Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Selesai mandi dan berpakaian sedikit lebih rapi dari biasanya, Adam dan Aulia dengan tenang menunggu orang yang akan menjemput mereka. Hati keduanya berdebar debar karena mereka tidak tahu apa maksud Hendro di telepon.
“Sayang, kamu ga gelisah ?” tanya Aulia.
“Aku mencoba untuk tidak gelisah sayang, tolong jangan ajak aku bicara dulu,” jawab Adam.
“Iya, aku ngerti, kira kira kita mau di apain ya ?” tanya Aulia.
“Pikir positif aja, kali aja benar kita mau di kasih kerjaan...selain jadi model sih, aku ga mau istri ku jadi model,” jawab Adam.
“Iya, aku juga ga kepikiran mau jadi model, aku juga ga mau liat kamu jadi model, kalau aku baca baca, model adalah pintu masuk ke dalam dunia serba gemerlap yang berbahaya,” balas Aulia.
“Aku juga baca kayak gitu, lagian rasanya gimana gitu melihat istri ku di liatin banyak orang,” ujar Adam.
“Hehe ga rela ya aku di liatin banyak orang ?” tanya Aulia.
“Iya lah, kamu kan esklusif punya ku dan aku esklusif punya kamu,” jawab Adam tersenyum.
Aulia langsung merangkul lengan Adam dan merebahkan kepalanya ke pundak Adam yang kakinya tidak bisa berhenti bergerak karena grogi. Tiba tiba, “tok...tok,” mendengar pintu di ketuk, keduanya langsung berdiri dan berjalan ke pintu, Adam membuka pintunya, di balik pintu ada seorang pria bertubuh besar dan tinggi melebihi dirinya, berusia sekitar 50 tahunan, berwajah tegas dan nampak galak, berambut panjang di sisir kebelakang dan yang paling mengerikan ada codet di pipinya.
Di sebelah pria itu ada seorang wanita cantik berusia sekitar 40 tahunan, mengenakan blazer seperti karyawan kantoran yang nampak intelek dengan kacamata tipisnya. Pria itu menatap Adam dan Aulia yang mendadak membeku berdiri di balik pintu,
“Hmm Adam dan Aulia ?” tanya pria itu dengan suara parau.
“I..iya benar, bapak siapa ?” tanya Adam.
“Ah benar, nama saya Trisno Setiawan, saya adik paling bungsu dari Hendro Setiawan, di sebelah saya sekertaris saya Rosa, salam kenal Adam, Aulia,” ujar Trisno menjulurkan tangannya.
“I..iya, salam kenal om,” ujar Adam.
“Saya kesini karena di suruh menjemput kalian sama kakak, kakak kedua saya yang bernama Indra sedang di luar kota mengurus bisnisnya, dia juga akan senang bertemu dengan kalian,” ujar Trisno tersenyum.
Melihat senyum Trisno yang nampak mengerikan karena wajahnya yang seram, Aulia bersembunyi di belakang Adam,
“Bos, coba jangan senyum, anda menakuti mereka,” tegur Rosa.
“Ah...begitu ya, maaf ya haha,” ujar Trisno.
Setelah itu, Adam dan Aulia mengajak Trisno dan Rosa masuk ke dalam kamar mereka, langsung saja Trisno duduk bersila di lantai sedangkan Rosa tetap berdiri di belakangnya, Trisno mempersilahkan Adam dan Aulia duduk di depannya,
“Sebelumnya makasih ya, kata kakak ku kamu menolong dia ketika dia sedang menyetir sendiri dan melakukan inspeksi diam diam, kalau kamu tidak melompat ke depan mobilnya, dia akan menabrak motor, mata kakak ku sudah mulai ga beres, walau umurnya baru 53 tahun, dia kalau nyetir kadang suka kagetan karena mata nya, untung saja si Bagas duduk di belakang, dia langsung menyuruh kakak ku mengerem sebelum menabrak kamu,” ujar Trisno menggelengkan kepalanya sambil melipat tangan di dada.
“I..iya, sama sama, tapi kenapa om Hendro menyuruh om menjemput kita ? memang kita mau di bawa kemana ?” tanya Adam.
Trisno melihat wajah Adam dan Aulia yang nampak ketakutan, dia kembali tersenyum dan menjulurkan kepalanya.
“Tentu saja di tenggelamkan di laut,” ujarnya sambil tersenyum sinis.
Wajah Adam dan Aulia langsung pucat ketika melihat wajah Trisno tepat di depan mereka dan mendengar ucapannya.
“Haaah bos, jangan bercanda, katakan yang sebenarnya,” ujar Rosa sambil membetulkan kacamatanya.
“Buahahahaha...kalian benar benar lucu, maaf ya, aku hanya bercanda, aku di minta membawa kalian ke rumah ku untuk sementara, kebetulan rumah ku itu ada di dalam pantai wisata, ayo berangkat,” ujar Trisno.
“Dia beneran ga keliatan kayak orang bercanda waktu bilang mau menenggelamkan kita,” ujar Adam dan Aulia dalam hati.
“Ru..rumah om ?” tanya Aulia.
“Yap, rumah saya, oh tapi ga usah khawatir, rumah itu kosong kok, saya tinggal di tempat lain,” jawab Trisno.
“Ma...maksudnya ?” tanya Adam.
“Maksudnya kalian pakai saja rumah itu, tenang saja aku sudah siapkan dua orang untuk mengawal kalian,” jawab Trisno.
“Tu..tunggu dulu om, sebenarnya ada apa sih ini ? aku sama sekali ga ngerti om,” ujar Adam.
“Ros, jelasin deh sama mereka,” ujar Trisno kepada Rosa.
“Sudah saya tunggu dari tadi bos, baiklah, jadi begini, pertama tama saya mau memastikan sesuatu pada kalian berdua, untuk Adam, tolong katakan siapa nama ayah mu,” ujar Rosa.
“Nama papa ku ? Basuki Satrio, kenapa ya ?” tanya Adam.
“Ok, sekarang saya tanya kepada Aulia, siapa nama gadis mama mu ?” tanya Rosa.
“Um...nama gadis mama ? Mutiara Susilo,” jawab Aulia.
“Ok, berarti kalian masih keluarga ku ya, ternyata Adam anak kak Basuki dan Aulia anak kak Mutiara, ok ayo berangkat,” ujar Trisno bersiap berdiri.
“Sebentar bos, saya belum menjelaskan semuanya,” ujar Rosa.
“Ah benar, silahkan Ros,” ujar Trisno yang kembali duduk.
“Ke..keluarga ?” tanya Adam dan Aulia bingung.
Rosa menjelaskan silsilah keluarga besar, tujuh keluarga cabang dari keluarga besar memiliki nama belakang berawalan S karena mewakili tujuh anak pendiri keluarga. Adam dan Aulia yang mendengar penjelasan dari Rosa benar benar menjadi sangat kaget, karena mereka tidak tahu menahu siapa orang tua mereka sebenarnya.
“Dah ngerti, makanya kebetulan banget kan kamu menolong kakak ku,” ujar Trisno sambil memegang pundak Adam.
“I..iya, kebetulan,” ujar Adam.
“Tapi aku sama sekali ga menyangka, ternyata mama juga berasal dari ibukota,” ujar Aulia.
“Iya, aku sendiri baru tahu kalau papa ku dari ibukota,” balas Adam.
“Makanya kita rayakan pertemuan kita, yuk lah nanti keburu sore, sekalian kita makan siang dulu gimana ?” tanya Trisno.
“Um...tapi kata om Hendro, dia di suruh berhenti kerja,” ujar Aulia.
“Oh memang kamu kerja di mana ?” tanya Trisno.
“Di sebrang sih om, baru di terima tadi pagi, perusahaan alat alat berat (menyebut nama pt nya),” jawab Adam.
“Hmm sebagai apa di sana ?” tanya Trisno.
“Office boy om,” jawab Adam.
“Hah,” Trisno langsung berdiri, wajahnya nampak geram, dia menoleh melihat Rosa yang langsung menelpon, tak lama kemudian,
“Iya benar bos, dia baru di terima pagi ini menjadi ob, yang mewawancara dia si Teguh,” ujar Rosa.
“Ok, kesana dulu sebelum ke rumah, ayo berangkat,” balas Trisno.
Adam menoleh melihat Aulia di sebelahnya yang mengangkat kedua pundak nya, akhirnya keduanya keluar dari kamar bersama Trisno dan Rosa. Setelah di bawah, Adam dan Aulia kaget melihat ada mobil suv mewah terparkir di depan kos kosan, seorang pria berpakaian safari hitam membukakan pintu untuk Trisno dan Rosa, setelah keduanya naik,
“Ayo naik, ngapain bengong,” ujar Trisno.
“I..iya om,” balas Adam.
Adam menggandeng tangan Aulia, mereka langsung naik dan masuk ke dalam mobil, di dalam mereka duduk bersebrangan dengan Trisno dan Rosa karena interior mobil sudah di sesuaikan dengan keinginan pemilik. Setelah berjalan, Adam mendekatkan mulutnya ke telinga Aulia di sebelahnya,
“Kamu pernah naik mobil ini ?” tanya Adam berbisik.
“Enggak, liat sih pernah, tapi naik belum,” jawab Aulia berbisik.
“Eh sori nih, kalian beneran suami istri ?” tanya Trisno tiba tiba.
“I..iya benar om,” jawab Adam.
“Hmm kawin muda ya, kabur apa kebobolan ?” tanya Trisno.
“Enggak dua dua nya om,” jawab Adam.
“Yah yang penting legal kan ?” tanya Trisno.
“Iya om, ada bukti buku nikah kok,” jawab Adam.
“Ok sip, aku ga mau ada masalah aja,” balas Trisno.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di komplek ruko dan berhenti tepat di depan ruko gandeng tempat Adam melamar pekerjaan nya. Trisno turun bersama Rosa mengajak Adam dan Aulia. Begitu Trisno masuk ke dalam, resepsionis yang bernama Resti langsung berdiri,
“Selamat pagi direktur,” sapa nya sopan.
"Huh direktur ?" tanya Adam dan Aulia dalam hati.
“Ya pagi, saya masuk,” ujar Trisno.
“Silahkan pak,” balas Resti.
Mata Resti mengarah melihat Adam dan tersenyum namun ketika melihat Aulia yang di gandeng Adam, dia langsung menunduk dan duduk,
“Waduh, itu kan si ob baru ? kok dia bisa sama direktur ? trus yang cewe itu siapa ? bininya ? walah mana menang gue, bininya cakep banget,” ujar Resti dalam hati.
