Kuyssss...... novel ke 6 nihhh. Sambil nunggu lanjutan keluarga Zandra. Semoga menghiburrr...
Seorang wanita yang terlahir dari keluarga Kaya Raya dan penuh kasih sayang, namun tak membuatnya menjadi wanita manja. Fia merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga Anderson dan ia jyga satu-satunya anak yang tidak mau di publikasikan.
Setelah di khianati oleh tunangannya, tak lantas membuatnya bersedih. Justru membuatnya bahagia, karena terlepas dari tali perjodohan yang di buat oleh nenek.
Selain mandiri, Fia pun mempunyai beberapa keahlian yang membuat seorang pria jatuh cinta padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Butik
"Dasar PA, ga ada sopan-sopannya ya lu sama orang yang mau interview lu." ucap Mia yang ingin sekali menyumpal mulutnya sejak tadi
"Hahahaha.... Sori sori, si mba nya duluan yang ngajak becanda tadi. Karena kayanya orangnya asyik, ya gue ajak becanda juga lahh." jawab Fia yang sudah tak tahan untuk tertawa.
" Perusahaan mana?" tanya Mia
"Gila dong, gue dapet panggilan di perusahaan PERWIRA anjaayyy" sorak Fia
"Emang pantes sih lu kalo sampe keterima di perusahaan ntu, secara lu tuh pinter mba sis." ucap Mia tak kalah senang
" Kalo gitu, kita harus cepet-cepet balik ke Indo geys." ucap Fia riang, ia pun mempercepat berkemasnya seraya bersenandung riang.
Mia pun hanya menggelengkan kepalanya, melihat Fia sebahagia itu.
______________________
Sedangkan di sebrang sana, Arkana yang mendengar percakapan Anna dan Fia pun akhirnya tertawa. Ia tak menyangka bila wanita kesayangannya, mempunyai selera humor juga. What? Wanita Kesayangannya? HAhahaha, benarkan?
Doni dan Anna yang memang menahan tawanya sejak tadi pun, akhirnya tak bisa menahannya. Walau mereka mendapat pemandangan langka, yaitu melihat Arkana tertawa selepas itu.
Hal itu tak di sia-siakan oleh Doni, ia merekamnya dan berniat kan mengirimkan vidio tersebut pada nyobes Kania.
"Aku sudah tak sabar bertemu dengannya besok." ucap Arkana seraya melangkah masuk ke dalam ruangannya.
Anna dan doni pun saling berpandangan dan tersenyum.
"Hari ini akan terasa cerah, secerah mentari." ucap Anna
"Kamu benar, seandainya setiap hari seperti ini. Hidupku sepertinya akan berumur panjang." jawab Doni yang jawab tawa oleh Anna.
Anna pun menyusul masuk ke dalam ruangan Arkana dan membacakan semua jadwalnya hari ini.
____________________
Karena Fia yang terus menerus mengatakan pada Will bila ia harus segera pulang. Yang tadinya jadwal kepulangannya nanti siang, pada akhirnya berubah menjadi saat ini.
Di sinilah sekarang mereka, di pesawat pribadi milik keluarganya. Fia yang bersemangat karena mendapat panggilan kerja, sampai menurut bila pulangnya menggunakan pesawat pribadi.
"Apa sih yang bikin kamu pengen cepat-cepat pulang?" tanya Will penasaran
"Besok aku ada panggilan interview kak." jawab Fia senang
"What?! Cuma karena dapet panggilan interview membuatmu mau menggunakan pesawat pribadi?" tanya Will terkejut
"Ishhh.... ini pengalaman pertama kak, Fia seneng banget." ucap Fia lagi
Will hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tak habis pikir dengan apa yang ada di kepala Fia. Sejak dulu, adiknya yang satu ini paling anti bila bepergian keluar negeri menggunakan pesawat pribadi. Dan apaa ini? hanya karena mendapat panggilan interview besok, ia semangat 45 menggunakan pesawat pribadi. What The Hell?
"Perusahaan apa yang memanggilmu?" Tanya Will seraya melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Perwira kak, hebatkan? Perusahaan besar itu memanggil Fia kak." jawab Fia bersemangat
"Ck... memangnya perusahaan milik papa kecil apa?" gerutu Will tak terima
"Ishhh... ga gitu kakakku yaang paling tampan. Kalo di perusahaan papa, aku pasti akan di perlakukan layaknya putri dari pemilik perusahaan. Tak mungkin papa akan membiarkan putri kesayangannya tersakiti oleh karyawannya, karena mereka kan ga tau siapa Fia. Dan pasti papa akan memberitahukan siapa Fia. Kalau seperti itu, Fia tidak akan bisa merasakan bagaimana rasanya jadi karyawan dong. Berbeda dengan perusahaan lain, mereka akan memperlakukan Fia seperti yang lainnya bukan? Karena mereka tidak tau identitas Fia yang sebenarnya." jawab Fia panjang lebar
Will dan Mia pun mengangguk membenarkan ucapan Fia. Intinya ia tidak mau bekerja karena ada nama keluarga di belakangnya.
Will yang melihat binar kebahagiaan di wajah Fia pun, akhirnya memilih membiarkan Fia. Biar nanti ia akan menyelidiki alasan kenapa adiknya bisa di panggil oleh perusahaan yang tak kalah besar dengan perusahaan keluarganya.
Akhirnya, mereka pun sampai di pukul 16.00 di waktu Indonesia. Mia yang langsung berpamitan pulang karena ternyata supir keluarganya sudah menunggu di depan bandara.
Begitupun dengan Will dan Fia, supir mereka sudah menunggu.
"Mang Asep, udah lama nunggu?" tanya Fia
"Gak juga neng, mamang baru 10 menit nunggu. Soalnya tadi macet di jalan neng." jawab supir Fia
Mang Asep pun segera mengambil koper milik Fia dan memasukkan ke dalam bagasi, begitupun koper milik Will.
Setelah selesai memasukkan koper, Mang Asep segera masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil tersebut.
"Nanti mampir ke butik mama bentar ya mang, saya mau cari baju." pinta Fia
"Kamu ga cape apa de?" tanya Will
Fia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan tersenyum.
"Dasar" Will pun mengacak rambut Fia dan terkekeh, ia pun merebahkan tubuhnya di pangkuan Fia dan menutup matanya. Fia hanya membiarkan dan mengusap sayang kepala kakaknya itu, sampai tak terasa William pun tertidur.
Setelah 35 menit, akhirnya mereka pun sampai di depan salah satu butik milik Viona. Fia dengan perlahan menurunkan kepala Will ke atas bantal yang memang tersedia di mobil.
"Tunggu bentar ya mang, Fia mau nyari baju dulu." ucap Fia pelan
"Siap neng" jawab mang Asep tak kalah pelan.
Fia pun keluar dan menutup pintunya dengan pelan. Ia lalu berjalan masuk ke dalam butik, di sana beberapa karyawan yang tau siapa Fia pun menunduk. Fia pun hanya membalasnya dengan tersenyum. Walau sekeras apapun ia menyembunyikan identitasnya, namun sang ibu tetap memberitahukan pada karyawannya. Tapi dengan syarat, hal ini tak bocor keluar.
"Non Fia mau nyari baju apa ?" tanya salah satu karyawan
" Baju formal mbak, buat interview " jawab Fia tersenyum
"Sebentar, saya ambilkan beberapa potong baju buat non Fia."
"Ga usah, tunjukin aja di mana? Biar saya yang ke sana pilih sendiri." Fia menahan karyawan ibunya yang hendak melangkah.
"Baik non, mari saya antar." Fia pun melangkah pelan mengikutinya, dengan mata yang melihat sekeliling.
"Di sini non, non Fia bisa pilih dan coba pakaian yang menurut nona cocok. Saya tinggal dulu ya non." Karyawan itu pun pergi setelah mendapat anggukan sebagai jawaban dari Fia.
Fia memang tidak suka di panggil nona, namun mamanya selalu mengingatkan bila dirinya tetap harus bisa menjaga nama baik keluarganya. Bila memang orang tersebut harus menghormatinya, maka biarkan. Tapi kita tetap tau batasan sopan santun pada seseorang, bukan bermaksud menyombongkan kedudukan. Karena tidak semua orang akan memperlakukan kita dengan baik, bila tidak di beri tahu.
Fia pun asyik memilih beberapa potong celana panjang dan baju atasan, ia tak mau memilih rok. Rasanya tidak akan leluasa dalm bergerak.
Saat asyik berjalan seraya memilah dan memilih, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.
"Awww... kamu kalo jalan liat ke depan dong, ga liat ni tas saya jatuh hah?!" ucap wanita yang tertabrak oleh Fia
Perasaan ia berjalan pelan dan kalau menabrak ga akan separah itu bukan? Fia pun mengalihkan pandangannya pada si wanita yang menegurnya.
Saat mereka saling berhadapan, si wanita yang tertabrak pun terkejut.
"Wahh... wah.... cewe kaya lo bisa juga masuk ke sini ya? Gimana sih cara kerja di butik ini? masa cewe miskin kaya lo bisa masuk?"
...****************...
Happy Reading
All💞💞