Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salma 2
Salma menatap intens kearah Rini. Sorot matanya mengisyaratkan jika ia tak menyukai wanita itu, apalagi saat Gala lebih dekat dengannya.
Tangannya mengepal seolah ingin mendorongnya saat ia memeluk Gala putranya. Namun ia buru-buru menepis angannya untuk mendapatkan simpati dari sang kekasih Carlen. Bagaimanapun juga dimatanya ia adalah sosok wanita yang lembut, anggun, baik hati dan penyayang.
Tidak mungkin Salma merubah image tersebut di depan kekasihnya.
"Sayang dia siapa, kenapa Gala memanggilnya mamah?" tanya Salma menunjuk kearah Rini
"Dia istriku, namanya Rini tapi lebih tepatnya istri kontrak," Jawab Carlen
Senyumnya seketika mengembang saat pria itu menyebutnya hanya istri kontrak. Setidaknya ia masih ada kesempatan untuk mendekatinya lagi. Memperbaiki hubungan Mereka yang sempat merenggang. Namun melihat betapa lengketnya Gala dengan Rini membuat Ia tidak suka melihatnya.
"Jadi dia istri baru Carlen, baiklah mari kita lihat siapa yang lebih disayang olehnya dan memenangkan hatinya, apakah aku atau wanita itu. Tapi sepertinya tidak mungkin kau bisa meluluhkan hati Carlen yang sudah ia berikan padaku," gumam Salma
"Oh jadi dia istrimu?" jawab Salma berpaling menatap wajah kekasihnya
Carlen hanya mengangguk datar.
Kini giliran Rini yang diselimuti rasa penasaran saat melihat seorang wanita yang begitu dekat dengan suaminya. Meskipun sebenarnya ia tak ingin terlalu kepo dengannya namun tatapan mata tajam Salma yang menunjukkan kebencian kepadanya membuatnya merasa terusik.
"Siapa dia?" tanya Rini kepada Gala
"Dia itu wanita jahat yang mengaku-ngaku sebagai mamah ku, padahal ia tak pernah sayang padaku," jawab Gala
Seketika Netra Rini membulat mendengar jawaban Gala. Ia mengerti kenapa wanita itu menatapnya tajam.
"Oo, jadi dia kekasih Carlen, kalau begitu sebaiknya kita segera pergi dari sini. Kita tidak boleh mengganggu sepasang kekasih yang baru saja bertemu,_" ucap Rini
"Ok," jawab Gala begitu senang
Bocah itu langsung menggandeng lengan Rini diikuti oleh Caca. Saat ketiganya pergi, Maudy pun mengikuti mereka.
"Kenapa nenek ikut?" tanya Gala
"Nenek juga gak suka sama mamah kamu," jawab Maudy tersenyum tipis menatap wajah polos cucunya.
"Wah kita sama dong!" seru Gala kemudian mengajak sang nenek Tos.
Tentu saja hal itu membuat Rini tertawa melihatnya.
Berbeda dengan Salma yang terlihat murung mendengar percakapan mereka.
"Sepertinya aku sudah tidak di terima lagi di keluarga mu, bahkan anakku sendiri membenciku," ucap Salma gusar
"Sudah lah jangan terlalu diambil hati, lagipula mereka baru pertama kali melihat mu lagi setelah kau meninggalkannya, jadi wajar saja jika Gala dan ibu bersikap seperti itu," sahut Carlen
"Jadi menurutku menurutmu aku yang salah, karena sudah meninggalkan mereka sehingga membuat mereka begitu membenciku," Salma terlihat begitu emosi kali ini
"Ya tentu saja, jika aku jadi Gala akupun akan melakukan hal yang sama," sahut Carlen
"Jadi kamu juga menyalahkan aku?" tanya Salma
Carlen hanya terdiam membuat Salma merasa kesal dan harus menjelaskan alasannya meninggalkan mereka. Tentu saj ia tak mau di salahkan, dan berbalik menyalahkan Carlen yang sudah membuatnya hamil sebelum menikah.
"Asal kamu tahu Al, kenapa waktu itu aku meninggalkan kalian semua. Itu Karena aku belum siap punya anak. Karier ku sedang cemerlang, aku masih ingin menikmati hidupku, aku masih mau ingin bebas. Aku tahu itu salah karena sebagai ibu aku sudah menelantarkan anakku, ok aku minta maaf dan sekarang aku sudah kembali untuk memperbaiki semuanya. Kamu mau kan memaafkan aku?" Salma tampak menggenggam jemari Carlen begitu erat dengan tatapan penuh penyesalan
Wanita itu bahkan menangis tersedu-sedu saat Carlen tak kunjung memaafkannya.
"Iya iya aku maafin, yaudah diam jangan nangis lagi," ucap Carlen
Pria itu kemudian memeluknya untuk memenangkannya.
Sementara itu Rini memilih menghabiskan waktu bersama kedua buah hatinya di sebuah tempat bermain anak.
Melihat keduanya begitu senang saat bermain membuat rasa lelahnya menghilang.
Caca yang bermain flying fox tiba-tiba tergelincir dan hilang kendali. Rini yang begitu panik segera berlari untuk menyelamatkannya. Namun sayangnya Caca keburu jatuh. Beruntung seorang pria berhasil menangkapnya.
Rini segera berlari menghampiri pria itu.
"Terimakasih banyak, sudah menyelamatkan putriku," ucapnya sambil menundukkan kepalanya
Pria itu menatap lekat kearahnya.
"Mamah!" seru Caca membuat pria itu reflek menurunkannya.
"Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya Rini
Caca mengangguk pelan membuat Rini lega.
"Syukurlah," ucapnya kemudian memeluknya erat
"Sayang, kamu harus berterimakasih sama Om karena sudah menyelamatkan mu," ucap Rini
Caca pun menurut. Bocah tujuh tahun itu langsung menghampiri pria itu. Ia mencium punggung tangannya dN berterima kasih padanya.
"Terimakasih Om, sudah menolong ku," ucapnya
"Sama-sama, jawab pria itu berkaca-kaca,"
Sepertinya Caca melihat ekspresi wajah sedih pria itu, "Kenapa Om bersedih, aku gak papa kok," ucap Caca kemudian memberikan sapu tangannya kepada pria itu
"Terimakasih," jawab Pria itu buru-buru mengambil sapu tangan itu dan pergi
Namun Caca yang penasaran pun mengejarnya.
"Om tunggu!" serunya
Namun pria itu tak menoleh kearahnya dan terus berlari. Caca pun berhenti dan memegangi kepalanya.
"Kamu kenapa nak?" tanya Rini menyusulnya
"Caca pusing mah," ucap Caca
Rini pun menempelkan telapak tangannya di kening gadis itu.
Ia merasakan tubuh bocah itu begitu dingin.
"Yaudah kalau gitu kita pulang ya sayang, kamu harus istirahat!" jawab Rini
Mendengar Caca merasa pusing pria itu menghentikan langkahnya dan menoleh kearahnya.
Ia tak berkedip memperhatikan Rini yang menggendong Caca hingga keluar dari tempat bermain.
Setibanya di rumah Rini langsung membaringkan Caca di kamarnya dan menghubungi dokter.
Hanya menunggu sepuluh menit dokter yang merawat Caca pun datang untuk mengecek kondisinya.
"Caca hanya kecapean saja, jika dia istirahat cukup dan meminum obatnya dia pasti akan kembali pulih," ucap sang dokter
"Syukurlah," tandas Rini lega
"Kesehatan Caca mengalami kemajuan signifikan semenjak tinggal bersama anda, semoga saja ini sebuah kemajuan agar kondisinya semakin membaik,"
"Tentu, semoga Caca bisa segera sembuh, terimakasih banyak dok," jawab Rini kemudian mengantar sang dokter hingga ke depan pintu
Rini yang tampak lelah memilih untuk tidur bersama Caca agar bisa menjaganya. Namun Gala justru melarangnya. Dengan gayanya yang sok dewasa ia menyuruh Rini untuk beristirahat di kamarnya.
"Mamah jangan khawatir, biar aku yang menjaga adek Caca, mamah istirahat saja sama papah ya, jaga papah supaya cepat sembuh," tandasnya
Rini pun hanya mengangguk, dan segera keluar dari ruangan itu.
Saat Rini memasuki kamarnya, ia terkejut melihat Salma ada di kamarnya.
"Sorry, mulai hari ini kamar ini adalah milikku, silakan kamu tidur di kamar tamu satunya yang ada di belakang!" seru Salma dengan angkuhnya
Rini yang tak mau cari masalah segera mengambil tasnya dan bergegas keluar.
Rini tampak terkejut saat mengetahui kamar yang akan di tempati nya begitu kecil.
Salma tersenyum simpul saat melihat wajah kecewa Rini.
Namun senyumannya tak bertahan lama karena Maudy datang menghampiri mereka.
"Waduh, siapa yang menyuruhmu menempati kamar ini?" tanya Maudy
Reflek Rini langsung menunjuk kearah Salma.
"Itu karena aku tidak bisa tinggal di kamar yang sempit ibu, lagian Alen juga sudah setuju, kalau aku menempati kamar itu," ucap Salma berusaha membela diri
"Ok, kamu memang gak salah Salma, kamu boleh menempati kamar itu," jawab Maudy membuat Salma begitu senang dan berterimakasih kepadanya karena ia mendukungnya
"Dan kamu Ririn, sebagai menantu dan istri dari putraku memang kamu tak boleh tidur di kamar tamu itu, apalagi di sini. Sebagai seorang istri yang baik sudah seharusnya kamu tidur bersama suamimu agar kamu bisa melayaninya. Apalagi dia sedang sakit, jadi sekarang ayo kembali ke kamar Alen!" seru Maudy membuat Salma seketika ternganga
Wanita itu pun membawakan tas milik Rini dan menaruhnya di kamar Carlen.
"Sial, aku ingin menjauhkan dia dari Alen malah justru ia semakin dekat dengannya!" gerutu Salma