Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rival
#Bagi teman-teman yang sudah baca bab sebelumnya nanti baca ulang ya, soalnya semalam aku tambahin ceritanya, jadi biar bisa nyambung sama chapter ini.
#Btw Author lagi kurang enak badan udah 4 hari, minta doanya ya biar cepat sembuh. Makasih .
Rini terlihat begitu tegang menunggu kabar dari dokter. Carlen berusaha menghiburnya begitupun dengan Gala dan Maudy.
"Sabar ya nak, aku yakin Caca akan segera membaik," ucap Maudy
"Terimakasih Bu," jawab Rini
"Mamah jangan sedih," ucap Gala langsung mengusap air matanya
"Iya sayang, doain adek kamu segera membaik ya,"
"Baik Mah, Gala akan berdoa sama Tuhan semoga Caca segera sembuh," jawab Gala
Bocah itu langsung mengangkat tangannya dan mulai berdoa membuat semua orang memperhatikannya.
Sementara itu, Entah kenapa Salma merasa sedih saat melihat putri kandungnya pingsan di depannya.
Wajah pucat nya terus terngiang dalam benaknya membuat wanita itu tak berhenti menangis.
"Maafkan Mamah nak," ucapnya lirih
Suara derit pintu membuat ia buru-buru mengusap air matanya dan melihat siapa yang datang.
"Kenapa kamu nangis?" tanya Ricky menatapnya sinis
"Entahlah tiba-tiba aku sedih saja saat melihat kondisi Caca," jawab Salma
Wanita itu mengambil selembar tisu dan mengusap air matanya.
Sementara itu Ricky tertawa mendengar jawabannya.
"Wow, hebat sekali. Sepertinya naluri keibuan mu sudah mulai tumbuh, sayang sekali!" sahut Ricky
"Sudah 7 tahun aku membuangnya dan tidak pernah sekalipun mencari tahu tentangnya apalagi melihat wajahnya. Lalu untuk pertama kalinya aku melihatnya dia justru dalam keadaan kritis, bagaimana aku tidak sedih," jawab Salma
"Lupakan rasa sedihmu itu, sekarang ada tugas penting yang harus kamu lakukan," ucap Ricky
"Apa itu??"
"Aku yakin Widya tidak akan tinggal diam saat tahu hasil tes DNA Gala dan dirimu sama, wanita tua itu akan melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan mu dan membuat putrinya menjadi istri sah Carlen. Apalagi aku dengar dia sedang di lilit hutang. Aku mau kamu untuk menghabisinya," ucap Ricky
Ricky kemudian membisikan sesuatu kepada wanita itu.
"Ok, aku akan melakukannya," sahut Salma
"Sekarang sebaiknya kamu ganti baju dan siap-siap!"
"Apa kita akan mengeksekusinya sekarang?" tanya Salma
"Tentu saja, Aku yakin Widya akan ke rumah sakit untuk memberitahu Carlen sesuatu. Wanita licik itu pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan bukti-bukti jika Gala itu bukan putramu,"
"Tapi aku takut tidak bisa mengontrol diri saat melihat kondisi Caca," Salma berusaha menolak
"Dasar bodoh, meskipun dia putrimu kamu tidak perlu bersedih saat dia sekarat. Justru kamu harusnya senang karena jika dia mati maka tidak ada yang bisa menghalangi mu untuk menjadi Ibu Gala," jawab Ricky
"Kenapa kamu begitu kejam Ricky, dia tidak tahu apa-apa dan dia tak berdosa,"
"Memangnya kamu suci, lalu kenapa kamu dulu menukarnya dengan Gala??" tandas Ricky
Salma tiba-tiba terdiam, bagaimanapun ia merasa bersalah karena sudah menukar Caca dengan Gala dulu
Ricky pun segera mengambil pakaian dari lemari dan melemparkannya kepada Salma
"Cepat pakai, aku tunggu di mobil!" serunya.
Ricky segera bergegas keluar dari kamar Salma menuju ke mobilnya yang sudah terparkir di halaman.
Beberapa menit kemudian Salma keluar dan segera masuk kedalam mobil Ricky.
Tak bisa dipungkiri sebenarnya Salma begitu senang saat ia bisa tinggal kembali di kediaman Wibisono. Ia tak menyangka jika hasil tes DNA Gala dengannya bisa identik. Namun Caca tiba-tiba membuat suasana hatinya berubah sedih.
Ricky menyunggingkan senyum sinis saat melihat wanita itu duduk di sampingnya.
"Tersenyumlah karena setelah misi ini berhasil kamu akan menjadi menantu sah keluarga Wibisono," tandas Ricky
Salma hanya mengangguk, ekspresinya datar tak sumringah seperti biasanya.
"Kenapa kau tidak berterima kasih padaku" tanya Carlen dengan wajah sinis
"Memangnya apa yang sudah kamu lakukan untukku, sehingga aku harus berterima kasih padamu?" jawab Salma
"Kau pikir Gala adalah anak kandung kamu. Jangan bermimpi Salma. Kalau bukan aku yang merubah hasil tes DNA itu, mungkin sekarang kamu sudah diusir keluar dari rumah ini!" ucap Ricky
Salma hanya menghela nafas saat mendengar ucapan Ricky. Perempuan itu tidak menduga Jika kekasihnya akan berkata seperti itu.
"Terima kasih sayang, seperti katamu, kalau bukan karena dirimu aku pasti sudah terpuruk sekarang," ucap Salma
"Nah gitu dong, ini baru Salma yang aku kenal," jawab Ricky kemudian mengusap rambut panjang Salma
"Sekarang semua orang pasti sedang panik di rumah sakit, dan ini adalah momen yang tepat untuk menyingkirkan Widya, agar tidak menganggu kita lagi," imbuhnya
Salma hanya mengangguk.
#Rumah sakit tempat Caca di rawat
Caca masih terbaring di ruang perawatan VIP. Gadis kecil itu memerlukan donor darah, pasca operasi.
Karena darah Caca adalah golongan darah langka, maka hanya pihak keluarga yang bisa mendonorkan darah untuknya.
Rini pun menghubungi Hasan untuk memberitahu kondisi Caca. Ia berpikir jika golongan darah pria itu sama dengannya jadi ia bisa menyelamatkan putrinya.
*Tok, tok, tok!!
Semua orang tampak terkesiap saat mendengar suara pintu di ketuk.
Seorang pria hitam manis dengan wajah khas Timur Tengah tampak berdiri di depan pintu.
Rini pun segera bangun dari duduknya dan mengajaknya masuk.
Carlen tak berkedip saat melihat kedatangan pria itu.
"Jadi dia ayah Caca??" ucapnya dalam hati
Ia pun menarik Reynold ke belakang dan berbisik kepadanya.
"Siapa yang lebih tampan, aku atau pria itu," bisiknya sambil menunjuk kearah Hasan
Reynold langsung menunjuk kearah Hasan. Tentu saja hal itu membuat Carlen merasa kesal padanya.
"Sepertinya aku harus mencari assisten baru," gerutunya
Reynold hanya tersenyum mendengar ucapan sang atasan.
Sementara itu Hasan langsung menghampiri Caca. Pria itu mengusap kepala putrinya lalu mengecup keningnya.
"Bagaimana kondisinya?" tanyanya
"Sebenarnya operasi pengangkatan benjolan di otaknya sudah berhasil, hanya saja ia kritis karena kekurangan darah. Golongan darahnya langka dan pihak rumah sakit tidak punya stok. Golongan darahku juga berbeda dengannya, aku harap golongan darahmu sama dengannya," ucap Rini
"Memangnya apa golongan darahnya?" tanya Hasan
"B-," jawab Rin
"B-??" Hasan membelalakan matanya saat mendengar golongan darah sang putri
"Tapi golongan darahku B+," jawab Hasan seketika membuat Rini terkejut
"Bagaimana mungkin, darah Caca dan kamu beda, padahal harusnya jika ia tidak sama denganku pasti dia sama dengan mu atau sebaliknya," ucap Rini begitu kaget
"Itu bisa saja terjadi ibu," ucap seorang dokter tiba-tiba memasuki ruangan
"Bagaimana bisa??" jawab Rini
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi, coba saja tanyakan ke pihak kakek nenek, paman bibi atau anggota keluarga lain, pasti ada yang golongan darahnya sama dengannya," jawab dokter itu
"Ibuku juga berbeda golongan darahnya dok," jawab Rini
"Kalau begitu Ibu harus mencari di setiap rumah sakit," jawab sang dokter
Seketika Air mata Rini jatuh membasahi wajahnya. Wanita itu tak bisa lagi membendung kesedihannya.
Melihat itu Hasan berusaha untuk memeluknya. Namun dengan cepat Carlen menepis lengannya dan menarik Rini dalam pelukannya.
"Ingat kamu hanya ayah Caca, dan dia adalah istriku jadi jangan melebihi batas!" ucap Carlen
kamu seeh Rin....
pake acara mancing singa yang lagi tidur alhasil Rini langsung di terkam deeeh
Carlen langsung kepikiran ama perkataan Rini barusan
lihat aja tuuh, saat ini Carlen langsung mendadak ketakutan dengan analisa yang kamu berikan padanya
karena yang ada di kamar itu kan cuman mereka berdua aja seeeh
haaayoooo kamu emang mau ngapain ama Rini tuuuh Len....🤣🤣🤣
mana ada yang lupa jika udah menyangkut masalah gituan seeeh
itu kayaknya udah alami mengalir aja deeeh saat suasana udah mendukung 🤣🤭
sabar donk kek....
mungkin saat ini Carlen masih gak percaya aja karena barusan lamar Rini secara resmi di depan keluarga besar Wibisono gitu begitu juga yang dirasakan oleh Rini