami masih mengalung di pinggangnya. "Sekarang kamu mimpi siapa? Apakah kamu bermimpi berlarian bersama anak-anak kamu?" Tyas menatap langit kamar, menggeser tangan sang suami. Ia menangis dalam diam, perasaan iri pada madunya amat besar.

Mina pun tidak bisa tidur, ia hanya diam sembari memegang perutnya. Masih datar, namun pikirannya penuh dengan tanya bagaimana kalau anak ini lahir nanti? Sanggup kah ia melepas darah dagingnya? Apakah ia tak diberi kesempatan meski hanya memberi asi?

"Maaf ya, Nak. Bukan karena ibu mau menelantarkan kamu, tapi demi kebaikan kamu juga, agar kamu tak kesusahan seperti ibu." Selepas mengobrol dengan sang bayi, barulah Mina bisa pulas tidur.

Mata Mina terbuka secara perlahan, terasa selang infus bergoyang, ternyata suster sedang mengecek aliran infus. "Pagi Sus!" ucap Mina dengan suara parau.

"Pagi, Nona Mina! Saya periksa dulu ya," ujar Suster ramah, mengukur tensi Mina dengan cekatan. Tak lama suster pamit keluar, di balik pintu sudah ada Bu Tyas.

Mima menghela nafas pendek, sepagi ini kenapa sudah datang? Khawatir? Oh tak mungkin, Mina tak mau Bu Tyas terlalu perhatian dengannya, imbalannya berat.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Bu Tyas mendekati ranjang Mina.

Mina memasang wajah tanpa ekspresi. "Sepertinya kamu tak suka dengan kehadiran saya. Apa kamu berharap kehadiran suami saya?"

Spontan Mina menoleh ke arah beliau dengan tatapan sinis. Bu Tyas pun tak kalah seram membalas tatapan Mina. "Kenapa? Tebakan saya benar? Ya gak pa-pas sih, kan dia suami kita. Wajar kalau kamu mengharap kehadirannya daripada saya."

"Bu Tyas terhormat, kalau kedatangan Anda hanya membuat suasana hati saya sedih, lebih baik Bu Tyas pulang saja. Kita menjaga hubungan baik selama ini. Kondisi seperti kita sekarang karena kesepakatan bersama. Tolong jangan dibuat runyam."

"Kenapa? Karena kamu takut mengganggu kehamilan kamu?"

"Biar tetap waras saja, Bu! Anak seusia saya seharusnya sibuk kuliah, ataupun jalan-jalan bersama teman. Bukan mengandung anak demi wanita lain."

"Tutup mulut kamu. Kamu sendiri yang datang ke saya, butuh uang. Jadi kamu yang menimbulkan kondisi seperti ini."

Mina jelas bingung, kenapa dirinya sekarang dipojokkan seperti ini. Oleng mungkin otaknya Bu Bos rese'. Mungkin sudah tersadar, ternyata punya madu itu meresahkan hati.

"Pintu di sana, Bu!" ujar Mina tak mau menatap Bu Bos, dan menunjukk saja ke arah pintu.

"Kurang ajar kamu sekarang, mentang-mentang sudah hamil. Merasa hebat begitu? Ingat saja, kamu hanya istri kedua, jangan pernah berpikir bisa hamil kamu mau menggeser posisi saya."

"Pintu di sana!"

"Jangan pernah merengek perhatian sama suami saya juga."

"Pintu di sana!"

"Heh!" kesal Bu Tyas tak ditanggapi Mina sama sekali. Beliau keluar dengan gondok, bahkan menutup pintu dengan kasar. Mina menghela nafas lega.

"Cukup sekali aku berhubungan dengan kamu dan keluarga kamu. Fuh, kalau sikapmu kayak gini, apa aku rela melepas anakku ke kamu, Bu Tyas!"

Ting sebuah pesan masuk, dari nomor tak dikenal, yang Mina paham siapa.

Tyas apakah ke sana? Kabari kondisimu.

Mina mengabaikan pesan itu. Ia memilih membuka room chat kepada Tiwi.

Wi, aku hamil.

Mina menunggu balasan pesan, namun tak juga dibalas hingga sore hari. Bahkan centang abu tak kunjung menjadi biru. Mina paham, Tiwi sedang marah, dan ia pun terpaksa membiarkan Tiwi bersikap seperti itu. Tak ada teman atau keluarga yang rela, sahabatnya dijadikan istri kedua dengan perjanjian yang sangat egois, menguntungkan pihak pertama. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tak akan pernah bisa kembali ke semula.

"Selamat siang, Bu Mina!" sapa dokter Reva, dokter kandungan yang menangani Mina. Beliau cantik dan energik, ramah lagi. "Sehat, Bu?" tanya Bu Reva sembari memeriksa Mina menggunakan stetoskop dan center kecil.

"Bu Mina sendirian saja?" Mina mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, hem kondisi ibu sudah stabil hanya saja Hb Bu Mina masih belum oke, masih 9. Untuk ibu hamil minimal HB itu 11, nanti saya resepkan obat penambah darah sekaligus anti mual. Sore ini Bu Mina boleh pulang."

"Terimakasih, Dok!"

"Sama-sama, jaga kesehatan dan selalu berpikir positif ya, Bu!"

,,

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!