NovelToon NovelToon
Pesona Janda Kembang

Pesona Janda Kembang

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:424.9k
Nilai: 4.6
Nama Author: nona manis

Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.

Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.

-------

Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.

Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.

Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.

Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.

Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ladies Night

Sisil tersenyum, bertemu dengan pelatih karatenya dulu sewaktu masih berada di SMA. Sayangnya karena ia menghajar kakak kelas yang hendak melecehkannya, dan membuat mamanya serangan jantung untuk pertama kalinya, Sisil memutuskan berhenti padahal tinggal sedikit lagi ia memakai sabuk hitam

Sejak saat itu Sisil tak mau lagi berhubungan dengan olah beladiri tersebut. Tak ada yang mengira, Sisil yang terlihat lemah lembut dan ceria adalah seorang yang jago karate.

"kamu bekerja di sini?" tanya Reifan

"iya kak...baru satu minggu...kakak sendiri sudah lama di ibukota?" tanya Sisil

"sejak peristiwa kamu menghajar Harlan itu, kakak pindah ke sini, karena mendapat tawaran mengajar di sekolah swasta di sini" Reifan terkekeh

"oh...iya kakak pesan apa?" tanya Sisil sampai hampir lupa dengan tugasnya

"ice moccachino satu, sama espresso one shoot satu ya" ucap Reifan

Sisil mwngerutkan dahinya, pelatihanya itu memesan dua minuman padahal ia hanya sendiri.

"yang satu untuk istriku Sil..." Reifan bisa mebaca raut wajah Sisil yang penuh tanda tanya

"oh...baiklah...tunggu sebentar, akan saya buatkan dulu kak" ucap Sisil kemudian meninggalkan meja Reifan

Selang sepuluh menit, Sisil telah kembali ke meja Reifan membawa pesanan Reifan. Dan ternyata Reifan tidak sendiri lagi, ia bersama wanita cantik yang membawa seorang anak laki-laki kira-kira berumur satu tahun.

"ini kak pesanan kakak" ucap Sisil sambil meletakkan pesanan Reifan

"oh....ya Sil kenalkan ini istriku Reina"

"halo kak...saya Sisil..." Sisil mengulurkan tangannya "Reina" dibalas oleh istri Reifan

"ini lho ma...Sisil yang pernah aku ceritakan..." ucap Reifan, Sisil mengernyit

"oh Sisil...ya....ya...aku ingat..." Reina terkekeh "Reifan hanya menceritakan anak didiknya yang paling cepat naik tingkat padahal tingkahnya lemah lembut, dan pernah menghajar anak laki-laki sampai babak belur" Reina tergelak, Sisil hanya tersenyum menanggapi ucapan Reina

"oh....ya...kamu masih sering latihan?" tanya Reifan

"ya sejak peristiwa itu kak...Sisil kapok latihan lagi..."

"kapan-kapan ke tempat kakak ya..." Reifan memberi kartu namanya pada Sisil "kita berlatih lagi, mengeejar ketertinggalan kamu, biar menyamai Reina"

Sisil menatap Reina "dia juga sama seperti kakak, pelatih karate juga" ucap Reifan

"baiklah kak" Sisil memasukkan kartu namanya ke dalam saku bajunya "silahkan dinikmati kak, Sisil tinggal dulu, masih banyak pekerjaan, kapan-kapan Sisil pasti main ke tempat kakak" ucap Sisil ramah kemudian meninggalkan meja Reifan.

Sisil bersyukur karena Reifan sudah lama meninggalkan kotanya. Ia hanya takut, orang-orang dari masa lalunya menemukannya secepat itu. Sisil hanya belum siap menghadapi orang-orang dari kota kelahirannya. Sisil tahu ia menjadi bahan tertawaab dan cemoohan di kotanya itu.

.

Satu bulan berlalu, Sisil sangat menikmati pekerjaannya walaupun hanya sebagai pelayan cafe, namu gaji yang ia terima cukup besar, melebihi gaji yang ia dapatkan ketika bekerja di hotel Anggrek.

Perlahan Sisil mulai bangkit dari keterpurukannya, orang-orang baru yang ia temui membuat ia sedikit demi sedikit melupakan statusnya, dan peristiwa-peristiwa kelam dalam hidupnya.

Namun untuk membuka hati pada seorang pria, Sisil belum memikirkannya. Meskipun banyak yang mendekatinya namun selalu Sisil abaikan. Baginya pria hanya akan menambah kesulitan dalam hidupnya.

Dan Sisilpun mulai mendatangi tempat latihan milik Reifan. Di sana ia mulai berlatih kembali, meskipun sedikit memaksakan dirinya namun hal itu membuat semangat hidupnya mulai kembali.

Bahkan Reifan memuji Sisil karena kemampuannya tak berkurang sedikitpun, membuat Reifan senang jerih payahnya selama melatih Sisil tidak sia-sia.

.

"ya...ampun Sil...itu kenapa tangan kamu biru-biru?" ucap Nadia saat Sisil sampai di apartemen milik Nadia

"biasa saja Nad" Sisil terkekeh

"kamu dipukuli sama orang? Ada orang yang mengganggumu? Siapa yang berani mengganggumi, sini aku suntik rabies..." gerutu Nadia

Sisil tergelak "ada-ada saja kamu ini, masak iya disuntik rabies..."

"Sisil aku serius...." Nadia membulatkan matanya agar sahabatnya itu mengerti kekawatirannya

"aku hanya melemaskan otot-ototku Nad...aku kembali berlatih karate, kali aja suatu saat aku direkrut oleh mafia" Sisil tergelak melihat ekspresi wajah Nadia yang terlihat menahan amarahnya

"kamu ini ya...." Nadia mendengus "eh...bentar lagi Febi ke sini" ucap Nadia

"tumben anak itu inget sama aku....kemarin-kemarin aku telepon tak pernah diangkat"

"sedang galau sepertinya..." Nadia mengedikkan bahunya.

Sisil mulai memasak makan malam untuk mereka sebelum kedatangan perusuh. Bagi mereka Febi itu seperti perusuh yang selalu saja mengganggu ketika mereka sedang bersenang-senang.

Sisil memasak banyak makanan, karena malam ini Febi akan menginap. Dua tahun lebih mereka tak bertemu, pasti banyak yang akan diceritakan oleh sahabatnya itu.

Pukul enam Sore Sisil telah selesai memasak, ia pun bergegas membersihkan dirinya. Seharian bekerja dan setelah pulang bekerja ia mampir tempat latihan dilanjut memasak membuat tubuhnya terasa lengket.

Saat telah selesai membersihkan dirinya Sisil keluar dari kamarnya dan

"Surprise.....!!" teriakan seseorang mengejutkan dirinya

"hah...Febi..." Sisil menghambur memeluk Febi "kamu semakin cantik saja Feb..." ucap Sisil memutar tubuh Febi. Febi yang dulu terlihat sedikit tomboy kini menjelma menjadi wanita feminim.

Mereka bertiga pun menuju meja makan, Nadia dan Febi sama-sama menyukai masakan Sisil. Mereka berdua makan dengan lahap terutama Febi seperti orang kelaparan yang sudah berhari-hari tidak makan.

"pelan-pelan Feb....masih banyak makanannya..."ucap Sisil terkikik

"maskanmu memang juara Sil....sudah dua tahun lebih aku menunggu saat-saat seperti ini" ucap Febi yang mulutnya masih penuh dengan makanan.

Sisil hanya tergelak, melihat tinglah lucu Febi yang tak pernah berubah jika sedang makan apalagi makan masakannya. Semua ia masukkan ke dalam mulut dan mengunyahnya dengan cepat.

Setelah acara makan malam selesai, mereka memutuskan untuk menonton film drama romantis yang baru tanyang di channel tv berbayar. Mereka bertiga sudah duduk manis di depan tv sambil memegang camilannya masing-masing.

"aduh...duh....jadi pengen dicium Gio..." ucap Febi saat di tv menanyangkan adegan ciuman panas, bahkan sudah saling meraba-raba.

"Gio siapa Feb?" tanya Sisil sambil memakan cemilannya

"pacar baruku Sil..." ucap Febi sambil mengunyah keripik kentangnya

"gimana? udah jadi jebol belum?" tanya Nadia yang kini tanpa filter seperti febi

"itu dia...aku sedang galau....pengen ngarasain yang katanya orang-orang surga dunia, tapi takut hamil" ucap Febi sambil menatap tv yang adegannya semakin panas

"kalau takut hamil ya...nggak usah Feb...gitu aja kok repot" ucap Sisil sekenanya

"Duh kamu itu yang udah jadi janda tapi masih perawan ya...nggak akan negerti" gerutu Febi

"pakai pengaman kalau memang kamu takut hamil" ucap Nadia karena dia seorang dokter yang tak ingin sahabatnya itu menyesal di kemudian hari

"kata Gio nggak enak Nad...enakan tanpa penghalang"

Sisil bingung mendengar percakapan kedua sahabatnya itu. Meski dia pintar namun pembahasan itu cukup membuatnya tak bisa berpikir. Sedangkan Febi berpikir dan sepertinya sedang menghitung sesuatu. Akhirnya sebuah senyuman terbit di wajahnya

"kenapa kamu Feb?" tanya Sisil yang heran dengan Febi

"ada deh....aku sudah tahu harus apa..." Sisil dan Nadia hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh sahabatnya itu.

.

.

.

B e r s a m b u n g

Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie...please like, komen dan votenya ya terima kasih sekebon jagung bestie...

1
Sri Ratmini
Luar biasa
Dea Dea
Buruk
pebri hastuti
Luar biasa
Ita rahmawati
ternyta blm sempet nikah
Ita rahmawati
baru baca tp kyknya bagus jd lanjuuuuttt
yusri sukiyatman
Luar biasa
Patrisia Seli
sisil ceroboh bikin tensi naik
Patrisia Seli
sisil yg bodoh
Ayudah
Ceritanya bagus Kak... marathon baca ini
Siti Nur M. Yahya
bagus 👍
Tika Panda
good
Kalsum
lanjut
Kalsum
dag dig dug
Kalsum
kasihan dery kenapa nadia gk mau kasi kesempat ke dua
Kalsum
sisil hamil
Kalsum
huuu seru dan tengang
Kalsum
jgn pisah nadia
Kalsum
waoooo dag dig dug
Kalsum
😃😃😃😃😃cemburu sm org udh g ada
Kalsum
ternyata erlan dan rara di balik semuanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!