Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3.
Sementara di ruang keluarga. Perla menangis tersedu-sedu sambil memeluk ibunya. “Bu, aku sudah berusaha bersikap baik pada Brielle. Aku ingin memiliki saudara perempuan, aku selalu memberikan yang terbaik padanya. Tapi…..aku tidak menyangka kalau dia tidak pernah menganggapku.”
“Ayah, ibu…..lebih baik aku meninggalkan keluarga Galasti. Meskipun sikap Brielle buruk tapi dia adalah putri kandung kalian dan aku hanya orang luar saja. Aku tidak pantas berada disini, ini bukan tempatku.” ujar Perla semakin tersedu-sedu. “Aku akan menemuinya dan memohon padanya sekarang.”
“Aku akan berlutut dan memohon pada Brielle agar dia tetap tinggal disini dan menggantikanku. Ayah….ibu…..aku ikhlas meninggalkan keluarga ini demi Brielle. Dia yang berhak berada dirumah ini dan bersama keluarga ini. Dia sudah menderita diluar sana selama bertahun-tahun…..biar aku saja yang pergi.”
Perla berbicara sambil menangis. Dia terlihat tulus dan baik hati, perkataannya membuat seluruh keluarga Galasti merasa tersentuh. Lalu ibunya pun berkata, “Jangan bicara seperti itu. Dimataku, kau adalah putri kesayanganku. Orang lain boleh meninggalkan keluarga Galasti, kecuali kau! Perla kau bagian keluarga ini selamanya.”
“Gadis brengsek itu tidak bisa dibandingkan denganmu! Sekalipun dia kembali ke keluarga ini, dia hanya membuat kekacauan di keluarga ini. Dia tidak cocok dengan kita! Gadis jahanam itu bahkan berani memukul orang tuanya sendiri! Dia keterlaluan dan kejam! Dia tidak pantas menjadi bagian keluarga Galasti.” teriak Bramasta marah.
“Kaulah satu-satunya putri keluarga Galasti. Brielle tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu. Perla, kau sangat baik hati. Kaulah malaikat kecil kami bukan Brielle! Kami hanya menginginkan adik perempuan yang baik sepertimu!” ujar Jordan menambahkan. Dia tersenyum lembut menatap Perla.
Perla merasa senang didalam hatinya, sambil menggigit bibir bawahnya dia berkata, “Tapi sebelum kakek meninggal, dia memberikan tiga puluh persen saham perusahaan pada Brielle. Bagaimana kalau dia menggunakan saham miliknya untuk mengacaukan perusahaan?”
Perla tidak akan membiarkan Brielle mendapatkan sepeserpun dari keluarga Galasti. Dia akan mengambil semua darinya karena harta kekayaan keluarga Galasti hanya miliknya. Mendengar perkataan Perla membuat Bramasta tertegun dan berkata, “Ya ada benarnya juga. Saham yang ada ditangannya bisa mendatangkan masalah.”
“Dia sudah memutuskan untuk meninggalkan keluarga Galasti, maka dia tidak berhak atas saham itu! Saham itu harus tetap menjadi milik keluarga Galasti. Dia tidak bisa memilikinya jika dia bukan anggota keluarga lagi!” ujar Bramasta. “Besok aku akan mengirimkan orang untuk mencarinya dan mengambil kembali saham di tangannya.”
Di waktu bersamaan, Brielle sudah tiba di hotel. Dia menyilangkan kedua lengan didepan dada sambil bersandar di tiang yang berada didepan pintu masuk hotel. Sebuah mobil Maybach berwarna hitam perlahan mendekat dan seorang pria berwajah tampan turun dari mobil dengan gerakan yang menawan.
Pria tampan itu memiliki tinggi badan sekitar 180cm. Bentuk tubuhnya sangat bagus dan kekar dengan bagian perut yang rata. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona. Wajahnya tampan, memiliki rahang tegas dan mata dingin serta aura yang kuat. Sepertinya dia bukan orang biasa.
Pria itu bernama Kaiden Faruch. Pemilik sekaligus pimpinan dari Faruch Group yang terkenal itu. Kaiden Faruch merupakan pria terkaya dan paling tampan di negara ini. Melihat kedatangan pria itu, Brielle pun langsung melangkah maju dan menghalangi jalan. Kaiden berhenti melangkah, tatapan tajam dan dinginnya terpaku pada Brielle.
“CEO Faruch, aku ingin membicarakan bisnis denganmu.” ucap Brielle mulai bicara. “Aku memiliki 30% saham perusahaan Galasti. Aku mau menjualnya padamu. Apakah anda tertarik?”
Dulunya keluarga Galasti merupakan keluarga terkaya di kota ini. Namun keluarga Galasti mengalami banyak tekanan semenjak Kaiden mengambil alih Faruch Group. Kekuatan pria ini tidak bisa dipandang remeh. Sejak dulu kedua keluarga itu bermusuhan dan selalu bersaing dalam bisnis.
Jika Kaiden memiliki 30% saham perusahaan Galasti, tinggal menunggu waktu yang tepat sebelum dia akan mengambil alih perusahaan itu. Brielle sudah menyelidiki pria didepannya ini dan dialah pilihan tepat untuk melawan keluarga Galasti. Dengan kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki Kaiden, dia bisa melakukan apapun.
Kaiden memasang ekspresi dingin diwajahnya, keningnya mengeryit mendengar perkataan Brielle. Dalam sekejap ekspresi wajahnya sedikit berubah, dia mulai memperhatikan Brielle dengan serius. Melihat tatapan pria itu yang meragukannya membuat Brielle langsung mengeluarkan kartu identitasnya dan menunjukkannya.
“Ijinkan aku memperkenalkan diri. Namaku Brielle Calista Galasti, putri kandung keluarga Galasti. Mungkin Tuan Faruch mengetahui kabar tentang Tuan Galen Galasti yang mewariskan 30% sahamnya kepada putri kandung keluarga Galasti sebelum dia meninggal dunia.”
Kaiden memperhatikan kartu pengenal milik Brielle sambil mendengarkannya bicara. Dia merasa tertarik dengan penawaran Brielle. Lalu dia pun berkata, “Ikuti aku!”
Brielle meengikuti Kaiden ke presidential suite yang berada di lantai teratas hotel itu. Begitu mereka sudah berada didalam kamar, Kaiden langsung bicara, “Berapa kau mau menjual 30% sahammu?”
Brielle menjawab sambil tersenyum, “50 miliar rupiah.”
Kaiden langsung terdiam, keterkejutan muncul di matanya. Dia menatap lurus pada Brielle untuk waktu yang lama. “Nona Brielle, apakah kau sadar apa yang kau katakan?”
Brielle berkata dengan percaya diri, “Aku sadar apa yang kukatakan barusan. Aku hanya menginginkan 50 miliar rupiah! Bagaimana menurutmu?”
Kaiden kembali mengeryitkan keningnya. “Sebaiknya kau pikirkan lagi sebelum kau bicara dan membuat keputusan. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu.”
“Aku serius. Aku tidak main-main denganmu, selama kau bersedia membeli sahamku maka aku akan segera mentransfer kepemilikan saham padamu kapan saja.” ucap Brielle tegas.
“Apa kau tahu berapa harga saham Galasti Group saat ini?” tanya Kaiden dengan suara rendah.
Brielle mengangguk serius, “Aku tahu, saham itu kemungkinan bernilai 500 miliar rupiah.”
Bagaimanapun juga keluarga Galasti dulunya adalah keluarga terkaya, jadi dia tahu kalau saham itu masih memiliki nilai tinggi di pasaran saat ini.
“Diperkirakan saat ini 30% saham itu bernilai 500 miliar rupiah. Sahammu yang 30% hanya kau jual seharga 50 miliar? Apa kau becanda?” Kaiden menatap Brielle sembari berpikir. Kedua alisnya mengerut memperhatikan ekspresi wajah gadis didepannya.
“Tuan Faruch, aku tidak sedang becanda denganmu. Aku hanya menginginkan 50 miliar rupiah dalam bentuk tunai. Tapi aku ingin menandatangani perjanjian denganmu jika kau bersedia membeli saham itu.” ujar Brielle. Bagaimanapun dia sudah memikirkan semuanya sebelum dia memutuskan menemui Kaiden.
“Keluarga Galasti pasti akan membalas dendam padaku. Mereka akan mencariku dan mencoba menyingkirkanku. Aku ingin kau melindungiku. Dan yang paling penting……” Brielle berhenti sejenak sebelum melanjutkan bicara, “Aku ingin melihat Galasti Group berganti kepemilikan dalam waktu setahun.”
“Meskipun keluarga Galasti bukan lagi keluarga terkaya di Kota Otis, tapi keluarga Galasti memiliki pendukung yang kuat. Di seluruh negara ini, hanya ada beberapa orang yang bisa membuat keluarga Galasti jatuh bangkrut!” Brielle melanjutkan.
“Aku tahu kau sangat ingin menghancurkan Galasti Group. Jika kau ingin menyerang dan mmebuat keluarga Galasti bangkrut, kau harus membayar banyak. Lagipula, kemenangan dan kekalahan tergantung pada kemampuan Tuan Faruch.” Brielle menarik napas dalam-dalam.