"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Keesokan harinya..
Xavier dengan keadaan duduk menatap kosong ke depannya. Ia menunggu kebar dari ayahnya, ia hanya bisa pasrah dan menunggu.
Fikirannya kacau, di sisi lain ia memikirkan keadaan Zahra sekarang. Apa gadis itu baik baik saja, sudah makan, apa istirahatnya cukup, atau apa dia sedih sekarang.
Di sisi lain ia juga memikirkan pertemuan pertamanya dengan orang yang ia tunggu selama 5thn lamanya. Saat ini sosok itu sedang tertidur di hadapannya.
Flash back..
"Kakak fikir kamu akan melupakan wajah ku."ujar sosok itu.
"Gak mungkin aku lupa mukanya kak viren."gumam Xavier pelan.
"Hmm, kakak beneran kaget bangat denger kamu kecelakaan. Sudah satu minggu, kakak berada di indonesia."jelas pemuda bernama Viren itu.
"..."Xavier terdiam, ia kembali menintikkan air matanya. Mengingat awal kejadian kecelakaan itu terjadi.
"Kakak tau apa masalahnya, jangan terlalu banyak fikiran. Kakak yakin istri kamu baik baik aja sekarang."ujar Viren
"Ehhehh gimana kalau enggak kak, dia lagi hamil hiks gimana kalau nanti di-"
"Udah, katanya kamu percaya tuhan kamu selalu ada sama kamu. Dia bakalan bantu kamu dan jaga istri kamu di manapun dia."ujar Viren memeluk Xavier.
Ia benar benar ingin mengeratkan pelukan itu untuk melepas rindu, tapi ia tau keadaan Xavier sekarang sedang tidak baik baik saja. Viren takut hal itu akan melukai Xavier.
Flash off..
Xavier menintikkan air matanya. Ia kebingungan sekarang. Di lain sisi, ia bahagia sebab Viren datang dan kembali padanya.
Namun, di sisi lain lagi ia benar benar ketakutan serta sangat khawatir akan keadaan Zahra sekarang.
Sulit baginya menggabungkan dua emosi itu di saat yang sama. Xavier hanya pasrah dan terus meminta doa pada Allah agar menjaga istrinya di manapun dia berada.
Jika mau, xavier biasa saja menghubungi polisi namun, ia tau laporan hilangnya Zahra tidak akan di terima kalau belum mencapai 24 jam.
Dan jika mau, xavier akan turun tangan mencari keberadaan istrinya. Hanya saja dalam keadaan seperti ini rasanya sangat sulit.
Bergerak sedikit saja rasanya sangat sakit, bagaimana jika nanti dia pergi mencari Zahra dalam keadaan tubuh yang hampir saja remuk itu.
Beberapa jam kemudian..
***
***
Zahra tampak sedang berdiri di depan sebuah jendela. Gadis itu jelas memperlihatkan rasa khawatir di matanya.
Sejak semalam ia merasa begitu sangat khawatir, entah mengapa ia merasa Xavier sedang tidak baik baik saja.
"Kasi aku waktu, aku berharap selama aku gak ada di dekat kamu. Kamu baik baik aja mas."cicit Zahra menintikkan air matanya
"Entahlah, rasanya aneh. Aku ngerasa ada yang terjadi di luar sana"cicit Zahra
Cringgg
Suara lonceng berbunyi. Menandakan seseorang telah membuka pintu kamar dan masuk kesana. Hal itu tidak membuat Zahra menoleh
"Lagi, kamu gak makan sarapan. Bahkan gak minum susu yang udah di siapkan sama Maid?"suara pelan namun terkesan berat bertanya pada Zahra
Zahra tidak membalas apa apa bahkan tidak ada niatan untuk menoleh ke arah sosok itu.
"Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 bukankah sepatutnya makanan itu sudah habis sejak saat makanan itu tiba."
"Berapa kali harus kukatakan! Jika gak mau mikirin diri kamu. Setidaknya, kamu mikirin bayi yang ada di dalam kandungan kamu!"kesal sosok itu
"Lantas bagaimana dengan kamu?"tanya Zahra masih dalam keadaan membelakangi sosok itu.
"Bukannya semalam kamu janji bak-"tepat saat Zahra menoleh ia sontak menghentikan kalimatnya.
Bibirnya kini terasa kaku sekarang. Fikirannya semakin kacau balau, hanya satu kalimat yang keluar dari mulutnya
"Ma-mas Xavi.."gumamnya pelan menintikkan air matanya semakin deras.
...ΩΩΩΩΩΩ...